Satu Korban Tertimbun Longsor Proyek Perumahan di Sleman Ditemukan
Tim SAR gabungan berhasil menemukan seorang korban tertimbun longsor di proyek perumahan di Sleman, DIY. Dengan penemuan korban dalam kondisi meninggal itu, ada dua korban tewas akibat longsor tersebut.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·3 menit baca
SLEMAN, KOMPAS — Tim SAR gabungan akhirnya menemukan seorang korban yang tertimbun longsor di proyek perumahan di Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta. Dengan penemuan korban dalam kondisi meninggal itu, ada dua korban tewas akibat longsor tersebut. Selain itu, dua korban lain mengalami luka-luka.
Pipit Eriyanto dari bagian Humas Badan SAR Nasional (Basarnas) Yogyakarta menjelaskan, korban terakhir ditemukan dalam kondisi meninggal pada Selasa (3/1/2023) pukul 13.39 WIB. ”Korban ditemukan pada saat pencarian menggunakan ekskavator dengan kedalaman kurang lebih 2 meter dari reruntuhan,” ujarnya melalui keterangan tertulis.
Sebelumnya diberitakan, terjadi longsor di lokasi proyek perumahan di Desa Wedomartani, Kecamatan Ngemplak, Sleman, Senin (2/1/2023) sekitar pukul 15.00. Peristiwa tersebut terjadi di lokasi pembangunan fondasi talud atau dinding pembatas perumahan. Dalam kejadian itu, ada empat pekerja yang tertimbun.
Kedalaman galian untuk pembangunan talud tersebut sekitar 5-7 meter. Sementara material yang menimbun korban diperkirakan sedalam 1-2 meter. Berdasarkan laporan tim SAR, kondisi tanah di lokasi itu memang labil dan mengandung pasir sehingga rawan longsor.
Pipit menyatakan, dari empat orang yang tertimbun itu, dua orang mengalami luka-luka, yakni Karju (40) dan Karsono (50). Keduanya berasal dari Kabupaten Gunungkidul, DIY. Sementara itu, korban meninggal adalah Dodi Mustoqa (53) yang berasal dari Gunungkidul serta Surya (32) yang berasal dari Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Menurut Pipit, Surya merupakan korban yang terakhir ditemukan. Setelah dievakuasi dari lokasi kejadian, jenazah Surya dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda DIY di Sleman. Pada Selasa pukul 14.49 WIB, operasi SAR terkait peristiwa longsor tersebut dinyatakan ditutup.
Pipit menjelaskan, operasi SAR untuk mencari korban yang tertimbun longsor itu dimulai pada Senin sore. Pencarian awalnya dilakukan manual menggunakan cangkul, linggis, dan sekop. Selain itu, pencarian juga melibatkan anjing pelacak dari Polda DIY.
Akan tetapi, pada Senin pukul 21.14, gerimis turun di lokasi kejadian. Oleh karena itu, petugas pencari di lubang galian kemudian ditarik ke atas. Setelah itu, pada Senin pukul 21.20, pencarian diputuskan dihentikan sementara. Pencarian dilanjutkan pada Selasa pagi.
Kepala Seksi Operasi Basarnas Yogyakarta Asnawi Suroso menyatakan, operasi pencarian tersebut kemudian dilanjutkan mulai Selasa pukul 06.00. Namun, petugas gabungan tidak langsung melakukan pencarian secara manual di lubang galian.
Tim SAR terlebih dulu mengerahkan alat berat untuk mengurangi volume tanah di atas galian guna menjamin keselamatan petugas pencari. Hal itu harus dilakukan karena kondisi tanah di lokasi tersebut memang rawan longsor.
”Kami mengurangi volume tanah terlebih dahulu karena salah satu kendalanya adalah kondisi lereng di kanan dan kiri lokasi itu tidak stabil. Kemarin kami mencari secara manual. Begitu mencangkul, ada guguran tanah sehingga membahayakan,” ungkap Asnawi.