Kebutuhan pasar properti terus bergeser. Rumah di pinggiran mulai diminati, dengan penyesuaian sejumlah fasilitas untuk hunian nyaman dan ramah lingkungan.

Kebutuhan rumah di Jakarta tidak akan lagi menggunakan konsep hak milik, melainkan sewa. Rusunawa, indekos, sewa apartemen dan rumah tapak bisa menjadi hunian transit sebelum milenial mampu membeli rumah.

Pembangunan PLTA Jatigede di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, juga melibatkan milenial. Mereka tidak hanya terpisah dengan keluarga, tetapi juga harus berkomunikasi dengan generasi di atasnya.

Sebagian besar generasi milenial berusaha mewujudkan impian memiliki rumah dengan menambah penghasilan, menabung uang muka, mengubah gaya hidup, hingga menambah penghasilan.

Berdamai dengan jarak dan fasilitas yang minim kini menjadi pil pahit yang harus ditelan oleh para pekerja muda dan masyarakat berpendapatan rendah yang berkeinginan untuk memiliki rumah di Jabodetabek. 

Pekerja di Jakarta dengan upah minimum hanya bisa membeli rumah di daerah yang jauh dan masih minim akses transportasi. Layanan transportasi massal ke wilayah pertumbuhan baru perlu diperluas.

Bank Mandiri menargetkan pameran ”Mandiri Festival Properti Indonesia” yang digelar secara daring sepanjang 1 Oktober hingga 31 Desember bisa menarik 2,5 juta pengunjung. Penyaluran kredit diharapkan terdongkrak.