Berulangnya pembunuhan perempuan atas dasar kebencian oleh laki-laki di Sumatera Barat menjadi ironi bagi provinsi penganut sistem matrilineal terbesar di dunia ini.

Rektor Universitas Andalas memberhentikan dua mahasiswa fakultas kedokteran yang menjadi tersangka pelecehan seksual di kampus tersebut. Sanksi berat itu sudah melalui konsultasi dengan Kemendikbudristek.

Orangtua korban kasus kekerasan seksual di Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Padang, merasa kecewa atas dipulangkannya tersangka dari tahanan tanpa alasan yang kuat oleh Polda Sumbar.

Polres Pesisir Selatan tengah memburu para pelaku persekusi terhadap dua perempuan di sebuah kafe di Kecamatan Lengayang, Pesisir Selatan. Kasus sudah masuk tahap penyidikan.

Proses hukum kasus dugaan pelecehan seksual oleh dua sejoli mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Andalas dinilai lambat. Penanganan yang lambat ini pun dilaporkan ke Kompolnas.

WCC Nurani Perempuan menyebut ada relasi kuasa di balik kasus pelecehan atau kekerasan seksual di Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas. Perempuan pelaku dalam kasus ini dikendalikan oleh pacarnya.

Pihak kepolisian belum bisa memproses hukum dosen terduga pelaku pelecehan dan kekerasan seksual terhadap mahasiswa di Universitas Andalas karena belum ada laporan polisi dari korban.

Satgas PPKS Unand merekomendasikan sanksi berat kepada dosen yang diduga melakukan pelecehan dan kekerasan seksual kepada sedikitnya delapan mahasiswa. Rekomendasi diteruskan Unand ke Kemendikbudristek.