Kelebihan Pasien, Rumah Sakit di Sidoarjo Tak Terima Pasien Covid-19 Lagi
Tujuh rumah sakit rujukan Covid-19 di Sidoarjo kini kelebihan pasien sehingga tidak bisa lagi menerima pasien dengan indikasi virus korona galur baru. Masyarakat diingatkan agar tak terlena di masa transisi normal baru.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Tujuh rumah sakit rujukan Covid-19 di Sidoarjo, Jawa Timur, kelebihan pasien. Akibatnya, rumah sakit tidak mampu lagi menerima pasien dengan indikasi virus korona jenis baru. Masyarakat diingatkan tidak terlena dengan masa transisi normal baru karena sebaran penyakit Covid-19 masih tinggi.
Tujuh rumah sakit rujukan Covid-19 itu adalah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sidoarjo, RS Bhayangkara Porong, RS Mitra Keluarga Waru, RS Anwar Medika, RS Citra Medika, RS Siti Hajar, dan RS Siti Khadijah. Seluruh fasilitas ruang isolasi khusus dan ruang isolasi biasa telah terisi pasien dengan indikasi Covid-19.
”Masyarakat harus tahu, saat ini seluruh rumah sakit sudah penuh. Bahkan IGD (instalasi gawat darurat) penuh antrean pasien Covid-19 hingga 40 orang,” ujar Pelaksana Tugas Bupati Sidoarjo Nur Achmad Syaifuddin, Minggu (28/6/2020).
Dengan kondisi ruang perawatan yang kelebihan pasien tersebut, RS rujukan tidak bisa lagi menerima pasien Covid-19. Pasien rujukan dari puskesmas dan fasilitas kesehatan lainnya terpaksa dialihkan ke sejumlah rumah sakit rujukan di luar Sidoarjo.
Berdasarkan hasil koordinasi dengan Gugus Tugas Pemprov Jatim, pasien rujukan Covid-19 dari Sidoarjo untuk sementara ini diarahkan ke RS Jiwa Menur, RS Saiful Anwar Malang, dan RS Soedono Madiun. Penambahan kapasitas ruang isolasi di RS rujukan di Sidoarjo sudah maksimal, karena harus memperhitungkan sumber daya manusia yang tersedia.
Nur Achmad, yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sidoarjo, menambahkan, membeludaknya pasien di rumah sakit rujukan karena tingginya kasus terkonfirmasi positif di wilayahnya. Hingga Sabtu (27/6/2020), jumlah kasus terkonfirmasi Covid-19 sebanyak 1.453 orang. Rata-rata penambahan kasus baru 35 per hari. Pada hari Sabtu bahkan menembus 80 kasus.
Dari 1.453 kasus terkonfirmasi positif Covid-19, sebanyak 109 orang meninggal dan 225 orang lainnya sembuh. Kasus terbanyak ada di Kecamatan Waru, yakni 276 kasus, disusul Kecamatan Taman (249) dan Kecamatan Sidoarjo sebanyak (171).
Tingginya penambahan kasus baru diklaim karena Dinas Kesehatan (Dinkes) Sidoarjo melakukan pengetesan Covid-19 secara masif dan meningkatkan pelacakan kontak erat pasien positif. Pengetesan dilakukan baik dengan metode uji cepat maupun uji usap Covid-19. Target sasaran uji cepat yang diharapkan 90.000 orang, dan saat ini tercapai 46.000 orang.
Mengingat masih tingginya kasus positif Covid-19, Nur Achmad meminta masyarakat memperketat penerapan protokol kesehatan di masa transisi normal baru. Transisi ini dipilih untuk melonggarkan pembatasan sosial berskala besar dengan harapan masyarakat semakin produktif, tetapi aman dari Covid-19.
”Saat ini masih dalam bahaya pandemi Covid-19, jangan euforia yang akhirnya justru membahayakan semuanya. Manfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya untuk kegiatan yang lebih produktif dengan protokol kesehatan ketat,” ucap Nur Achmad.
Direktur RSUD Sidoarjo Atok Irawan mengatakan, kini RSUD merawat 161 pasien Covid-19. Selain itu, ada 37 pasien Covid-19 yang dirawat sementara di IGD. Mereka akan dipindahkan ke ruang perawatan intensif apabila ada pasien yang sembuh dan pulang.
”Ditambah lagi ada lima persalinan Covid-19 yang belum mendapat kamar isolasi setelah melahirkan nanti,” kata Atok Irawan.
Di sisi lain, jumlah tenaga medis dan tenaga kesehatan yang meninggal karena terkonfirmasi positif Covid-19 terus bertambah. Dokter spesialis bedah Soekarno Kasmoeri (73) meninggal dunia di RS Universitas Airlangga karena Covid-19, Minggu pagi.
Atok Irawan mengatakan, Soekarno Kasmoeri adalah dokter fungsional di RSUD Sidoarjo. Namun, almarhum sudah lama purnatugas. Selanjutnya, mantan ketua komite medik itu bertugas sebagai dokter bedah di dua rumah sakit swasta di Sidoarjo.
Meninggalnya Soekarno Kasmoeri menambah panjang korban Covid-19 di kalangan tenaga medis dan tenaga kesehatan di Sidoarjo. Sebelumnya, ada tiga orang meninggal dunia, yakni seorang dokter umum yang bertugas di IGD RSUD Sidoarjo dan dua perawat. Salah satu perawat itu bertugas di poliklinik eksekutif RSUD Sidoarjo.
Kepala Dinkes Sidoarjo Syaf Satriawarman mengatakan, jumlah tenaga medis dan tenaga kesehatan yang masuk dalam pantauan sejak Maret lalu hampir 300 orang. Kondisinya sangat beragam, berstatus pasien dalam pengawasan (PDP), orang dalam pemantauan (ODP), juga orang tanpa gejala (OTG), tetapi uji cepatnya menunjukkan hasil reaktif. Dari jumlah itu, 70 orang terkonfirmasi positif Covid-19. Mayoritas bertugas di rumah sakit rujukan.