Gandeng Produsen, Sidoarjo Gelar Operasi Pasar Minyak Goreng Selama Sepekan
Sidoarjo menggelar operasi pasar minyak goreng selama sepekan dengan melibatkan produsen. Hal itu dilakukan dalam upaya stabilisasi harga yang masih tinggi dan meringankan beban ekonomi warga dan pelaku usaha mikro.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Dengan menggandeng produsen, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo menggelar operasi pasar minyak goreng selama sepekan. Selain sebagai upaya stabilisasi harga minyak goreng di pasar yang masih tinggi, operasi pasar juga dilakukan untuk meringankan beban ekonomi rumah tangga terutama masyarakat berpenghasilan rendah.
Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Sidoarjo Listyaningsing mengatakan, kegiatan operasi pasar digelar setiap hari, mulai Sabtu (15/1/2022) hingga Sabtu (22/1/2022) setiap pukul 10.00 hingga 13.00. Lokasi penyelenggaraannya di pasar tradisional, kantor desa, atau kantor kecamatan.
Lokasi operasi pasar, antara lain, Pasar Porong, Balai Desa Bareng Krajan, Balai Desa Ngares, Balai Desa Wonokasian, kantor Kecamatan Tarik, kantor Kecamatan Balongbendo, Pasar Krembung, dan kantor Kecamatan Gedangan.
”Di setiap lokasi disediakan minyak goreng 1.000 liter atau 1.000 kemasan sederhana berukuran 1 liter. Harga yang ditawarkan dalam operasi pasar ini Rp 14.000 per liter,” ujar Listyaningsih, Minggu (16/1/2022).
Pemkab Sidoarjo juga menerapkan sejumlah persyaratan, antara lain, pembeli wajib menyerahkan satu lembar foto kopi kartu identitas. Agar pendistribusian barang merata dan mencegah penimbunan, setiap orang dibatasi maksimal membeli 2 liter atau 2 kemasan.
Untuk menyuplai barang dalam operasi pasar itu, Pemkab Sidoarjo menggandeng produsen minyak goreng di wilayahnya, salah satunya PT Megasurya Mas. Kerja sama dilakukan untuk menjamin ketersediaan pasokan barang dan memudahkan warga memenuhi kebutuhan harian.
Ponco Agung dari Humas PT Megasurya Mas mengatakan, operasi pasar minyak goreng disambut antusias oleh masyarakat. Sebagai gambaran, pada operasi pasar di Pasar Porong dan kantor Desa Betro, Sabtu (15/1/2022), pihaknya menyediakan 3.000 liter minyak goreng dengan rincian setiap lokasi 1.500 liter, lebih tinggi dari kuota pemerintah.
”Kuota yang diminta oleh Dinas Perindag Sidoarjo dalam setiap operasi pasar hanya 1.000 liter. Namun, karena animo masyarakat tinggi, kami menyediakan 1.500 liter agar lebih banyak warga yang merasakan manfaatnya,” kata Ponco.
Minyak goreng sebanyak 1.500 liter itu habis dalam waktu empat jam.
Minyak goreng sebanyak 1.500 liter itu habis dalam waktu empat jam. Bahkan, pada beberapa lokasi dengan sistem penjualan menggunakan kupon, barang lebih cepat habis.
Ponco menambahkan, keterlibatan PT Megasurya Mas dalam kegiatan operasi pasar minyak goreng dengan harga murah sudah berlangsung sejak November 2021 lalu. Keterlibatan itu berlanjut hingga Januari 2022 di Sidoarjo dan Surabaya. Sasaran operasi pasar minyak goreng ini adalah masyarakat umum atau konsumen rumah tangga, bukan pedagang pasar.
Di Surabaya, operasi pasar bahkan diagendakan hingga akhir bulan. Lokasinya, antara lain, Kelurahan Peneleh, Kelurahan Kapasari, Wonorejo, dan Tegalsari. Penentuan lokasi operasi pasar biasanya dilakukan oleh pemda setempat.
Selain menggelar operasi pasar bersama dengan pemda, PT Megasurya Mas juga mendistribusikan minyak goreng kemasan sederhana dengan harga Rp 14.000 per liter ke sejumlah pasar modern di Surabaya dan Sidoarjo. Kehadiran minyak goreng dengan harga Rp 14.000 per liter itu membantu kalangan rumah tangga dan memulihkan kembali usaha mikro kecil seperti penjual gorengan.
Sebelumnya, dalam kunjungan kerjanya di Surabaya, Kamis (13/1/2022), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, kebijakan untuk menjamin ketersediaan pasokan dan stabilitas harga bahan pangan bagi seluruh masyarakat merupakan salah satu prioritas pemerintah di awal 2022.
Airlangga mengatakan, pemerintah menargetkan dalam pekan ini harga minyak goreng sudah berada di Rp 14.000 per liter. Sebelumnya harga minyak goreng berkisar Rp 18.000-Rp 19.000 per liter. Bahkan, banyak didapati minyak goreng dijual di atas Rp 20.000 per liter.
Untuk mengendalikan lonjakan harga minyak goreng itu, Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga telah menggelar operasi pasar. Berdasarkan data Pemprov Jatim, total 75.312 liter minyak goreng telah didistribusikan ke seluruh kabupaten dan kota sejak 14 Desember 2021.
Pada awal 2022, Pemprov Jatim menambah 2.000 liter minyak goreng. Dari alokasi tersebut, sebanyak 1.200 liter diberikan kepada Pemkab Sidoarjo dan sisanya 800 liter untuk Surabaya. Namun, berbeda dengan operasi pasar sebelumnya, kali ini harga jualnya lebih rendah, yakni Rp 12.000 per liter.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, operasi pasar minyak goreng ini menyasar masyarakat langsung atau konsumen. Setiap pembeli diwajibkan membawa kartu identitas sebagai syarat pembelian dengan maksimal dua kantong minyak kemasan 1 liter atau total 2 liter.
”Harapannya, dalam waktu dekat terdapat program intervensi stabilisasi harga minyak goreng dari pemerintah pusat yang manfaatnya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat di tingkat bawah,” ucap Khofifah, Kamis (6/1/2022).