Reuters Institute menemukan, para ”influencer” berpotensi menyebarkan informasi salah yang menyesatkan. Saatnya publik kembali ke media tepercaya.

Kepercayaan publik terhadap media meningkat pada 2025 menurut penelitian Reuters Institute. Sebanyak 62 persen responden percaya terhadap Kompas, yang pada 28 Juni 2025 berusia 60 tahun.

Jika ingin menyelamatkan jurnalisme dan bisnis media massa, para pelakunya perlu fokus pada apa yang dibutuhkan publik.

Bosan baca berita negatif dan menyedihkan, publik beralih ke konten yang lebih positif yang disampaikan dengan menarik.

Hasil studi terbaru menunjukkan, membagikan artikel di media sosial membuat orang merasa lebih berpengetahuan. Bahkan, mereka merasa telah mengetahui satu topik tertentu meskipun hanya membaca sebagian isi artikel.

Video dan foto boleh merajai konten media digital saat ini. Namun, untuk ceruk berita digital, membaca teks berita masih menjadi pilihan audiens

Di era teknologi digital, perusahaan media dituntut total mendekatkan diri pada audiens melalui kanal-kanal media sosial. Bila perlu, jurnalis harus bekerja layaknya seorang “influencer”.

Munculnya keragaman audiens berita digital didorong oleh perkembangan teknologi digital yang begitu cepat. Dengan mengenali perilaku audiens, perusahaan media dapat mengakomodasi keragaman konten dan kemasan beritanya.