Perusakan dan pencemaran Sungai Brantas sejak di kawasan hulu seolah menegaskan takdir atau nasib buruk kawasan hilir yakni Surabaya, ibu kota Jawa Timur, yang harus menerima konsekuensi bencana lingkungan.

Pemerintah Kota Surabaya menghentikan sementara operasional perahu penyeberangan atau tambangan hingga ada evaluasi menyeluruh atas transportasi sungai itu.

Kecelakaan perahu penyeberangan atau tambangan di Kali Surabaya yang mengakibatkan kematian seseorang harus diselidiki, sekaligus dicarikan solusi untuk memitigasi kecelakaan serupa.

Perahu tambangan yang membawa 13 penumpang tenggelam di Kali Surabaya. Satu orang masih dalam pencarian.

Hari Air pada 22 Maret perlu menjadi momentum peringatan terus-menerus bagi warga Surabaya, Jawa Timur, untuk merawat dan melestarikan peradaban sungai untuk keberlangsungan hidup.

Pegiat pelestarian lingkungan hidup di Jawa Timur berharap awal Ramadhan yang berdekatan dengan Hari Air menjadi momentum pantang pencemaran Bengawan Brantas, termasuk Kali Surabaya.

Warga Surabaya boleh bangga karena ibu kota Jawa Timur ini mendapat penghargaan sebagai kota dengan udara terbersih di Asia Tenggara. Namun, di sisi lain, pencemaran air dan tanah perlu mendapat perhatian dan penanganan.

Pandemi Covid-19 meningkatkan sampah, termasuk dari bekas produk kesehatan, yang kian mengancam kelestarian lingkungan dan sungai, terutama pemanfaatan air untuk kelangsungan kehidupan manusia.