Ketua KPU: Informasi Peretasan Data Pemilih Masih Ditelusuri
Ketua KPU Hasyim Asy’ari mengatakan, tim dari KPU, BSSN, Cyber Crime Polri, BIN, dan Kemenkominfo sedang memastikan kebenaran informasi mengenai kebocoran data pemilih. Perkembangan selanjutnya akan diinformasikan.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Komisi Pemilihan Umum masih memastikan kebenaran informasi mengenai peretasan terhadap data pemilih. Tim dari KPU bekerja sama dengan tim dari Badan Siber dan Sandi Negara, Cyber Crime Kepolisian Negara Republik Indonesia, Badan Intelijen Negara, serta Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk memeriksanya.
Terkait dengan data pemilih, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asy’ari menyatakan laman daftar pemilih tetap di dptonline.kpu.go.id masih dapat diakses dengan menggunakan nomor induk kependudukan.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
”Kami di KPU baru mengetahui informasi tersebut melalui berita yang muncul di berita online bahwa ada pihak yang menyampaikan ke publik bahwa sistem informasi KPU, terutama data pemilih, kabarnya di-hack (diretas) dan kemudian datanya diambil dan dijual,” kata Hasyim di Jakarta, Rabu (29/11/2023).
Hasyim mengatakan hal tersebut saat menjawab pertanyaan awak media seusai menghadiri acara Penyerahan secara Digital Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Buku Daftar Alokasi Transfer ke Daerah (TKD) Tahun Anggaran 2024 di Istana Negara, Jakarta.
Menurut Hasyim, KPU masih memastikan apakah informasi itu benar atau tidak. KPU bekerja sama dengan tim yang selama ini sudah ada, yaitu tim dari KPU, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Cyber Crime Polri, Badan Intelijen Negara (BIN) serta Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo). ”Tim sedang bekerja untuk memastikan kebenaran informasi tersebut,” ujarnya.
Saat ditanya apakah KPU sudah melaporkan hal ini ke Polri, Hasyim mengatakan, di dalam tim yang menangani teknologi informasi di KPU sudah ada tim dari siber Polri. ”Nanti kalau indikasi-indikasinya sudah jelas, tentu ada tindakan-tindakan lanjutan. Tetapi, yang paling penting sekarang sedang diperiksa, sedang dicek, sedang dilacak kebenaran informasi tersebut,” kata Hasyim.
Menurut Hasyim, mulai kemarin sore, begitu informasi beredar, tim segera bergerak memeriksa untuk menelusurinya.
Sehubungan pertanyaan apakah dapat dipastikan data pemilih aman, Hasyim menjawab, apabila dicek, laman dptonline.kpu.go.id masih dapat diakses lewat nomor induk kependudukan masing-masing. ”Intinya informasi itu masih bisa diakses sampai sekarang,” ujarnya.
Menurut Hasyim, mulai kemarin sore, begitu informasi beredar, tim segera bergerak memeriksa untuk menelusurinya. ”Nanti kalau ada perkembangan lebih lanjut, tentu akan kami informasikan,” katanya.
Hasyim menambahkan, gugus tugas yang di dalamnya ada tim dari KPU, BSSN, Cyber Crime Polri, Kemenkominfo, dan BIN sejak awal bekerja untuk bersama-sama mengamankan sistem informasi yang digunakan untuk kepemiluan.
Secara terpisah, Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi saat ditanya terkait kabar data pemilih yang bocor menyebutkan hal itu sedang diselidiki bersama. ”Diselidiki oleh kita bersama semua unsur. Penjelasan resminya dari Pak Ketua KPU,” ujarnya.
Menurut Budi, Kemenkominfo terus menelusuri hal tersebut. ”Saya sudah menugaskan Direktur Jenderal Aptika (Aplikasi Informatika) untuk melakukan penelitian, penyebabnya, apa sebabnya, dan bagaimana mengantisipasinya,” katanya.
Budi pun menjawab ketika ditanya lebih lanjut apakah benar ada data dijual. ”Kalau (soal) itu (silakan tanya) ke Pak KPU, kan. Dia bilang sih, tadi dia bilang ke saya, datanya diambil, data pemilih. Itu kita koordinasi dulu dengan BSSN, dengan KPU, untuk terus mengantisipasi soal keamanan IT KPU,” ujarnya.
Soal target penyelesaian permasalahan ini, Budi menyebut secepatnya. ”Secepatnya, secepatnya. Ini, kan, baru tadi pagi. Ya, secepatnya kita bereskan,” kata Budi.