Peningkatan Disiplin Warga Jadi Titik Berat PSBB Ketiga Sidoarjo
Upaya meningkatkan kedisiplinan warga terus dilakukan. Salah satunya dengan menyebar para penyuluh beserta sarana penyuluhan masyarakat ke ratusan desa secara masif untuk membangun kesadaran masyarakat.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Upaya meningkatkan disiplin warga dalam menerapkan pola hidup bersih dan sehat serta mematuhi protokol kesehatan guna memutus rantai sebaran Covid-19 terus dilakukan. Salah satunya dengan menyebar para penyuluh beserta sarana penyuluhan masyarakat ke ratusan desa secara masif untuk membangun kesadaran masyarakat.
Puluhan kendaraan yang menjadi sarana penyuluhan masyarakat diberangkatkan dari Markas Polresta Sidoarjo, Rabu (27/5/2020). Sarana penyuluhan yang berasal dari sejumlah instansi, seperti TNI, Polri, Dinas Perhubungan Sidoarjo, Satuan Polisi Pamong Praja Sidoarjo, dan pemerintah desa seluruh Sidoarjo, itu disebar ke berbagai desa dan perkampungan.
Edukasi yang dilakukan terus-menerus ini diharapkan bisa memengaruhi perilaku masyarakat dan pada akhirnya meningkatkan kedisiplinan mereka dalam menerapkan pola hidup bersih. Disiplin inilah yang menjadi ’vaksin’ untuk menangkal Covid-19. (Sumardji)
Wakil Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Sidoarjo Komisaris Besar Sumardji mengatakan, penyebaran petugas beserta sarana penyuluhan ke perkampungan ini untuk memberikan edukasi sekaligus mengingatkan kepada masyarakat secara terus-menerus tentang pentingnya menerapkan pola hidup sehat dan bersih serta mematuhi protokol kesehatan seperti menjaga jarak fisik.
”Edukasi yang dilakukan terus-menerus ini diharapkan bisa memengaruhi perilaku masyarakat dan pada akhirnya meningkatkan kedisiplinan mereka dalam menerapkan pola hidup bersih. Disiplin inilah yang menjadi ’vaksin’ untuk menangkal Covid-19,” tutur Sumardji.
Sidoarjo telah menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang berlangsung hingga tiga periode. PSBB pertama berlaku pada 28 April hingga 12 Mei dengan hasil tidak efektif karena jumlah kasus positif Covid-19 meningkat, sebaran meluas, dan tingkat kesadaran warga masih rendah. Kurang efektifnya pelaksanaan PSBB pertama menjadi alasan untuk memperpanjang pada 12-25 Mei lalu, dilanjutkan PSBB ketiga yang berlangsung 26 Mei sampai 8 Juni 2020.
Salah satu hasil evaluasi pelaksanaan PSBB adalah rendahnya tingkat kesadaran warga untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat serta mematuhi protokol kesehatan. Contohnya masih banyak warga yang tidak bermasker, banyak warga berkemurun di warung kopi, dan tidak menjaga jarak fisik.
Pada PSBB tahap kedua, pemerintah daerah memberikan sanksi tegas bagi pelanggar aturan pembatasan sosial. Sanksi itu berupa teguran lisan, tertulis, hingga menjadi pekerja sosial. Namun, tingkat pelanggaran tetap tinggi. Hal itu terjadi karena masyarakat kurang memahami bahaya Covid-19 serta rendahnya kesadaran untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
Berpijak dari hasil evaluasi tersebut, sejak PSBB kedua, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo mulai memfokuskan pelaksanaan pembatasan sosial berbasis masyarakat. Caranya dengan meningkatkan peran RT dan RW untuk menyaring mobilitas warga melalui surat keterangan ke luar rumah.
Wakil Bupati Sidoarjo Nur Achmad Syaifuddin menambahkan, pada PSBB ketiga ini, peran desa semakin diperkuat. Titik pemeriksaan (check point) yang sebelumnya didirikan di jalan utama digeser ke desa. Setiap desa telah membentuk gugus tugas Covid-19 yang diberi nama Relawan Desa. Setiap desa juga wajib menyediakan ruang isolasi untuk warganya yang terindikasi Covid-19.
Kampung Tangguh
Upaya meningkatkan peran masyarakat dalam menanggulangi Covid-19 juga diwujudkan dengan membentuk Kampung Tangguh. Program ini untuk menciptakan masyarakat yang tangguh dalam menghadapi pandemi Covid-19. Dalam tahap awal, program diprioritaskan di empat kecamatan, yakni Waru, Taman, Sidoarjo, dan Jabon.
Waru dan Taman merupakan perbatasan dengan Surabaya, sedangkan Jabon berbatasan dengan Pasuruan. Waru, Taman, dan Sidoarjo merupakan daerah dengan jumlah kasus terbesar. Sementara Jabon merupakan zona oranye di mana belum ditemukan kasus konfirmasi positif sehingga perlu dijaga agar tidak menjadi zona merah.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Sidoarjo, jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 saat ini mencapai 542 orang, di mana yang sembuh hanya 21 orang, sedangkan yang meninggal mencapai 45 orang. Angka kesembuhan hanya 3,8 persen, terendah dibandingkan dengan Surabaya dan Provinsi Jatim. Sebaliknya, angka kematian tinggi, yakni 8,3 persen.