Safari Gibran, antara Transisi Pemerintahan dan Konsolidasi Politik
Selain untuk transisi pemerintahan, safari Gibran ke sejumlah kementerian juga dipandang untuk konsolidasi politik.
Menjelang waktu makan siang, kantor Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional kedatangan tamu khusus. Mobil putih yang ditumpangi wakil presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka berhenti di kantor yang berada di sekitar Blok M, Jakarta Selatan, Selasa (23/7/2024). Wakil Menteri ATR/Wakil Kepala BPN Raja Juli Antoni pun segera menyambut Gibran yang mengenakan kemeja biru muda, warna khasnya saat berkampanye.
Keduanya bergegas masuk dan menaiki tangga menuju ruangan Wakil Menteri ATR/Wakil Kepala BPN, tempat Raja Juli berkantor. Mereka berbincang empat mata secara tertutup selama sekitar satu jam. Seusai pertemuan, sejumlah pegawai Kementerian ATR/BPN tak melewatkan kesempatan itu untuk berfoto bersama sebelum Gibran meninggalkan kantor mereka.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
”Kami berbicang soal tantangan yang dihadapi Kementerian ATR/BPN saat ini dan update perkembangan politik terkini,” ujar Raja Juli saat dikonfirmasi, Sabtu (27/7/2024).
Baca juga: Saat Usulan ”Fit and Proper Test” bagi Calon Menteri Prabowo-Gibran Menarik Dipertimbangkan
Sekitar tiga bulan sebelum pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih pada 20 Oktober mendatang, Gibran mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Wali Kota Surakarta (Jawa Tengah). Prabowo Subianto, kandidat presiden yang didampingi Gibran di Pilpres 2024, tetap menjalankan tugasnya sebagai Menteri Pertahanan, membantu Presiden Joko Widodo yang merupakan ayah Gibran.
Sepekan setelah mengundurkan diri, selain bertandang ke Kantor Kementerian ATR/BPN untuk berbincang dengan Raja Juli, putra sulung Presiden Jokowi itu juga memantau uji coba program makan bergizi gratis di SD Negeri 02 dan SD Negeri 03, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Selasa (23/7/2024).
Pada hari berikutnya, Rabu (24/7/2024), safari Gibran berlanjut ke Kementerian Komunikasi dan Informatika. Kedatangan Gibran disambut oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Budi Arie Setiadi dan jajaran. Dalam pertemuan itu, mereka membahas berbagai isu strategis terkait perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia.
Beberapa hal yang dibicarakan di antaranya terkait langkah-langkah strategis untuk mempercepat transformasi digital di Indonesia, termasuk pengembangan infrastruktur digital dan peningkatan literasi digital masyarakat. Pembicaraan juga menyoal upaya peningkatan keamanan siber untuk melindungi data dan informasi penting dari ancaman siber.
Meski Gibran belum dilantik sebagai wapres secara resmi, Budi telah menyebutnya sebagai wapres.
Selain itu, keduanya membicarakan pengembangan ekonomi digital, termasuk dukungan terhadap usaha rintisan atau startup serta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan daya saing. Pertemuan juga membahas mengenai regulasi dan kebijakan yang mendukung inovasi teknologi serta perlindungan data pribadi.
Pada kesempatan itu, meski Gibran belum dilantik sebagai wapres secara resmi, Budi telah menyebutnya sebagai wapres. ”Pak Wapres ingin mendengarkan berbagai problematika di Kominfo dan mencari solusi serta terobosan,” ujar Budi yang juga Ketua Umum Sukarelawan Pro Jokowi (Projo).
Menurut Raja Juli dan Budi, kunjungan Gibran ke sejumlah menteri dan wakil menteri Kabinet Indonesia Maju dari pemerintahan Joko Widodo-Ma’ruf Amin merupakan hal positif. Kunjungan itu dapat menjalin sekaligus mengeratkan komunikasi antara menteri dengan wapres terpilih.
Selain itu, Wapres yang akan dilantik tiga bulan mendatang juga dapat mengetahui masalah dan tantangan yang dihadapi kementerian saat ini. Apalagi saat pertemuan mereka, Gibran sering bertanya dan mencatat hal-hal penting yang menjadi perhatian kementerian terkait.
Baca juga: Gerindra Keberatan Jatah Menteri Prabowo-Gibran Berbasis Kontribusi Suara Parpol
Namun, Raja Juli tidak mengetahui maksud dan tujuan spesifik dari kunjungan Gibran ke beberapa kementerian tersebut. Ia juga menyebutkan, ada kemungkinan kunjungan Gibran akan berlanjut ke kementerian lain. Tetapi belum tentu semua kementerian akan didatangi.
”Mungkin bila ada waktu, Mas Gibran mau sowan ke semua menteri. Bila tidak ada waktu, mungkin, sekali lagi mungkin, Mas Gibran akan sowan ke kementerian yang beliau memiliki concern atau perhatian khusus,” tutur Raja Juli.
Tiga pihak bergerak
Direktur Eksekutif Algoritma Research and Conculting Aditya Perdana menilai, safari wapres terpilih ke menteri dan wakil menteri merupakan hal baru dalam transisi pemerintahan. Sebab dalam periode sebelumnya ketika transisi pemerintahan antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Presiden Joko Widodo, komunikasi antartim presiden dan wapres terpilih dengan pemerintahan berjalan dilakukan oleh tim transisi.
Presiden terpilih hasil Pemilu 2014, Joko Widodo, membentuk tim transisi untuk menyiapkan peralihan pemerintahan 2014-2019 dengan pemerintahan Yudhoyono yang akan berakhir. Tim transisi itu terdiri dari Kepala Staf Tim Transisi, yaitu Rini Soemarno dan empat deputi. Keempatnya adalah Hasto Kristiyanto, Andi Widjajanto, Anies Baswedan, dan Akbar Faizal.
Safari wapres terpilih ke menteri dan wakil menteri merupakan hal baru dalam transisi pemerintahan.
Menurut Presiden Jokowi, kala itu, tugas tim transisi mempersiapkan hal-hal strategis terkait APBN 2015. Tim transisi juga bertugas mempersiapkan konsep kelembagaan pemerintahan, baik kantor kepresidenan maupun struktur kabinet.
Tim transisi juga bertugas menjabarkan visi dan misi secara lebih rinci dalam program dan kebijakan. ”Mempersiapkan program-program yang bisa dilaksanakan dan dipercepat, seperti kartu sehat dan kartu pintar,” kata Presiden Jokowi (Kompas, 5/8/2014).
Di era Prabowo-Gibran, kata Aditya, ada tiga pihak yang bergerak di masa transisi. Pertama, Prabowo yang ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo untuk menjadi representasi Presiden terpilih ketika menghadiri undangan dari negara lain. Prabowo juga dilibatkan oleh Presiden Jokowi dalam berbagai rapat kabinet. Bahkan, tempat duduk Prabowo bersebelahan dengan Presiden Jokowi.
Kedua, Gibran juga bergerak menemui langsung sejumlah menteri di Kabinet Indonesia Maju. Setidaknya sudah ada dua menteri/wamen yang ditemui, yakni Budi dan Raja Juli. Gibran bahkan meninjau uji coba makan bergizi gratis di Bogor dan Solo yang menjadi salah satu program unggulannya ketika berkampanye.
Baca juga: Kenestapaan Politik Kaum Muda
Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran juga turun langsung menemui sejumlah menteri. Tim yang terdiri dari orang dekat Prabowo itu di antaranya menemui Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk membahas RAPBN 2025. Bahkan, dua bulan berselang pertemuan itu, Presiden Jokowi mengangkat Bendahara Partai Gerindra Thomas Djiwandono sebagai wakil menteri keuangan.
Menurut Aditya, banyaknya pihak yang bergerak di masa transisi ini tak lepas dari jargon keberlanjutan yang digaungkan Prabowo-Gibran. Jargon ini juga didukung oleh Presiden Jokowi yang merupakan ayah Gibran sehingga memberikan banyak jalan agar Prabowo-Gibran mendapatkan akses seluas-luasnya ke kementerian. Bahkan, ada rasa sungkan dari pejabat kementerian kepada Gibran karena masih merupakan anak dari Presiden.
”Pertemuan-pertemuan ini bahkan bisa menjadi asesmen untuk mempertimbangkan menteri terkait akan dipilih lagi di pemerintahannya atau tidak,” tutur Aditya.
Ia memperkirakan, tidak semua kementerian/lembaga akan didatangi Gibran. Sebab, ada beberapa sektor yang kemungkinan kecil akan dijangkau Gibran, salah satunya kementerian pertahanan. Safari kemungkinan hanya di kementerian sektor ekonomi dan sosial untuk memperlancar implementasi janji-janji kampanye.
Di sisi lain, kata Aditya, safari Gibran juga merupakan bagian untuk cepat beradaptasi dengan masalah nasional. Sebab, Gibran berangkat dari lingkup pemerintahan kota yang skala isunya jauh lebih kecil dari yang akan dihadapi setelah dilantik pada 20 Oktober mendatang.
Jika nantinya safari Gibran tak berlanjut ke kementerian lain, artinya pertemuan dengan Budi dan Raja Juli merupakan bagian dari konsolidasi lingkaran dekat Presiden Jokowi.
Terkait konsolidasi politik
Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menambahkan, pertemuan Gibran dengan Raja Juli dan Budi tak bisa dilepaskan dari kepentingan konsolidasi politik. Sebab, kedua menteri dan wamen itu merupakan tokoh politik yang dekat dengan Presiden Jokowi. Budi merupakan Ketum Projo, sedangkan Raja Juli merupakan Sekjen Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Jika nantinya safari Gibran tak berlanjut ke kementerian lain, artinya pertemuan dengan Budi dan Raja Juli merupakan bagian dari konsolidasi lingkaran dekat Presiden Jokowi. Pertemuan lebih banyak berdampak pada pilihan politik Gibran ketika telah dilantik sebagai wapres. Apalagi Projo dulu sempat berwacana untuk melebur dengan PSI,” kata Umam.
”Kalau memang safari Gibran untuk konsolidasi pemerintahan baru, seharusnya safari dilanjutkan ke menteri-menteri lain, terutama dari koalisi. Tapi kalau berhenti di lingkaran dekat Jokowi, tampaknya belum mengarah dalam konteks pemerintahan baru,” tutur Umam.