Melalui Dana Kemanusiaan, ”Kompas” membentangkan tangan untuk menyampaikan bantuan bagi sesama. Aksi nyata penyalur hati nurani rakyat.

Selama 44 tahun, Melani Pranaya Budianta menjadi akademisi dan tokoh intelektual berlatar belakang sastra, gender dan poskolonial.

Paparan konten digital cepat dan dangkal memicu ”brain rot” atau penurunan kognitif yang diam-diam melemahkan fokus, memori, dan daya kritis generasi muda.

Ketika tulisan saya pertama kali dimuat di rubrik Opini, rasa bangga itu tak akan pernah saya lupakan. Serasa menjadi bagian utuh dari sebuah upaya berkontribusi.

Peningkatan literasi masyarakat menjadi kunci dalam era banjir informasi seperti sekarang.

Melani Budianta dan Sindhunata bersuara dari dalam keheningan untuk menjaga kewarasan bangsa.

Para wartawan senior Harian Kompas berbagi cerita dan pengalaman saat meliput beberapa peristiwa penting saat berkarya di Harian Kompas.

Pakar kajian budaya Melani Budianta memandang bahwa karya sastra berperan besar dalam membentuk kesadaran sejarah dan empati sosial.