Wilayah Penguasaan PKS di Sumbar dan Celah Persaingan Pilgub
Meski menang pemilu di Sumbar, tidak semua daerah pemilihan dikuasai PKS. Koalisi besar bisa menjadi pesaing kompetitif.
Wilayah penguasaan partai-partai tersebut terlihat dari hasil Pemilihan Umum Legislatif 2024 DPRD Provinsi Sumatera Barat. Dari delapan daerah pemilihan (dapil), Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berhasil unggul di tiga dapil. Ketiganya ialah dapil Sumbar 1 (Kota Padang), dapil Sumbar 3 (Kota Bukittinggi dan Kabupaten Agam, serta Sumbar 5 ( Kota Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh Kota).
Sementara lima dapil lainnya dikuasai tiga partai. Partai Golkar unggul di tiga dapil, yakni Sumbar 2 (Kota Pariaman, Kabupaten Padang Pariaman), Sumbar 6 (Kota Sawahlunto, Kota Padang Panjang, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Tanah Datar), serta Sumbar 7 (Kota Solok, Kabupaten Solok, Kabupaten Solok Selatan).
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Dua dapil lainnya dimenangi Gerindra dan PDI-P. Gerindra unggul di dapil Sumbar 4 (Kabupaten Pasaman dan Kabupaten Pasaman Barat). Sementara PDI-P memenangi dapil Sumbar 8 (Kabupaten Pesisir Selatan dan Kabupaten Kepulauan Mentawai).
Konfigurasi kekuatan partai-partai di dapil ini memberikan gambaran peta politik di tingkat wilayah pemilihan kabupaten/kota di Sumbar. Fenomena pertama yang dapat diamati ialah kemampuan PKS unggul di tiga dapil (Sumbar 1, Sumbar 3, dan Sumbar 5).
Keunggulan di tiga dapil ini membuat PKS makin mengakar di Sumbar mengingat partai ini belum mampu memenangi satu dapil pun pada Pemilu 2019. Lima tahun lalu, penguasaan partai lebih banyak didominasi Gerindra yang memenangi lima dapil, disusul PAN (dua dapil) dan Demokrat (satu dapil).
Pada Pemilu 2019, dapil Sumbar 1 (Padang) dimenangi Gerindra dengan 98.722 suara, sementara PKS mendapat 90.768 suara. Demikian pula dapil Sumbar 3 yang dimenangi Demokrat (67.625 suara) pada Pemilu 2019, sedangkan PKS mendapat 57.574 suara. Dua partai pemenang tersebut juga menang di dapil Sumbar 5 pada Pemilu 2019. Gerindra unggul dengan 49.799 suara, disusul Demokrat (48.248 suara).
Saat ini, dari hasil Pemilu 2024, PKS berhasil menggeser kekuatan Gerindra di Kota Padang dan wilayah pemilihan Kota Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh Kota. Sementara di kluster pemilihan Kota Bukittinggi dan Kabupaten Agam, PKS berhasil mengambil alih penguasaan suara dari Demokrat.
Keunggulan PKS ini tidak terlepas dari rekam jejak elektoral caleg-caleg yang diusung pada Pemilu 2024. Caleg-caleg PKS yang diajukan setidaknya telah memiliki tabungan elektoral sebagai anggota legislatif sehingga menambah dukungan suara yang telah dimiliki PKS.
Di dapil Sumbar 1 ada nama caleg Muhidi dan Gustami Hidayat. Muhidi yang merupakan anggota DPRD Kota Padang periode 2019-2024 mampu menghimpun 22.120 suara pada Pemilu 2024. Sementara Gustami Hidayat yang menjadi petahana legislator DPRD Sumbar meraih 21.690 suara pada Pemilu 2024. Keduanya menjadi caleg dengan suara terbanyak di dapil Sumbar 1 mengalahkan perolehan suara caleg-caleg partai lainnya.
Selain Gustami Hidayat, petahana anggota DPRD Sumbar yang meraih banyak suara ialah Irsyad Syafar (20.823 suara) dan Rafdinal (13.428 suara). Irsyad Syafar merupakan Wakil Ketua DPRD Provinsi Sumbar.
Caleg-caleg lain yang menjadi vote getter datang dari anggota DPRD kabupaten/kota, seperti Yos Sariadi (anggota DPRD Limapuluh Kota), Hanapi Lubis (anggota DPRD Pasaman Barat), dan Syofian Hendri (anggota DPRD Sijunjung). Sosok lain ialah Nurna Eva Karmila yang merupakan istri wakil wali kota Bukittinggi, Marfendi.
Wilayah Gerindra dan Golkar di Sumbar
Selain unggulnya PKS di tiga dapil, fenomena kedua yang dapat diamati dari wilayah penguasaan parpol ini ialah celah persaingan parta-partai di Sumbar. Berdasarkan sebaran perolehan suara dalam pemilihan legislatif 2024 lalu, tampak bahwa PKS belum benar-benar menguasai seluruh daerah pemilihan. Ada dua pertiga wilayah lainnya yang tidak dikuasai oleh PKS. Wilayah-wilayah ini mayoritas dikuasai oleh Golkar dan Gerindra.
Konfigurasi ini sekaligus memberikan gambaran adanya persaingan di antara ketiga partai tersebut. Dari delapan dapil di Sumbar, PKS, Golkar, dan Gerindra saling berebut dukungan suara pemilih di lima dapil. Di dapil Sumbar 2 (Pariaman Raya), Golkar mendapat 37.659 suara, bersaing ketat dengan PKS yang memperoleh 36.792 suara.
Persaingan Golkar dan PKS juga terjadi di dapil Sumbar 5 (Payakumbuh, Limapuluh Kota). PKS yang mendapat 49.050 suara, disusul Golkar yang meraih 46.946 suara. Sementara persaingan antara PKS dan Gerindra terjadi di Kota Padang (Sumbar 1), dapil Sumbar 3 (Bukittinggi, Agam), dan dapil Sumbar 4 (Pasaman Raya).
Di Kota Padang, PKS berhasil meraih 97.135 suara, diikuti Gerindra (83.644 suara). Sementara di wilayah pemilihan Agam dan Bukittinggi, Gerindra yang meraih 41.025 suara, menempati posisi kedua setelah PKS (75.412 suara). Kondisi sebaliknya terlihat di wilayah Pasaman Raya, di mana Gerindra yang mendapat 84.123 suara, unggul atas PKS yang memperoleh 52.001 suara.
Di tiga dapil lain, persaingan ketat terjadi antara Golkar dengan PAN dan PDI-P dengan Gerindra. Di dapil Solok Raya, misalnya, Golkar mendapat 68.270 suara, disusul PAN yang meraih 49.730 suara. Sementara di Pesisir Selatan dan Kepulauan Mentawai, persaingan terjadi antara PDI-P (44.319 suara) dan Gerindra (42.400 suara).
Persaingan di wilayah pemilihan kabupaten/kota ini sebelumnya juga terjadi di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sumbar 2020 silam. Calon yang diusung koalisi PKS belum berhasil menyapu kemenangan di semua wilayah. Pada Pilgub 2020, koalisi PKS-PPP mengajukan pasangan Mahyeldi-Audy Joinaldy.
Pasangan Mahyeldi-Audy Joinaldy unggul dalam perolehan suara di 10 kabupaten/kota. Wilayah yang dimenangi Mahyeldi-Audy Joinaldy ialah Kabupaten Solok, Sijunjung, Tanah Datar, Agam, Dharmasraya, Kota Padang, Kota Solok, Kota Sawahlunto, Kota Padang Panjang, dan Kota Payakumbuh.
Sementara pasangan yang diajukan koalisi PKS ini kalah suara di Pesisir Selatan, Padang Pariaman, Limapuluh Kota, Pasaman, Kepulauan Mentawai, Solok Selatan, Pasaman Barat, Pariaman, dan Kota Bukittinggi.
Strategi koalisi partai di Pilgub Sumbar 2024
Hasil Pemilu 2024 Sumbar menunjukkan sembilan wilayah tersebut belum dikuasai PKS. Daerah Pesisir Selatan dan Mentawai menjadi basis pemilih PDI-P yang bersaing ketat dengan Gerindra. Demikian pula dengan wilayah Pariaman dan Padang Pariaman yang dikuasai Golkar.
Wilayah Solok Selatan menjadi lumbung suara bagi Golkar dan PAN. Sementara Kabupaten Pasaman merupakan wilayah pemilih yang banyak memberikan dukungan kepada Partai Gerindra.
Jika melihat hasil Pemilu 2024 lalu, persaingan ketat bakal terjadi antara poros PKS, Golkar, dan Gerindra pada ajang pilgub mendatang. Kekuatan ketiga partai di lima dapil Pemilu Legistatif 2024 dan keberadaan sembilan wilayah di Pilgub 2020 yang tidak dimenangi PKS dapat menyuguhkan iklim kompetitif pencarian pemimpin daerah Sumbar.
Melihat situasi ini, strategi koalisi partai menjadi salah satu faktor penentu yang menentukan peluang kemenangan pilgub. Berkoalisi dengan partai yang memiliki daerah penguasaan berbeda dapat memperbesar peluang kemenangan.
Strategi koalisi ini dilakukan PKS dengan menggandeng Gerindra dalam Pilgub Sumbar tahun ini. PKS dan Gerindra berkoalisi mengusung pasangan Mahyeldi-Vasco Ruseimy dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Barat 2024 (Kompas, 12/7/2024).
Kedua partai pemenang pemilu legislatif Sumbar ini memiliki modal besar dukungan suara dan penguasaan wilayah pemilih. Bergabungnya PKS dan Gerindra (20 kursi DPRD Sumbar) ini membuat suara pemilih di enam daerah pemilihan potensial diraih koalisi ini.
Baca juga: Hasil Pemilu 2024 Sumbar dan Dominasi PKS di ”Ranah Minang”
Meski demikian, koalisi besar dari partai-partai lainnya dapat menjadi lawan yang sepadan, terutama jika Golkar, Nasdem, PAN, Demokrat, PPP, PDI-P, dan PKB dapat bergabung. Koalisi besar yang memiliki 45 kursi DPRD Sumbar ini memiliki jejaring mesin partai dan sebaran dukungan yang cukup merata di Sumbar.
Dengan memadukan faktor ketokohan dan narasi program pembangunan yang berbeda dengan petahana, koalisi besar ini dapat membuka celah persaingan kompetitif pada Pilgub Sumbar 2024. (LITBANG KOMPAS)
Baca juga: Provinsi Sumatera Barat, Pesona Alam di Bumi Minangkabau