Warga Diminta Waspadai Sambaran Petir, Tiga Tewas di Ogan Komering Ulu
Warga diminta mewaspadai cuaca buruk dan petir menyusul adanya tiga orang yang tewas akibat tersambar petir di kebun kopi di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumsel.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
BATURAJA, KOMPAS — Warga diminta mewaspadai potensi cuaca buruk berupa angin kencang dan hujan lebat, termasuk petir di masa peralihan musim dari musim hujan ke kemarau. Tiga orang tewas dan satu orang terluka akibat disambar petir di perkebunan kopi Dusun Talang Muara Tenggiling, Desa Karang Lantang, Kecamatan Muarajaya, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan.
Kepala Kepolisian Sektor Pengandonan Ajun Komisaris Mardin saat dihubungi dari Palembang, Kamis (19/11/2020), menuturkan, peristiwa itu terjadi pada Senin (16/11/2020). Namun, warga baru memakamkan ketiga korban satu hari setelahnya lantaran lokasi kebun dengan permukiman warga desa cukup jauh. ”Butuh waktu sekitar lima jam untuk sampai ke pusat desa,” ucapnya.
Mereka diduga tersambar ketika sedang mengisi daya telepon genggam saat sedang berteduh di pondoknya di tengah kebun kopi. Ketiga orang yang tewas adalah Saimah (60), Dika (25), dan Hendri (30). Mereka tewas di tempat kejadian.
Sementara satu korban lain, yakni Yan (30), terluka parah. Punggungnya mengalami luka bakar yang cukup serius dan sekarang masih dalam perawatan di salah satu rumah sakit di Baturaja, Kabupaten Ogan Komering Ulu.
Berdasarkan penuturan sejumlah saksi, ujar Mardin, kejadian ini bermula ketika keempat korban sedang beristirahat di pondok kala hujan deras mengguyur. Sembari menunggu hujan berhenti, salah satu korban memutuskan untuk mengisi daya telepon genggamnya. Sumber listrik dari pondokan tersebut berasal dari panel surya yang dipasang.
Namun, naas, panel surya tersebut tersambar petir. Sambaran itu juga masuk ke dalam pondokan dan mengenai semua korban yang ada di dalamnya. Akibat kejadian tersebut, tiga orang langsung tewas di tempat, sedangkan Yan mengalami luka bakar di punggung.
Dalam kondisi terluka, Yan berlari menemui orang yang tinggal di dekat pondok tersebut. Mendapatkan kabar tersebut, orang yang ditemui Yan itu kemudian menghubungi kepala desa untuk segera melakukan evakuasi korban. ”Proses evakuasi mengalami kesulitan karena jarak antara kebun kopi dan pusat desa sangat jauh,” ucapnya.
Warga mengevakuasi korban dengan alat seadanya, yakni dengan bambu dan kain. Baru sekitar Selasa dini hari korban bisa dievakuasi dan langsung diserahkan ke keluarganya masing-masing untuk dimakamkan.
Saat ini ketiga korban tewas sudah dimakamkan oleh pihak keluarga. Sementara Yan masih menjalani perawatan lanjutan di salah satu rumah sakit di Baturaja. Dia mengimbau kepada seluruh masyarakat agar waspada karena cuaca buruk sangat sulit diprediksi. ”Untuk itu, lebih baik menghindari tempat-tempat yang berisiko, termasuk di kawasan tinggi dan berdiri di hamparan yang luas,” ucapnya.
Dalam kondisi cuaca buruk memang segala kemungkinan terjadi, termasuk petir yang menyambar. (Ansori)
Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel Ansori menuturkan, dalam kondisi cuaca buruk memang segala kemungkinan terjadi, termasuk petir yang menyambar. Hal itu sangat berpotensi terjadi di hamparan luas, seperti persawahan atau di perkebunan. ”Biasanya petir menyambar tempat yang paling tinggi. Pondok pun adalah merupakan tempat yang paling tinggi di hamparan tersebut,” ucapnya.
Seperti yang disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), lanjut Ansori, potensi cuaca buruk berupa angin kencang, hujan lebat, termasuk kilat petir, sangat berpotensi terjadi para masa peralihan musim dari musim hujan ke kemarau. ”Saat ini, Sumsel sudah memasuki musim hujan dan mengalami puncaknya pada Desember 2020,” ucapnya.
Karena itu, lanjut Ansori, pihaknya berharap agar masyarakat lebih waspada menghadapi situasi seperti itu dan mencari tempat yang aman. ”Jangan berlindung di pondokan atau di bawah pohon yang tinggi, tentu sangat berpotensi tersambar petir,” ucapnya.
Kejadian satu keluarga yang menjadi korban sambaran petir di Sumsel juga terjadi pada Minggu (17/4/2016). Sebanyak tujuh warga Desa Pagar Agung, Sugiwaras, Kecamatan Rambang, Kabupaten Muaraenim, tewas. Sementara lima korban lainnya mengalami luka berat dan satu orang dalam kondisi selamat.
Peristiwa itu terjadi di area persawahan Talang Jernihan, Desa Bangun Sari, Kecamatan Gunung Megang, Muaraenim. Saat itu, para korban yang merupakan satu keluarga ini sedang bergotong royong memanen padi (Kompas, 18/4/2016).