Transaksi perdagangan luar negeri yang terjadi di tengah tekanan krisis energi global ini diharapkan menjadi pengungkit ekonomi makro di daerah dan juga penyemangat bagi pelaku usaha lainnya.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Mi telur asal Sidoarjo, Jawa Timur, senilai 20.000 dollar AS, diekspor ke Arab Saudi, Senin (5/9/2022). Transaksi perdagangan luar negeri di tengah krisis global ini diharapkan menjadi pengungkit ekonomi makro dan penyemangat bagi pelaku usaha.
Mi telur ini diproduksi CV Indigo Sejahtera yang berada di Jalan Raya Lebo, Sidoarjo. Perusahaan berskala usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) ini memiliki kontrak kerja sama dengan importir di Arab Saudi hingga Desember 2022.
”Volume ekspor perdana ini mencapai satu kontainer ukuran 40 kaki (feet). Ke depan, jumlah transaksinya akan terus meningkat,” ujar Ageng Sulistiana, pemilik CV Indigo Sejahtera.
Sebelumnya, Kamis (25/8/2022), Pemkab Sidoarjo juga memberangkatkan ekspor alat makan dan minum berbahan plastik ke Filipina. Volume mencapai 10 kontainer masing-masing berukuran 40 feet yang berisi aneka produk Moorlife.
Ekspor senilai Rp 50 miliar ini merupakan yang ketiga kalinya bagi produk Moorlife. Dua transaksi ekspor sebelumnya menyasar Malaysia dan Singapura.
Ageng mengatakan, target pengiriman mi telur ke Arab Saudi sampai akhir tahun sebanyak delapan kontainer atau senilai total 160.000 dollar AS. Untuk mengejar target produksi tersebut, pihaknya berencana menambah jumlah karyawan dan jam kerja.
Saat ini, perusahaan yang baru perdana menembus pasar ekspor itu mampu menyerap 60 pekerja. Adapun untuk bisa bersaing di pasar global, pelaku UMKM mendapatkan pendampingan dari Pemerintah Kabupaten Sidoarjo. Pendampingan itu dimulai dari proses produksi, pengemasan, hingga pemasaran.
Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali mengatakan, ekspor mi telur ini menunjukkan peluang pasar yang masih terbuka. Peluang hanya bisa diraih dengan bekerja sungguh-sungguh sehingga menghasilkan produk berkualitas dan mampu bersaing.
”Pelaku UMKM tidak boleh berkecil hati. CV Indigo Sejahtera ini telah membuktikan mampu menembus ekspor padahal proses produksinya masih menggunakan teknologi sederhana,” ujar Muhdlor saat melepas ekspor perdana mi telur ke Arab Saudi.
Dia menambahkan, Sidoarjo merupakan Kota UMKM karena daerah ini memiliki lebih dari 200.000 pelaku. Dari jumlah itu, pihaknya menargetkan 20.000 UMKM bisa naik kelas. Artinya, pelaku usaha yang tidak berizin segera memiliki izin. Mereka yang masih memasarkan produknya secara konvensional bisa segera menerapkan sistem digitalisasi. Selain itu, dari hanya pemasok pasar dalam negeri, ke depan bisa mengekspor produknya ke berbagai negara.
”Kami juga akan terus mendampingi pelaku UMKM agar mampu mengakses permodalan dari perbankan. Yang belum mampu mengakses perbankan bisa difasilitasi pinjaman modal usaha dengan bunga lunak melalui PT Bank Perkreditan Rakyat Sidoarjo,” katanya.
Muhdlor menambahkan, berdasarkan data Surabaya Export Center Kementerian Perdagangan RI, terdapat sekitar 300 pelaku UMKM di Sidoarjo yang memiliki kualifikasi pasar ekspor. Jumlah tersebut menjadi yang terbanyak di Indonesia dari target 1.200 pelaku UMKM yang berhasil menembus pasar global tahun ini.
Untuk mendukung kemajuan 300 pelaku UMKM berskala ekspor ini, Pemkab Sidoarjo memberikan sejumlah fasilitas, contohnya mempermudah pengurusan perizinan. Selain nomor induk berusaha (NIB) serta pangan industri dan rumah tangga (PIRT), pemkab juga membantu memfasilitasi sertifikasi halal bagi pelaku berskala ultramikro dan mikro.
Wakil Bupati Sidoarjo Subandi mengatakan, pihaknya juga mendorong pemasaran digital untuk memperluas pangsa pasar produk unggulan. Pemasaran digital juga bermanfaat menjangkau pangsa pasar yang lebih besar, terutama di luar daerah, bahkan luar negeri.
Fasilitas itu diberikan dalam bentuk pendampingan atau pelatihan pemanfaatan teknologi informasi bagi pelaku. Selain itu, memfasilitas pertemuan pelaku usaha dengan marketplace besar di Tanah Air. Pengembangan UMKM diyakini bakal menciptakan entrepreneur andal dan mendorong tumbuhnya wirausaha baru untuk menekan angka pengangguran.