Status Gunung Lewotobi Laki-laki Turun ke Level Siaga, Tanggap Darurat Dievaluasi
Warga ingin segera pulang ke rumah setelah lebih dari satu bulan mengungsi akibat erupsi Lewotobi Laki-laki.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
LARANTUKA, KOMPAS — Status Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, diturunkan dari level Awas ke level Siaga. Kendati demikian, masyarakat diingatkan agar tetap mematuhi radius zona bahaya yang ditetapkan. Pelaksanaan tanggap darurat akan dievaluasi pemerintah.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Hendra Gunawan dalam laporannya pada Senin (29/1/2024) mengatakan, berdasarkan hasil pantauan selama satu pekan terakhir, aktivitas vulkanik gunung berketinggian 1.584 meter di atas permukaan laut itu cenderung menurun. Penurunan berdasarkan pengamatan visual ataupun rekam kegempaan.
Menurut Hendra, terpantau tinggi kolom erupsi menurun dari sebelumnya dengan rata-rata 1.500 meter menjadi rata-rata 500 meter. Pergerakan aliran lava di sisi timur laut melambat disebabkan oleh berkurangnya suplai magma. Aliran lava mencapai jarak lebih kurang 4.000 meter dari puncak gunung.
Selain itu, dari sisi kegempaan, yang mana gempa yang terjadi didominasi gempa permukaan menandakan magma sudah mencapai permukaan dan sebagian sudah keluar melalui kawah. Menurunnya gempa vulkanik dalam juga menunjukkan berkurangnya suplai magma. Gempa tremor tidak terekam sejak 24 Januari 2024.
Adapun jumlah erupsi juga menurun signifikan dari periode sebelumnya yang mencapai 15-25 kali per hari kini 3-5 kali per hari. Jarak luncuran awan panas berkurang dari 2 kilometer menjadi 1 kilometer. Seperti lava, arah luncuran awan panas juga ke sisi utara hingga timur laut.
Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi, lanjut Hendra, status gunung yang sebelumnya di Level IV atau Awas diturunkan ke Level III atau Siaga. Secara keseluruhan radius bahaya pun dikurangi dari 5 kilometer menjadi 4 kilometer. Namun untuk sektor antara utara dan timur laut tetap 5 kilometer dan timur laut masih tetap 6 kilometer.
Kondisi gunung sudah aman. Kami akan kembali ke rumah.
Dalam catatan Kompas, status keaktifan Gunung Lewotobi Laki-laki dinaikkan dari Level I atau Normal pada 17 Desember 2023. Beberapa hari kemudian dinaikkan ke level berikutnya, yakni Waspada, lalu Siaga, dan puncaknya Awas. Gunung mengalami erupsi sejak 23 Desember 2023.
Penjabat Bupati Flores Timur Doris Alexander Rihi secara terpisah mengatakan, berkurangnya aktivitas vulkanik menjadi pertimbangan bagi pemerintah dalam mengambil keputusan terkait penanggulangan bencana. ”Apakah masih tanggap darurat atau beralih ke transisi darurat kemudian ke pemulihan, itu akan dikaji,” ujar Doris.
Saat ini penanganan bencana masih dalam masa tanggap darurat yang ditetapkan akan berakhir pada 31 Januari 2024. Sebelumya, tanggap darurat tahap pertama berlangsung 14 hari kemudian di perjalanan pada 24 Januari 2024.
Sementara itu, sejumlah pengungsi menyambut gembira terkait menurunnya status Gunung Lewotobi Laki-laki. Mereka ingin segera kembali ke rumah dan menjalani hidup seperti biasa. Lebih kurang 6.500 warga dari tujuh desa yang tersebar di dua kecamatan terdampak. Mereka mengungsi ke sejumlah tempat.
”Kondisi gunung sudah aman. Kami akan kembali ke rumah. Kami merasa sangat bosan selama tinggal di pengungsian. Kegiatan ekonomi kami juga tidak jalan selama lebih dari satu bulan,” kata John Boli (40), warga Desa Klatanlo, Kecamatan Wulanggitang.
Menurut dia, banyak tanaman mereka rusak akibat guyuran abu vulkanik. Pohon rambutan dan vanili gagal berbuah. Tanaman umur pendek, seperti padi dan jagung, juga rusak. Mereka terancam rawan pangan. ”Semoga ini menjadi perhatian pemerintah pascatanggap darurat,” ucapannya.
Namun ia meyakini tahun depan, hasil pertanian di daerah itu akan melimpah. Abu vulkanik membawa nutrien yang menyuburkan tanaman. Ini berkaca dari beberapa kali erupsi yang terjadi sebelumnya, seperti tahun 1989, 1992, 1998, dan 2002.