Mengenal Kurikulum Merdeka, Implementasinya Semakin Masif
Festival Kurikulum Merdeka pada Mei-Juni 2023 memperkuat kebebasan belajar, memungkinkan peserta didik mengeksplorasi minat dan potensi. Baca di sini.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pada tahun ajaran baru 2023/2024, sebanyak 306.995 satuan pendidikan dari jenjang pendidikan anak usia dini hingga menengah mendaftar untuk menjalankan Kurikulum Merdeka. Pelaksanaan Kurikulum Merdeka secara masif di tahun kedua ini dilaksanakan secara mandiri sesuai kesiapan penyelenggara pendidikan yang ingin menghadirkan perubahan pembelajaran yang lebih membahagiakan bagi peserta didik.
Pelaksana Tugas Direktur Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus, Kemendikbudristek, Aswin Wihdiyanto saat menyampaikan paparan tentang penyelenggaraan Festival Kurikulum Merdeka 2023 di kantor Redaksi Kompas, di Jakarta, Senin (8/5/2023), mengatakan, kebijakan Kurikulum Merdeka adalah upaya untuk menyelesaikan krisis pembelajaran yang sudah lama terjadi.
”Tidak ada kata terlambat untuk perbaikan. Kurikulum Merdeka ini hadir dengan metode pembelajaran lebih fleksibel, fokus pada materi esensial, pengembangan karakter, dan kompetensi pelajar,” kata Aswin.
Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) dilakukan secara bertahap sejak tahun 2021, mulai dari sekolah penggerak dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pusat Keunggulan. Pada tahun 2022, dimulai implementasi Kurikulum Merdeka jalur mandiri yang diikuti 139.533 sekolah, selain lebih dari 7.000 sekolah penggerak dan SMK keunggulan.
”Di tahun ajaran baru nanti, pendaftar baru jalur mandiri bertambah sebanyak 151.833 satuan pendidikan, termasuk pendidikan nonformal PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) juga mulai melaksanakan IKM,” ujarnya.
Turut hadir dalam kunjungan ini adalah Kepala Taman Kanak-kanak Bunnaya Islamic Preschool, Jakarta, Eva Fadilah dan Kepala Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Faradika Jakarta Lilik Subaryanto. Rombongan Kemendikbudristek diterima Wakil Pemimpin Redaksi Harian Kompas Tri Agung Kristanto dan Wakil Redaktur Pelaksana Antonius Tomy Trinugroho.
Festival Kurikulum Merdeka ini (bercerita) tentang kebahagiaan murid. Sebab, Kurikulum Merdeka ini dilakukan dengan perspektif murid agar berbahagia dengan proses pembelajaran.
Aswin memaparkan, IKM dilakukan secara mandiri. Sekolah boleh mendaftar jika mau memberlakukan Kurikulum Merdeka sesuai kebutuhan belajar peserta secara fleksibel. Pembelajaran dimulai dengan asesmen awal peserta didik oleh para guru untuk mengetahui kondisi belajar peserta didik.
”Kurikulum Merdeka tidak eksklusif untuk sekolah yang sarananya lengkap atau di daerah perkotaan saja. Kurikulum ini bisa diterapkan di mana saja, dengan kondisi apa pun dengan fleksibilitasnya. Di sini, proses belajar yang ditekankan,” ujar Aswin.
Sementara itu, Lilik memaparkan, Kurikulum Merdeka yang diterapkan di PKBM membuat peserta didik lebih aktif dan antusias, terutama dalam mengimplementasikan proyek penguatan profil pelajar Pancasila (P5). Proyek untuk mengembangkan kompetensi dan karakter ini dilakukan lewat proyek keterampilan yang diminati peserta didik, salah satunya keterampilan kreator konten untuk membuat berbagai video praktik sesuai tema.
Peserta didik juga dibekali dengan etika bermedia sosial, dan bergotong royong membuat proyek. Hasil proyek kemudian dipresentasikan ke komunitas sekitar atau di dalam kelas.
Eva menambahkan, Taman Kanak-kanak Bunnaya Islamic Preschool sebagai sekolah penggerak tahap pertama tahun 2021 telah menjalankan kurikulum prototipe dengan paradigma pembelajaran baru. ”Bagi kami di TK, Kurikulum Merdeka sebenarnya memfasilitasi anak-anak usia dini bermain sambil belajar. Tidak ada istilah belajar membaca, menulis, dan menghitung atau calistung dengan drilling. Ditambah lagi dengan kebijakan transisi PAUD ke SD yang menyenangkan, kami merasa pembelajaran di PAUD yang belajarnya ketika bermain jadi bisa dilaksanakan dengan bebas,” ungkapnya.
Eva mengakui, awalnya ketika sekolah semakin menguatkan kegiatan bermain anak, seni, atau olahraga, ada guru yang belum terbiasa. ”Termasuk pandangan orangtua yang berpikir kok jadi lebih banyak main. Mereka masih berpandangan yang namanya belajar itu ya duduk diam di kursi dan belajar calistung. Tapi secara perlahan ketika kami mengenalkan dan melibatkan orangtua tentang pembelajaran berbasis proyek, para orangtua mulai mendukung,” ujar Eva.
Festival Kurikulum Merdeka
Guna menggaungkan kebermanfaatan Kurikulum Merdeka, Kemendikbudristek menggelar Festival Kurikulum Merdeka pada Mei-Juni 2023 sebagai rangkaian Hari Pendidikan Nasional 2023. Kegiatan festival meliputi potret cerita Kurikulum Merdeka, pameran virtual, pembuatan film dokumenter, pembuatan video kolase, kunjungan media, serta tur pers. Puncak acara akan dilakukan pada pekan kedua atau ketiga bulan Juni dengan diisi dialog bersama Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim.
”Festival Kurikulum Merdeka ini (bercerita) tentang kebahagiaan murid. Sebab, Kurikulum Merdeka ini dilakukan dengan perspektif murid agar berbahagia dengan proses pembelajaran. Ini yang akan ditonjolkan di Festival Kurikulum Merdeka,” kata Aswin
Aswin mengatakan, Festival Kurikulum Merdeka digelar untuk semua jenjang dan bersifat inklusif. Kegiatan diikuti para pegiat pendidikan, mulai dari guru hingga para siswa.
”Kita ingin mengekpose potret praktik baik dan upaya gotong royong dalam implementasi Kurikulum Merdeka di berbagai daerah di Indonesia,” pungkasnya.