Menilik Pemilih Potensial Andra-Dimyati di Wilayah Banten
Pasangan Andra Soni dan Achmad Dimyati mampu menggebrak percaturan politik Banten dengan dukungan koalisi yang besar.
Oleh
YULIUS BRAHMANTYA PRIAMBADA
·5 menit baca
Kontestasi Pilkada Banten semakin memanas. Meski memiliki nilai elektabilitas yang relatif kecil, Andra Soni dan Achmad Dimyati Natakusumah tidak surut semangat. Bahkan, mereka mampu menggebrak percaturan politik Banten dengan dukungan koalisi besar. Kendati demikian, Andra-Dimyati memiliki sejumlah tantangan dalam merebut simpati dan suara masyarakat Banten.
Ketua DPRD Banten Andra Soni dan mantan Bupati Pandeglang Achmad Dimyati Natakusumah seakan tengah berada di atas angin. Sejauh ini, mereka adalah satu-satunya pasangan calon yang secara resmi sudah mendapat tiket pasti melenggang menuju Pilkada Banten 2024. Tidak tanggung-tanggung, Andra-Dimyati mendapat dukungan penuh dari sembilan partai politik.
Kedelapan partai tersebut adalah Partai Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Demokrat, Partai NasDem, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), dan terkini adalah Partai Garuda. Mereka menamai koalisi ini sebagai Koalisi Banten Maju (KBM)
Terkecuali Partai Garuda, partai politik pengusung mereka menguasai 72 dari 100 kursi DPRD Banten periode 2024-2029. Jumlah tersebut jauh melebihi ambang batas 20 persen yang menjadi syarat minimal pendaftaran. Dengan demikian, praktis tinggal tersisa Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Partai Golkar di luar koalisi pengusung Andra-Dimyati.
Pengusungan Andra-Dimyati oleh koalisi ”gemuk” ini menarik perhatian publik. Pasalnya, dalam hitung-hitungan elektabilitas, Andra dan Dimyati boleh dikatakan cukup tertinggal dibandingkan sosok potensial lainnya. Berdasarkan survei Litbang Kompas pada Juni 2024, Dimyati memiliki elektabilitas 1,3 persen, sedangkan Andra Soni sama sekali belum menjadi pilihan bagi responden.
Raihan itu jelas berada di bawah figur rujukan teratas warga Banten, yakni mantan Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany dengan elektabilitas 18 persen. Tak hanya itu, tingkat popularitas Andra-Dimyati yang masing-masing 13,5 persen dan 32,8 persen juga terpaut cukup jauh dari Airin yang mencapai 72 persen.
Masyarakat akar rumput
Meski berada di peringkat bawah, Andra dan Dimyati masih memiliki waktu yang cukup panjang untuk mempertebal dukungan mereka di kalangan masyarakat Banten. Hasil survei Litbang Kompas dapat memberikan gambaran bahwa pasangan Andra-Dimyati memiliki basis pendukung potensial di kalangan masyarakat akar rumput.
Hal itu tecermin dari tingginya tingkat pengenalan responden terhadap Andra dan Dimyati mayoritas berasal dari tingkat pendidikan dasar dan menengah yang masing-masing 79,6 persen dan 83,2 persen. Kemudian, 83 persen responden yang menyukai Andra ataupun Dimyati turut berasal dari responden dari kelompok yang sama. Jumlah strong voters dan swing voters strong voters dan swing votersdari kelompok ini bahkan berkontribusi hingga 85-100 persen terhadap total dukungan yang diterima Andra ataupun Dimyati.
Kuatnya dukungan dari kalangan bawah itu juga dapat dilihat berdasarkan kategori sosial ekonomi. Mayoritas responden yang mengenal dan menyukai Andra-Dimyati memiliki latar belakang sosial ekonomi bawah dan menengah bawah. Dukungan yang berasal dari responden kelompok ini juga berkontribusi hingga 73-100 persen terhadap total strong atau swing voters Andra-Dimyati.
Dilihat dari kelompok usia, sebagian besar responden yang tahu, suka, dan mendukung baik Andra maupun Dimyati merupakan orang dewasa berumur 24-60 tahun. Sedangkan, bila ditilik dari jenis kelaminnya, Andra dan Dimyati lebih dikenal di kalangan laki-laki ketimbang perempuan. Setidaknya sebanyak tiga dari lima responden yang mengetahui Andra atau Dimyati adalah laki-laki. Menariknya, Andra Soni cenderung lebih mendapatkan dukungan dari perempuan. Sebanyak 66,7 persen strong voters¬ dan 51,2 persen swing voters-nya adalah perempuan. Hal ini agak berbalik dengan Dimyati cenderung lebih didukung laki-laki.
Walau telah terlihat mendapat dukungan kuat di kalangan akar rumput, sejatinya Andra dan Dimyati masih dapat mengoptimalkan kekuatan mereka di kelompok masyarakat ini. Pasalnya, apabila dipersentase terhadap masing-masing kelompok, masih ada sebagian masyarakat pendidikan dasar-menengah dan sosial ekonomi bawah-menengah bawah yang belum mengenal Andra-Dimyati.
Belum dikenal
Terdapat 87,6 persen responden berpendidikan dasar dan menengah serta 86 persen responden berstatus sosial ekonomi bawah-menengah bawah yang rupanya belum mengenal sosok Andra Soni. Begitu pula dengan Dimyati, di mana hanya satu per tiga dari responden dengan kategori tersebut yang mengenal figur berusia 57 tahun itu.
Di sisi lain, mayoritas responden yang mengetahui dua sosok ini tidak mengetahui apa kelebihan dan kelemahan utama masing-masing tokoh. Rentang jawaban tidak tahu responden atas hal ini berada di kisaran 26-59 persen. Ini menandakan, sekalipun masyarakat mengetahui Andra atau Dimyati, mereka masih belum terlalu mendalami siapa sosok yang akan menjadi calon pemimpinnya tersebut.
Dengan demikian, Andra dan Dimyati perlu bekerja keras untuk menyosialisasikan diri beserta seluruh program dan inovasi yang hendak ditawarkan kepada masyarakat luas. Pasalnya, pengenalan terhadap sosok yang kurang mendalam adalah faktor pembentuk swing voters yang bisa sewaktu-waktu beralih haluan.
Strategi komunikasi yang lebih membumi dan turun ke bawah dapat menjadi opsi terbaik mengingat basis dukungan paling potensial dan kuat bagi Andra-Dimyati adalah kelompok masyarakat akar rumput. Sejauh ini, sumber informasi utama masyarakat terhadap pasangan ini masih terbatas pada baliho, spanduk, atau selebaran yang dipasang di ruang publik. Setidaknya ada 40,5 persen dari seluruh responden yang mengetahui Dimyati mengaku sumber informasinya adalah melalui spanduk dan sejenisnya. Persentase ini lebih besar di sisi Andra, yakni mencapai 61,1 persen.
Pemanfaatan ruang-ruang digital dengan demikian bisa menjadi alternatif jitu untuk menjalin hubungan yang lebih intim dan personal dengan para pendukung potensial. Selain itu, minimnya informasi yang diterima dari keluarga, teman, atau kerabat menandakan Andra-Dimyati masih perlu lebih intensif berjumpa tatap muka dan melakukan sosialisasi kepada masyarakat luas.
Menurut Andra Soni, langkah sosialisasi yang intensif ini sangat memerlukan dukungan penuh dari seluruh struktur partai dan relawan sampai tingkat desa. ”Basis suara dan kader partai perlu dioptimalkan, dan tentu tatap muka itu memang cara paling efektif,” demikian jelasnya saat ditemui di Gedung DPRD Provinsi Banten pada Kamis (27/6/2024).
Di atas kertas, Andra-Dimyati memang sudah mengamankan dukungan dari hampir seluruh partai politik. Ditambah dengan kiprah sebagai kepala daerah dan legislator tentunya membuat modal mereka lebih dari mumpuni. Namun, tingkat pengenalan yang masih rendah menghendaki agar Andra-Dimyati mampu menemukan cara-cara kreatif dan inovatif dalam menyapa masyarakat Banten secara lebih luas dan dalam. (LITBANG KOMPAS)