Hasil Pemilu 2024 Sumbar dan Dominasi PKS di ”Ranah Minang”
PKS unggul pada Pemilu Legislatif 2024 di Sumatera Barat. Akankah PKS kembali memenangkan pemilihan gubernur?
Hasil Pemilu Legislatif 2024 untuk DPRD Provinsi Sumbar memperlihatkan Partai Keadilan Sejahtera atau PKS mendapat 453.572 suara, disusul oleh Partai Gerindra yang memperoleh 427.177 suara dan Partai Golkar yang meraih 379.844 suara.
Selanjutnya, Nasdem mendapat 331.782 suara, PAN (312.810 suara), Demokrat (281.206 suara), PPP (204.724 suara), PDI-P (186.665 suara), dan PKB (181.286 suara).
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Hasil pemilu ini menunjukkan dinamika dukungan suara bagi partai-partai, terutama bagi Gerindra dan PKS. Dibandingkan Pileg 2019, perolehan suara Gerindra dalam Pileg DPRD Sumbar 2024 mengalami penurunan hingga 10 persen. Suara Gerindra turun dari 476.987 suara menjadi 427.177 suara.
Di sisi lain, PKS justru mengalami kenaikan dukungan suara hingga 16 persen. Jika pada Pileg 2019 PKS mendapat 389.526 suara, kini dalam Pileg 2024 dukungannya naik menjadi 453.572 suara.
Raihan suara ini membuat PKS bakal mendapat 10 kursi atau 15 persen kursi di DPRD Sumbar. Namun, capaian kursi ini tidak mengalami perubahan dibandingkan Pemilu 2019. Jumlah kursi PKS ini pun akan sama dengan yang didapat Gerindra (10 kursi).
Meski demikian, penurunan suara Gerindra yang diikuti kenaikan suara PKS turut memperkokoh dominasi PKS dalam Pileg Sumbar 2024. Keunggulan PKS pada Pemilu 2024 lalu juga kembali melahirkan partai pemenang baru di Sumbar.
Untuk pertama kalinya sejak Pemilu 2004, PKS berhasil memenangkan Pileg DPRD Sumbar. Kemenangan ini menempatkan PKS sebagai partai keempat yang berhasil memenangkan pileg DPRD Sumbar sejak Pemilu 2004.
Sebelumnya, penguasaan suara didominasi oleh Golkar (2004), Demokrat (2009), Golkar (2014), dan Gerindra (2019). Kini, PKS sukses menggeser dominasi Gerindra yang menjadi pemenang dalam Pileg DPRD Sumbar pada 2019.
Kemenangan ini sekaligus memperkokoh dominasi PKS di Sumatera Barat. Berbekal raihan suara terbanyak, PKS mencatatkan sejarah untuk menguasai parlemen di Sumbar dan merebut kursi Ketua DPRD. Selain itu, selama 15 tahun PKS telah mendominasi ranah eksekutif.
Peluang PKS di Pilgub Sumbar 2024
Dalam tiga gelaran pemilihan gubernur, calon dari PKS selalu berhasil memenangkan kontestasi. Pada Pilgub 2010, misalnya, pasangan Irwan Prayitno-Muslim Kasim yang diusung oleh koalisi PKS berhasil mendulang dominasi suara (32,63 persen).
Irwan Prayitno kembali memenangkan kontestasi pada Pilgub 2015. Saat itu, duet pasangan Irwan Prayitno-Nasrul Abit yang diusung koalisi PKS dan Gerindra berhasil membawa petahana kembali melenggang sebagai gubernur terpilih.
Terakhir, dalam gelaran Pilgub 2020, kader PKS kembali berhasil memenangkan pertarungan. Mahyeldi Ansharullah yang sebelumnya menjabat sebagai Wali Kota Padang berhasil terpilih sebagai gubernur setelah berhadapan dengan kekuatan Gerindra, Golkar, dan Demokrat.
Jika menengok rekor kemenangan beruntun PKS dalam tiga pilgub sebelumnya dan diperkuat dengan kemenangan PKS dalam Pileg DPRD Sumbar tahun ini, peluang PKS untuk mendominasi gelaran Pilgub Sumbar tahun ini terbuka lebar. Apalagi, kader PKS sekaligus petahana, Mahyeldi Ansharullah, kembali maju dalam kontestasi.
Mahyeldi Ansharullah akan berpasangan dengan tokoh muda Gerindra, Vasco Ruseimy. Dalam gelaran Pilgub 2024, PKS bersama Gerindra kembali berkoalisi seperti saat Pilgub 2015. Duet PKS dan Gerindra ini juga di luar perkiraan mengingat kedua partai ini saling bersaing dalam Pilpres 2024.
Pasangan Mahyeldi-Vasco akan berhadapan dengan kekuatan elite dan partai lainnya. Salah satunya calon potensial ialah Fauzi Bahar. Dalam peta politik di Sumbar, nama Fauzi Bahar bukanlah sosok baru. Wali Kota Padang dua periode (2004-2014) ini pernah berlaga dalam Pilgub Sumbar 2010.
Selain itu, ada pula nama Mulyadi, caleg DPR RI terpilih dari Partai Demokrat. Dalam Pileg 2024, Mulyadi menjadi salah satu caleg DPR dengan raihan suara terbanyak dari Sumatera Barat dengan mendapat 103.683 suara.
Sama halnya dengan Fauzi Bahar, Mulyadi juga pernah bertarung dalam Pilgub Sumbar, yakni dalam Pilkada 2020. Pengalaman dan popularitas Mulyadi sebagai anggota legislatif DPR sejak tahun 2009 dapat menjadi modal kuat dalam persaingan memperebutkan kursi gubernur.
Terbaru, muncul nama baru dalam pertarungan Pilgub Sumbar, yakni Emma Yohanna. Senator asal Sumatera Barat ini berpotensi maju sebagai cagub atau cawagub. Bermodalkan pengalaman sebagai anggota DPD sejak 2009, Emma Yohanna memiliki bekal popularitas yang cukup baik untuk berlaga dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur.
Peluang rekor baru PKS di Pilgub Sumbar
Munculnya beberapa tokoh pesaing ini tentu menjadi warna tersendiri dalam penyelenggaraan Pilgub Sumbar 2024 tahun ini. Khusus bagi PKS, Pilgub Sumbar tahun ini akan menguji lebih dalam eksistensi partai ini di ranah legislatif dan eksekutif.
Jika calon yang diusung PKS dapat meraih kembali kepercayaan pemilih Sumbar, PKS akan mencatatkan rekor baru yang menggabungkan kemenangan di pileg dengan pilgub.
Baca juga: Usung Mahyeldi-Vasco, PKS-Gerindra Berkoalisi pada Pilgub Sumbar
Namun, fakta sejarah selama ini menunjukkan, partai pemenang Pileg DPRD belum berhasil meraih prestasi yang sama saat mengusung calon gubernur dan wakil gubernur. Sejak Pilgub 2005, 2010, 2015, dan 2020, partai penguasa di DPRD Sumbar belum pernah sekalipun berhasil memenangkan calon yang diusung dalam pilgub.
Pada Pilgub 2005, misalnya, pasangan Leonardi-Rusdi Lubis yang diusung oleh Golkar harus mengakui keunggulan dari Gamawan Fauzi-Marlis Rahman. Hasil ini cukup mengejutkan bagi Golkar mengingat Golkar sangat mendominasi DPRD Sumbar 2004. Hampir sepertiga kursi di DPRD Sumbar direbut kader-kader Golkar.
Terakhir, pada Pilgub 2020, untuk keempat kalinya secara berturut-turut calon yang diusung oleh partai pemenang dalam pileg kembali gagal mendulang kemenangan. Saat itu, Gerindra yang begitu mendominasi dalam Pileg DPRD 2019 mengusung Nasrul Abit sebagai calon gubernur.
Namun, modal kemenangan Gerindra dan pengalaman Nasrul Abit sebagai Wakil Gubernur Sumbar pada periode sebelumnya ternyata belum cukup untuk mendulang raihan suara secara optimal. Kondisi ini menyiratkan bahwa tidak ada jaminan bagi partai pemenang pemilu untuk dapat melenggang dengan mudah dalam persaingan memperebutkan kursi gubernur dan wakil gubernur Sumbar.
Baca juga: Hasil Pemilu 2024 Sumsel dan Pencalonan Herman Deru di Pilkada Gubernur
Faktor ketokohan pun belum menjamin raihan suara secara dominan. Hal ini terbukti dengan kekalahan para tokoh yang telah berpengalaman sebagai pejabat publik di Sumatera Barat.
Kondisi inilah yang menjadi sisi menarik dari setiap gelaran pilgub di Sumbar. Akankah PKS dengan mesin partainya yang solid dapat mengukir sejarah barunya di Sumbar? (LITBANG KOMPAS)
Baca juga: Konfigurasi Kemenangan Golkar di Sumut