Di Simulasi Pilkada 2024, KPU Gunakan Formulir C Plano dengan Desain Baru
Di Pilkada 2024, KPU menggunakan Formulir C Plano dengan desain baru yang bisa menghadirkan akurasi data.
Oleh
HIDAYAT SALAM
·4 menit baca
DEPOK, KOMPAS – Komisi Pemilihan Umum memulai simulasi pemungutan dan penghitungan suara pilkada serentak 2024 di Depok, Jawa Barat, Sabtu (7/9/2024), untuk mengukur efektivitas dan efisiensi kerja Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara atau KPPS.
Dengan mengacu pada hasil evaluasi pemungutan dan penghitungan suara Pemilu 2024 pada 14 Februari lalu, simulasi ini pun digelar dengan melaksanakan pemungutan kepala daerah di dua wilayah sekaligus, yakni wali kota dan gubernur. Selain itu, di simulasi ini juga digunakan Formulir C Plano dengan desain yang baru sehingga bisa menghadirkan akurasi data saat proses scanning atau capturing formulir tersebut ke dalam aplikasi Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) KPU.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Selanjutnya, KPU provinsi dan kabupaten/kota akan melanjutkan kegiatan simulasi ini di daerah masing-masing untuk menemukan berbagai permasalahan lain di tempat pemungutan suara (TPS).
Simulasi pemungutan dan penghitungan suara Pilkada 2024 yang digelar di Lapangan Sepak Bola Kukusan, Depok, ini melibatkan warga setempat. Acara ini turut dihadiri KPU provinsi dari seluruh Indonesia dan KPU kabupaten dan kota di Jawa Barat.
Kegiatan simulasi ini dimulai dengan kegiatan pemungutan suara yang dirancang dari pukul 08.00 hingga 13.00. Dalam simulasi ini juga terdapat adegan para petugas KPPS dengan mengenakan pakaian adat beserta tugasnya masing-masing. Para petugas KPPS itu menyiapkan surat suara, mengecek undangan yang diterima pemilih, hingga petugas yang berada di depan meja tinta untuk memberi penanda bahwa warga telah melakukan pemungutan suara.
Pemilihan wali kota dan gubernur
Simulasi pencoblosan di TPS ini dilakukan persis seperti Pemilu 2024. Warga setempat yang dilibatkan dalam kegiatan ini sebagai pemilih pun tampak antusias.
Seperti halnya pelaksanaan pemungutan suara, petugas KPPS memanggil nama para pemilih yang telah ada di daftar pemilih tetap (DPT). Warga yang dipanggil, seperti halnya pada pemungutan suara pada Pemilu 2024, diminta menunjukkan undangan mencoblos surat suara.
Di simulasi ini, petugas juga melakukan adegan ketika pemilih memperoleh surat suara rusak hingga surat suara itu dinyatakan tidak sah.
Setelah dipanggil oleh petugas, pemilih mendapatkan dua kertas suara, yakni berwarna pink untuk kertas suara pemilihan wali kota dan berwarna coklat untuk kertas suara pemilihan gubernur. Pemilih kemudian dipersilakan menuju bilik pemungutan suara untuk mencoblos surat suara yang diperoleh.
Di simulasi ini, petugas juga melakukan adegan ketika pemilih memperoleh surat suara rusak hingga surat suara itu dinyatakan tidak sah.
Ditemui seusai mengikuti simulasi, Ani Kursiah, warga Depok, mengaku diberi dua kertas surat suara untuk pemilihan wali kota dan pemilihan gubernur. Ia juga merasa tidak kesulitan mengikuti alur pencoblosan di TPS mulai dari registrasi hingga masuk ke bilik suara. ”Tadi lumayan antrenya lama. Saya tadi diberi dua kertas suara. Lumayan, lumayan gampang,” tutur Ani.
Anggota KPU, Idham Holik, menjelaskan, simulasi ini dibutuhkan salah satunya untuk penyempurnaan proses draf Peraturan KPU tentang Pemungutan dan Perhitungan Suara yang saat ini masih disusun. Hasil evaluasi dari simulasi ini akan disampaikan juga kepada DPR.
”Catatannya mungkin nanti malam kita baru ketahui. Dan, seperti yang pernah kami lakukan dalam Pemilu 2024 yang lalu, hasil simulasi kami presentasikan dalam rapat konsultasi di DPR,” ujar Idham.
Seperti halnya pada simulasi kali ini, Idham menyebutkan, di TPS terdapat 600 pemilih yang tercatat di DPT. Adapun Depok dipilih sebagai tempat simulasi karena KPU ingin mengetahui sejauh mana penyelenggara pemungutan suara di wilayah urban. Meski demikian, simulasi ini juga akan digelar di wilayah perdesaan yang dilaksanakan oleh KPU provinsi atau kabupaten/kota.
”Ada wilayah urban, ada wilayah perdesaan, dan ada banyak kategori lain. Karena kami menyelenggarakan kegiatan simulasi tidak hanya satu,” ucap Idham.
Meminimalkan masalah di TPS
Idham melanjutkan, simulasi bertujuan untuk mengetahui masalah yang ditemukan selama pemungutan dan penghitungan suara di TPS. Permasalahan yang ditemukan itu akan menjadi catatan untuk perbaikan pelaksanaan pemungutan suara Pilkada 2024 yang akan digelar serentak di 545 daerah pada 27 November mendatang.
”Karena kita mengetahui ada problem di dalam proses pemungutan dan penghitungan suara, maka itu bisa berujung pada sengketa hasil di Mahkamah Konstitusi. Oleh karena itu kami ingin meminimalkan ini,” ucap Idham.
Penggunaan Formulir C Plano sedikit berbeda dibandingkan Pemilu 2024. Dengan desain Formulir C Plano yang baru, petugas KPPS akan lebih mudah menggunakannya.
Simulasi pemungutan dan penghitungan suara Pilkada 2024 juga sudah berdasarkan pada hasil evaluasi Pemilu 2024 lalu. Beberapa hal yang menjadi catatan khusus selama Pemilu 2024 akan diperbaiki pada Pilkada 2024.
Idham mencontohkan, penggunaan Formulir C Plano sedikit berbeda dibandingkan Pemilu 2024. Dengan desain Formulir C Plano yang baru, petugas KPPS akan lebih mudah menggunakannya. Formulir ini juga akan menghadirkan akurasi data pada saat proses scanning atau capturing Formulir C Hasil Plano ke dalam aplikasi Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap).
”Pada kesempatan ini juga kami menggunakan formulir yang agak sedikit berbeda untuk memastikan formulir ini mudah digunakan oleh petugas KPPS,” katanya.
Selain itu, simulasi ini juga untuk mengukur efektivitas dan efisiensi kerja para petugas KPPS nantinya. Termasuk mengukur faktor kelelahan petugas KPPS yang akan berdampak pada tingkat akurasi. Namun, dengan kertas surat suara yang hanya dua, beban kerja petugas KPPS akan lebih ringan.
”Lewat simulasi ini, kami ingin mengetahui, sampai sejauh mana tingkat kelelahan petugas ketika surat suaranya hanya dua. Kemarin, kan, surat suara lima, tapi sekarang dua. Kalau dari sisi common sense kita, pengetahuan umum kita, tentunya beban pekerjaan untuk pemungutan suara di pilkada serentak nasional 2024 ini lebih ringan karena hanya dua surat suara maksimal,” tuturnya.
Idham melanjutkan, KPU juga akan menggelar simulasi pemungutan suara untuk daerah yang hanya terdapat calon tunggal. Berdasarkan data KPU, terdapat 41 daerah yang memiliki calon tunggal dan akan melawan kotak kosong.
Pemilihan lokasi simulasi pemungutan suara akan dilaksanakan di tempat daerah pilkada yang tidak terdapat calon tunggal. Alasannya, untuk tetap menjaga kerahasiaan.
”Karena salah satu prinsip itu, kan, rahasia. Jadi kita akan tempatkan tidak di tempat wilayah yang kotak kosong. Tapi kami akan laksanakan simulasi pemungutan suara kotak kosong,” kata Idham.