Seni tradisi bisa tetap hidup di masyarakat jika ada yang mewarisinya. Agar pewarisan berjalan, seni tradisi perlu didekatkan ke generasi masa kini.

Anak berkonflik dengan hukum bukannya ”tak tertolong lagi”. Butuh waktu, energi, dan kasih sayang untuk membentuk mereka jadi ”manusia baru”.

LPKA Tangerang tak ubahnya asrama pendidikan, bukan penjara. Anak-anak pidana di sini tetap mendapatkan perlakuan yang layak, mulai dari sandang, pangan, papan, hingga pendidikan, demi memperbaiki masa depan mereka.

Tinggal di perkotaan dengan akses kesehatan yang mudah, tingkat ekonomi yang relatif baik, dan akses pangan yang terjangkau tidak membuat masyarakat terhindar dari ”stunting”. Butuh strategi tepat untuk mengatasinya.

Sejumlah komunitas masyarakat bergerak agar anak-anak kurang mampu bisa mengakses pendidikan. Menurut mereka, pendidikan adalah hak dasar setiap anak.

Masalah ekonomi hingga kurangnya bimbingan selama pelajaran jarak jauh menjadi faktor risiko anak putus sekolah. Pemetaan dampak pandemi terhadap pendidikan pun dibutuhkan.

Dampak Covid-19 pada anak-anak bisa sangat panjang bagi anak-anak yang ditinggal ”pergi” orangtuanya. Masa depan pendidikan, kesehatan, sosial, dan ekonomi mereka membutuhkan jaminan.

Internalisasi nilai Pancasila diperlukan untuk menumbuhkan toleransi. Hal ini bisa dilakukan melalui pendidikan maupun membuat ruang dialog antarmasyarakat.