Kebakaran Lahan Gambut Kembali Terjadi di Pesisir Selatan
Kebakaran lahan gambut kembali terjadi di Pesisir Selatan, Sumbar. Kebakaran ini diduga terjadi akibat pembukaan lahan baru untuk kebun sawit.
Oleh
YOLA SASTRA
·3 menit baca
PADANG, KOMPAS — Kebakaran lahan gambut kembali terjadi di dua lokasi di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Pesisir Selatan menduga kebakaran itu dipicu pembukaan lahan sawit baru oleh warga. Kejadian serupa terjadi pada Mei lalu.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pesisir Selatan Defri Siswandi, Selasa (5/9/2023), mengatakan, kebakaran itu terjadi di Nagari Taluk Ampalu, Kecamatan Pancung Soal, dan Nagari Pondok Parian, Kecamatan Lunang. Ada sekitar 10 hektar lahan gambut perkebunan sawit yang terbakar.
”Kejadiannya di lahan gambut yang akan ditanam sawit. Orang membuka lahan baru. Dari informasi kami terima, yang terbakar lahan warga, bersebelahan dengan PT Incasi,” kata Defri ketika dihubungi dari Padang.
Defri menjelaskan, titik api tersebut terpantau melalui satelit, Senin (4/9/2023). Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Pesisir Selatan kemudian memeriksanya pada Selasa pagi dan menemukan dua lokasi kebakaran lahan.
Menurut Defri, hingga Selasa siang, api di Nagari Taluk Ampalu mulai padam dan tinggal asap. Adapun api di di Nagari Pondok Parian kelihatan mengecil, tetapi asap masih relatif tebal. ”Kondisi saat ini pukul 14.00 di lokasi kebakaran sudah mulai hujan rintik-rintik,” katanya.
Dia menambahkan, TRC BPBD Pesisir Selatan sudah berada di lokasi, tetapi belum melakukan upaya pemadaman. Petugas masih memantau apakah api akan membesar dan butuh alat pemadam atau tidak.
”Cuaca mendung dan sedikit gerimis. Tetapi, mungkin karena pengaruh El Nino, keadaan suhu panas. Kami sedang menunggu. Jika tim di lapangan butuh bantuan pemadaman, akan kami kirim alat, termasuk mobil tangki air. Ini sama dengan kejadian dua bulan lalu di Kecamatan Silaut, Pesisir Selatan,” katanya.
Secara terpisah, Camat Lunang, Caryanto, mengaku sudah mendapat informasi adanya kebakaran lahan di Nagari Pondok Parian. Namun, ia belum berkunjung ke lokasi sehingga belum tahu informasi lengkap. Dia juga menyebut, selama sepekan ini, cuaca di Kecamatan Lunang cerah dan tidak hujan.
“Hari ini mulai tampak ada kabut asap, tetapi belum mengganggu. Saya belum tahu sumbernya, bisa dari sana (kebakaran itu), bisa dari luar. Mudah-mudahan dua hari ini ada hujan sehingga api segera padam,” katanya.
Jika tim di lapangan butuh bantuan pemadaman, akan kami kirim alat, termasuk mobil tangki air
Caryanto mengimbau agar warga selalu berhati-hati, terutama saat musim kemarau panjang ini. Warga diminta tidak membuka lahan perkebunan dengan cara membakar karena lahannya gambut sehingga rawan kebakaran.
“Apalagi lahan perkebunan masyarakat itu kebanyakan lahan gambut. Puntung rokok saja bisa menyulut api. Imbauan ini setiap kesempatan kami sampaikan, jangan membuka lahan dengan membakar,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kehutanan Sumbar Yozarwardi Usama Putra belum bisa memberikan keterangan. ”Tadi sedang memimpin rapat, sekarang mau rapat dengan gubernur,” katanya melalui pesan teks.
Sebelumnya, kebakaran lahan gambut juga terjadi di Pesisir Selatan, tepatnya di wilayah Pasir Janjang, Kecamatan Silaut, sejak 22 Mei 2023. Dinas Kehutanan Sumbar memperkirakan kawasan itu masuk ke hutan produksi yang dapat dikonversi (Kompas.id, 26/5/2023).
BPBD Pesisir Selatan menyebut, kebakaran pada Mei lalu itu diduga dipicu aktivitas pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit. Hingga 26 Mei, sedikitnya ada 100 hektar lahan yang terdampak kebakaran di lokasi yang berbatasan dengan lahan perkebunan sawit milik PT Sapta Sentosa Jaya Abadi ini.