Kandidat Pilkada Gencar Temui Tokoh, Pengamat: Upaya Dapatkan Restu Politik
Silaturahmi ke tokoh-tokoh ternama merupakan strategi mendapatkan restu politik sekaligus tingkatkan elektabilitas.
Oleh
DIAN DEWI PURNAMASARI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Meskipun belum resmi ditetapkan sebagai pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur oleh Komisi Pemilihan Umum, sejumlah bakal kandidat Pilkada Jakarta sudah mulai melakukan safari politik ke sejumlah tokoh. Pasangan calon Ridwan Kamil dan Suswono, misalnya, bertemu dengan Mantan Gubernur Jakarta Letnan Jenderal (Purn) Sutiyoso di Museum Bang Yos, Bekasi, Kamis (12/9/2024).
Dalam pertemuan tersebut Ridwan Kamil yang diusung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus yang datang bersama Suswono disambut langsung oleh Sutiyoso. Mereka sempat diajak berkeliling Museum Bang Yos sebelum berbincang-bincang soal masalah klasik Jakarta, yaitu kemacetan lalu lintas, penyediaan akses transportasi umum, dan penanganan banjir. Masalah tersebut dinilai sebagai isu utama pengelolaan Jakarta.
”Saya bersyukur bisa bertemu Bang Yos, sosok yang meletakkan fondasi penting dalam memodernisasi Jakarta. Bicara soal car free day, banyak anak muda yang mungkin belum tahu bahwa inisiatif ini dimulai di era Bang Yos sebagai simbol demokratisasi ruang publik,” ujar Ridwan Kamil melalui keterangan resmi, Kamis.
Mantan Gubernur Jawa Barat itu juga menyoroti Transjakarta sebagai warisan ikonik dari kepemimpinan Sutiyoso. ”Transjakarta adalah terobosan besar dalam memodernisasi transportasi umum Jakarta. Dengan kendaraan yang lebih nyaman dan rute yang lebih luas, jelas bahwa Transjakarta sangat dibutuhkan,” imbuh Kamil.
Pasangan yang kerap disapa dengan akronim Rido itu pun mengapresiasi upaya mantan Gubernur Anies Baswedan untuk memperluas layanan Transjakarta melalui rute non-BRT dan bus listrik. Adapun, jika terpilih, calon wakil gubernur Suswono berjanji untuk memperpanjang rute tersebut sampai ke daerah penyangga Jakarta.
”Kami berencana memperpanjang rute Transjakarta hingga Bekasi, Tangerang, Depok, dan Bogor. Harapannya, lebih banyak warga akan beralih ke transportasi umum sehingga kemacetan berkurang,” jelas Suswono.
Untuk isu penyediaan perumahan bagi warga, pasangan Rido pun mengusulkan konsep hunian vertikal di pusat kota untuk mengurangi jarak tempuh warga dan memperkuat fondasi keluarga.
Untuk isu pengendalian banjir, Suswono yang merupakan mantan Menteri Pertanian era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu memuji keberhasilan proyek Kanal Banjir Timur (KBT) di era Sutiyoso.
Sementara itu, untuk isu pengendalian banjir, Suswono yang merupakan mantan Menteri Pertanian era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu memuji keberhasilan proyek Kanal Banjir Timur (BKT) di era Sutiyoso yang telah menjadi model penting untuk rencana pengendalian banjir ke depan.
”Kami akan bekerja sama dengan pemerintah daerah, seperti Cianjur untuk membangun waduk sebagai penampung air, dan mendukung giant sea wall yang direncanakan oleh Pak Prabowo untuk menghadapi kenaikan air laut,” imbuh Suswono.
Sebelumnya, calon wakil gubernur Jakarta yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Perjuangan (PDI-P), Rano Karno, juga bersilaturahmi ke kediaman Guntur Soekarnoputra, putra Presiden Pertama RI Soekarno di bilangan Kemang, Jakarta Selatan, Kamis (12/9/2024).
Dalam kunjungan itu, Rano disambut hangat di ruang tamu rumah Guntur. Ia terlihat berbincang santai sembari menikmati menu santapan makan siang soto kudus dan nasi tumpeng yang disediakan keluarga Guntur. Mereka berbincang-bincang selama sekitar satu jam di ruang tengah keluarga.
Setelah pertemuan, putra sulung Soekarno dan Fatmawati itu menuturkan, sebenarnya sudah bertahun-tahun ia tidak bertemu dengan Rano. Ia pun sempat menelepon Rano dan meminta untuk bertemu. Apalagi, jauh sebelum Rano dicalonkan sebagai wakil gubernur untuk mendampingi calon gubernur Jakarta Pramono Anung, Guntur sudah mendengar informasi tersebut.
Memiliki pengaruh
Peneliti Politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional Wasisto Jati berpandangan silaturahmi politik yang gencar dilakukan bakal kandidat peserta pilkada adalah bagian dari upaya untuk mendapatkan restu politik karena hal itu penting bagi kontestan. Secara simbolis, kontestan pilkada membutuhkan endorsement atau dukungan ide-ide kampanye dari tokoh-tokoh ternama.
”Selain mendapatkan restu politik, silaturahmi juga penting karena berbagai tokoh itu mempunyai pengaruh yang bisa untuk merebut ceruk pemilih di ruang publik,” kata Wasisto.
Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno juga menilai silaturahmi politik digencarkan sebagai upaya untuk mendapatkan dukungan publik di Jakarta. Mantan-mantan gubernur seperti Sutiyoso, Fauzi Bowo memiliki dukungan politik terutama dari simpatisan dan pendukung mereka. Mengunjungi mereka adalah bagian dari strategi dan pemasaran politik.
Silaturahmi politik digencarkan sebagai upaya untuk mendapatkan dukungan publik di Jakarta.
”Selain itu juga upaya untuk meningkatkan popularitas sang calon dengan melakukan kerja-kerja politik yang semakin intensif baik bertemu tokoh maupun basis massa secara umum,” kata Adi.
Ia menambahkan sekalipun mereka belum ditetapkan secara resmi sebagai kandidat pilkada oleh KPU, konsolidasi ke basis massa dan restu politik dari tokoh-tokoh kunci adalah bagian dari upaya meningkatkan elektabilitas mereka di Pilkada Serentak 2024.