Gerindra: Parpol Selain PDI-P Sepakat Usung Gusti Bhre di Pilkada Surakarta 2024
Gerindra mengklaim enam parpol selain PDI-P sepakat mengusung Gusti Bhre. Pembahasan soal wakil bisa jadi ganjalan.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Partai Gerindra mengklaim, gabungan partai politik selain PDI-P sepakat mengusung Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Mangkunegara X sebagai calon Wali Kota Surakarta. Sosok pendamping bagi pria yang akrab disapa Gusti Bhre ini tengah dibahas. Kesepakatan terkait sosok pendamping bakal menentukan kelanjutan koalisi berisi enam partai tersebut.
Enam partai politik yang, menurut rencana, akan berkoalisi itu terdiri dari Partai Gerindra, PSI, Golkar, PKB, PAN, dan PKS. Perwakilan tokoh partai tingkat dewan pimpinan cabang (DPC) atau dewan pimpinan daerah (DPD) dari keenam partai itu juga telah mengadakan pertemuan tertutup dengan Gusti Bhre di Kota Surakarta, Jawa Tengah, Minggu (28/7/2024) malam.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
”Tidak gampang enam partai bisa berkumpul seperti malam hari ini, tetapi malam hari ini bisa disepakati, bisa bertemu semuanya, bertemu dengan beliau, Gusti Bhre. Semua partai sarujuk untuk mengusung beliau,” kata Ketua DPC Gerindra Kota Surakarta Ardianto Kuswinarno.
Pertemuan enam partai politik itu juga sudah dilakukan pada Sabtu (27/7/2024). Keputusan untuk mengusung Gusti Bhre diklaim telah dibulatkan pada pertemuan tersebut.
Menariknya, pertemuan itu turut dihadiri Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep. Putra bungsu Presiden Joko Widodo itu merupakan yang pertama kali memberikan rekomendasi bagi Gusti Bhre untuk melaju berebut kursi Wali Kota Surakarta, sejak sepekan lalu.
Ardianto menyampaikan, keinginan enam partai itu sudah disampaikan secara langsung ke Gusti Bhre. Ia tak menampik jika jawaban Gusti Bhre belum terlalu gamblang. Namun, ia melihat minat dan persetujuan dari tokoh muda itu untuk diusung dari koalisi partai tempatnya bergabung.
”Walau beliau belum mengatakan siap, gesturnya itu ada. Dan, itu yang diyakini enam parpol. Beliau pasti nanti menjadi AD 1 (Wali Kota Surakarta) yang kami usung,” kata Ardianto.
Hal serupa disampaikan Ketua DPD PSI Kota Surakarta Tri Mardiyanto. Menurut dia, Gusti Bhre menunjukkan kesan tengah melakukan pergerakan politik meski tak mengutarakan keinginan secara jelas. Itu dicontohkannya dengan kegetolan pemimpin dari Pura Mangkunegaran tersebut blusukan dalam beberapa pekan terakhir.
”Kalau dilihat pergerakannya, kami membacanya itu pergerakan politik. Turun ke masyarakat sedemikian rupa, tetapi untuk menjawab iya atau tidak, kami khawatir mendahului beliau,” kata Tri.
Jika digabungkan, total jumlah kursi yang dimiliki enam partai itu mencapai 25 kursi. Angka itu sudah memenuhi ambang batas untuk mengusung calon kepala daerah sendiri yang mensyaratkan minimal hanya sembilan kursi. Hanya ada PDI-Perjuangan yang bisa mengusung kandidatnya sendiri karena mengantongi 20 kursi.
Lagi-lagi Gusti Bhre tak mengungkapkan jawabannya secara jelas ketika ditanyai soal ”pinangan” dari enam partai itu kepadanya. Ia mengaku tidak akan terburu-buru membuat keputusan. Perjumpaan bersama tokoh-tokoh dari partai politik itu dijadikannya kesempatan untuk belajar dan berbagi pengalaman.
”Siapa pun yang mempunyai kepercayaan dan memberikan dukungan kepada kami, kami selalu apresiasi. Dan, kami ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya untuk dukungannya. Selanjutnya, silakan dilanjut dengan Bapak dan Mbak ketua partai sekalian,” kata Gusti Bhre.
Belum final
Sementara itu, Ketua Majelis Pertimbangan Daerah DPD PKS Kota Surakarta Sugeng Riyanto menyampaikan, partainya belum final terkait koalisi besar meski ikut menemui Gusti Bhre, Minggu malam itu. Ia perlu memberitahukan hasil pertemuannya kepada jajaran pimpinan partai lain di tingkat DPD hingga DPP.
”Bagi PKS, ini mekanisme standar untuk melakukan komunikasi dan penjajakan seintens mungkin dengan semua kandidat yang potensial,” kata Sugeng.
Sugeng mengungkapkan, partainya siap memberikan dukungan asalkan mendapat bagian sebagai wakil wali kota. Pasalnya, partainya memiliki tujuh kursi. Itu jumlah terbesar di antara partai-partai lain dalam koalisi besar. Hanya ada dua partai yang bisa bersaing dengan partainya, yaitu PSI dan Gerindra, yang masing-masing mengantongi lima kursi.
Untuk itu, ungkap Sugeng, komunikasi juga masih dijalin dengan PDI-P yang bisa mengusung kandidatnya sendiri. Pertemuan antara kedua belah pihak juga sempat diadakan beberapa waktu lalu. Hanya saja, belum ada kesepakatan perihal kerja sama politik yang mungkin dibangun dalam ajang pilkada.
”Semuanya nyambung (perbincangannya). Tetapi, kedua-duanya (PDI-P dan koalisi besar) masih belum memberikan keputusan pasti apakah ruang AD 2 (wakil wali kota) diberikan ke PKS atau tidak,” kata Sugeng.