Kegiatan patroli dan sosialisasi pada masyarakat dilakukan untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan.

Setelah api melahap kawasan hutan Tele dan Pusuk Buhit Samosir, api muncul di hutan Tongging Karo, dan kawasan Sibaganding di Simalungun.

Secara klimatologis, beberapa wilayah di Sumatera Barat sedang memasuki puncak musim kemarau sehingga rentan terjadi kebakaran hutan dan lahan.

Hampir setiap tahun "Kompas" merekam kejadian karhutla di berbagai wilayah, khususnya di Sumatera, Kalimantan, dan Papua.

Sampai 9 Mei 2025, sebanyak 184 titik panas yang bisa memicu kebakaran hutan dan lahan atau karhutla terdeteksi di sejumlah wilayah di Indonesia.

Sepanjang Januari hingga April 2025, sebanyak 142 titik panas yang bisa memicu kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terdeteksi di berbagai wilayah di Indonesia.

Musim kemarau segera tiba dengan kondisi ”normal”, artinya sama dengan rata-rata iklim dalam 30 tahun.

Belum lagi bisa dipadamkan, kebakaran Los Angeles dikhawatirkan kembali membara dan meluas karena angin hingga 112 kilometer per jam datang.