15 SPBU Kantong Disiapkan Atasi Kepadatan dan Kondisi Darurat Saat Lebaran
Kebijakan itu diambil untuk mengatasi kemacetan di jalur utama, ancaman bencana, serta keramaian di kawasan wisata.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara menyiapkan 15 kantong bahan bakar minyak dan distribusi menggunakan sepeda motor selama masa angkutan mudik Lebaran 2024. Kebijakan itu diambil untuk mengatasi kemacetan di jalur utama, ancaman bencana, serta keramaian di kawasan wisata.
Penjabat Sementara Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus Deny Sukendar mengatakan, konsumsi bahan bakar minyak selama Ramadhan hingga arus mudik dan balik Lebaran 2024 meningkat dibandingkan dengan konsumsi normal pada Januari 2024.
Kenaikan konsumsi BBM akan terjadi di sektor transportasi untuk BBM jenis gasoline (bensin) diprediksi sebesar 11,8 persen dari rata-rata normal harian 18.225 kiloliter (kl) per hari. Untuk gasoil (diesel) turun sebesar 14,8 persen dari rata-rata normal harian 8.087 kiloliter per hari.
Konsumsi BBM Kereta Api (KAI), baik untuk kereta penumpang maupun non-penumpang, diprediksi mengalami kenaikan sebesar 31 persen menjadi 214 kiloliter dari rata-rata normal harian 163 kiloliter. Sementara untuk angkutan laut naik sebesar 38 persen dari rata-rata konsumsi normal harian 525 kiloliter.
”Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pada masa Lebaran ini, Pertamina berupaya meningkatkan stok bahan bakar minyak agar memiliki ketahanan 10-40 hari ke depan. Stok tersebut juga terus diisi secara berkala agar tetap terjaga sesuai dengan kebutuhan dan proyeksi peningkatan,” ujar Deny Sukendar di sela-sela peninjauan lapangan kesiapan bahan bakar avtur di Depot Pengisian Pesawat Udara Juanda, Senin (4/1/2024).
Selain itu, Pertamina telah menyiagakan Satgas Rafi Lebaran 2024 yang dikonsentrasikan di jalur lintas utama mudik, lokasi wisata, daerah rawan bencana, dan daerah rawan kendala penyaluran BBM. Untuk Jawa Timur, tingkat konsumsi tertinggi berdasarkan realisasi tahun lalu diprediksi terjadi di wilayah lintas timur, seperti Ngawi, Kediri, dan Ponorogo.
Selain itu, di kawasan wisata, seperti Malang, Batu, Surabaya, dan Banyuwangi, akan terjadi lonjakan yang cukup signifikan. Juga di kawasan wisata Pacitan, Pasuruan, serta Lamongan. Kawasan wisata di Bali dan Lombok juga mendapat perhatian.
Sementara itu, daerah rawan penyaluran BBM di Jatim tersebar di wilayah kepulauan yang mayoritas berada di Madura, seperti Pulau Kangean, Masalembu, Sapudi, Sapeken, dan Raas. Juga Pulau Bawean di Gresik. Adapun potensi kerawanan penyaluran BBM di Nusa Tenggara terjadi di Pulau Lembata, Sabu, Rote, dan Adonara.
”Mengantisipasi terjadinya antrean saat Lebaran, kami sudah mengatur dan memastikan seluruh dispenser di SPBU dalam kondisi aktif atau berfungsi dengan baik. Juga meminta penambahan operator di seluruh SPBU, termasuk operator cadangan. Dan, menempatkan petugas marshal di lokasi-lokasi yang berpotensi kepadatan tinggi,” kata Deny.
Marshal ini berfungsi mengatur lalu lintas kendaraan yang mendistribusikan BBM. Juga berkoordinasi dengan instansi terkait, seperti dinas perhubungan daerah untuk pengaturan lalu lintas atau rekayasa lalu lintas di lokasi-lokasi yang potensi antreannya tinggi sehingga akan mengganggu kelancaran arus kendaraan.
Deny menambahkan, pihaknya juga telah menyiapkan SPBU kantong sebanyak 15 unit yang bisa dikerahkan ke berbagai lokasi rawan kemacetan lalu lintas di jalur utama, rawan bencana, dan rawan keramaian di kawasan wisata. SPBU kantong ini disebar menyeluruh di Jatim, Bali, NTB dan NTT.
”Di wilayah jalur lintas utama Jatim akan ditempatkan 3 SPBU kantong, di Malang dan Batu diestimasikan 3 SPBU kantong. Untuk Bali disiapkan 2 SPBU kantong dan NTB 1 SPBU kantong. Ini nanti melihat perkembangan kondisi di lapangan,” ucap Deny.
Pertamina juga menyiapkan layanan pengisian bahan bakar minyak dan distribusi LPG menggunakan sepeda motor atau motoris. Adapun jumlahnya sesuai Pertamina Delivery Service, yakni 100 motoris di Jatim, Bali, Nusa.
Sementara itu, Manager Region Corporate Operation Service Jatimbalinus IMR Arnaya Gula mengatakan, selain transportasi darat, kenaikan konsumsi BBM selama arus mudik dan balik Lebaran 2024 diprediksi akan terjadi pada moda transportasi udara. Konsumsi avtur yang tahun lalu 2.450 kiloliter diprediksi naik 20 persen menjadi 2.940 kiloliter tahun ini.
”Prediksi masa Lebaran tahun ini rata-rata konsumsi avtur mencapai 2.944 kiloliter per hari. Kenaikan 2,6 persen dari sales normal pada Januari 2024 atau Kenaikan 20,1 persen dari realisasi satgas RAFI 2023 (year-on-year),” kata Arnaya.