Uji genetika membuktikan, tak satu pun warga Nusantara memiliki gen murni sebagai warga pribumi. Sejak 50.000 tahun lalu, migrasi dari Afrika sampai di Kepulauan Nusantara yang kala itu masih berupa Paparan Sahul.

Nantu tidak berjuang sendiri untuk tetap lestari. Ada pejuang-pejuang sunyi di tengah rimbun kanopi hutan, jauh dari peradaban kota.

Burung endemik ini berhasil mencuri perhatian Alfred Russel Wallace dalam ekspedisinya pada 1859. Wallace mengumpulkan spesimen burung maleo di wilayah Tangkoko, Sulawesi Utara.

Alfred Russel Wallace berkontribusi besar terhadap tercetusnya Teori Seleksi Alam yang dipopulerkan Charles Darwin. Wallace menulis pemikiranya saat berada di Ternate yang kenudian dikenal dengan The Letter from Ternate.

Bidadari Halmahera (Semioptera wallacii), ditemukan Ali, asisten Alfred Russel Wallace saat berada di Pulau Bacan. Burung endemik Maluku ini memiliki kemiripan morfologi dengan burung Cendrawasih di Papua.

Selama empat tahun di Ternate, Wallace menempati rumah yang sangat penting bagi lahirnya Teori Seleksi Alam. Saat ini ada dua rumah yang diduga pernah ditinggali Wallace, namun para ahli belum memutuskan rumah yang mana.

Harian ”Kompas” melakukan liputan terpadu mengeksplorasi Wallacea. Inilah cara merayakan ilmu pengetahuan warisan Alfred Russel Wallace.

Mantan atlet tenis nasional Yayuk Basuki bercerita mengenai foto-fotonya yang pernah diabadikan fotografer ”Kompas”, Arbain Rambey, saat ia mengejar prestasinya di bidang olahraga.