Akibat Perang Dagang, Maskapai ANA Turunkan Target Penjualan
Saham ANA turun 0,54 persen menjadi 3.694 yen. Harian bisnis Nikkei melaporkan laba operasi ANA untuk semester pertama hingga September turun sekitar 20 persen secara tahunan.
Oleh
BENNY DWI KOESTANTO
·2 menit baca
TOKYO, RABU — Perusahaan maskapai penerbangan ANA Holdings Inc, Jepang, pada Selasa (29/10/2019) memangkas proyeksi pendapatan operasional setahun penuh untuk tahun ini sebesar 15 persen. Permintaan kargo dinyatakan turun akibat masalah perang perdagangan Amerika Serikat-China. Manajemen perusahaan juga mengakui adanya pelambatan permintaan bisnis dan meningkatnya persaingan di sektor anggaran.
Maskapai terbesar di Jepang itu melaporkan pendapatan operasional sebesar 78,8 miliar yen (723,07 juta dollar AS) untuk periode enam bulan terakhir yang berakhir 30 September. Pendapatan itu turun 25 persen dari tahun sebelumnya. Hal ini menurunkan proyeksi pendapatan operasional setahun penuh menjadi 140 miliar yen dari 165 miliar yen sebelumnya.
”ANA HD akan menyesuaikan perkiraan keuangan konsolidasi karena ketidakpastian ekonomi global. Namun, karena kami mengantisipasi ekspansi kapasitas bandara metropolitan Tokyo tahun depan, kami akan mengejar peluang bisnis untuk tahun-tahun mendatang,” kata Ichiro Fukuzawa, Wakil Presiden Eksekutif ANA Holdings.
Saham ANA pun berakhir turun 0,54 persen menjadi 3.694 yen. Meski rilis kinerja perusahaan dikeluarkan sebelum pasar saham setempat ditutup, harian bisnis terkemuka Nikkei melaporkan laba operasinya untuk semester pertama hingga September turun sekitar 20 persen secara tahunan. Laba bersih perseroan itu turun 23,0 persen menjadi 56,79 miliar yen, saat penjualan naik tipis 1,1 persen senilai 1,05 triliun yen.
Pendapatan kargo internasional ANA turun cukup dalam sebesar 20,4 persen. Begitu juga pendapatan kargo domestiknya juga turun 9,9 persen pada semester pertama karena perang dagang dan pelambatan ekonomi global.
Asosiasi Transportasi Udara Internasional bulan ini melaporkan volume kargo udara secara global menyusut selama 10 bulan berturut-turut pada bulan Agustus, periode terpanjang sejak krisis keuangan global tahun 2008.
Di pasar penumpang, ANA mengatakan bahwa pendapatannya meningkat secara tahunan karena meluasnya pasar di Hawaii dan Eropa. Namun, diungkapkan pula bahwa permintaan perjalanan bisnis internasional telah melambat.
ANA memproyeksikan tren-tren itu akan berlanjut pada paruh kedua tahun ini, bersamaan dengan meningkatnya persaingan di sektor maskapai berbiaya rendah. Maskapai ini juga melaporkan penurunan pendapatan dalam operasi maskapai berbiaya rendahnya pada paruh pertama tahun ini. ANA menggabungkan Vanilla Air dengan Peach Aviation.
Fukuzawa menyatakan, untuk layanan penumpang internasional, ANA Group telah meningkatkan layanannya dengan memperkenalkan Airbus A380 pada rute Honolulu pada Mei lalu. Perseroan juga memulai rute baru yang menghubungkan Tokyo dan Perth pada September.
Selanjutnya, pada bulan Juli, manajemen perseroan telah mulai menawarkan salah satu layanan kelas bisnis baru paling luas yang diberi nama ”The Room”, yang diklaim sangat diterima oleh penumpang. (AFP/REUTERS)