Di halaman kantor Gubernur Kalimantan Tengah, mahasiswa dipukuli, ditendang, bahkan diinjak karena aksi demonstrasi. Ironisnya, hal itu terjadi di daerah yang berjuluk Bumi Pancasila.

Aksi mahasiswa yang berujung ricuh dinilai sebagai bentuk arogansi aparat dan merusak demokrasi. Mahasiswa terluka dan kini melaporkan hal itu ke polisi. Satpol PP pun melaporkan mahasiswa.

Kinerja Gubernur Kalteng dievaluasi oleh pemerintah. Menurut mereka, Kalteng Berkah yang merupakan jargon pemimpin Kalteng belum terwujud.

Polda Metro Jaya tetap akan menyiagakan pasukannya untuk mengawal aksi guna mengantisipasi eskalasi massa, seperti yang terjadi sehari sebelumnya.

Gerakan mahasiswa bukan hal baru di Indonesia, ada beberapa fase gerakan mahasiswa di Indonesia di masa lalu, seperti gerakan 1998 yang menggulingkan rezim Orde Baru, dan gerakan 1966 di era Orde Lama.

Massa aksi dapat dibubarkan sampai batas waktu tanpa gangguan keamanan dan ketertiban seperti aksi 11 April lalu.

Tuntutan tersebut, antara lain, tindak tegas penjahat konstitusi dan tolak wacana perpanjangan masa jabatan presiden, turunkan harga kebutuhan pokok dan atasi ketimpangan ekonomi, serta tuntaskan seluruh pelanggaran HAM.

Ratusan mahasiswa menggelar aksi penolakan wacana penundaan Pemilihan Umum 2024 dan perpanjangan masa jabatan presiden di Kantor DPRD Sulawesi Utara, Anggota legislatif berjanji perjuangkan tuntutan itu.