Pendukung Anies dan Ahok Jadi Rebutan di Pilkada Jakarta
Dari hasil survei disebut pendukung loyal Ridwan Kamil mencapai 20 persen, dan mereka beretnis Jawa.
Oleh
NORBERTUS ARYA DWIANGGA MARTIAR
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Besarnya pendukung mantan Gubernur DKI Jakarta, baik itu Anies Baswedan maupun Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, diprediksi akan menjadi rebutan para calon gubernur dan wakil gubernur dalam Pilkada Jakarta 2024. Pasangan bakal calon gubernur dan calon wakil gubernur Jakarta, Ridwan Kamil-Suswono yang didukung oleh 13 partai politik, juga akan memperebutkannya.
Hal itu terungkap dalam hasil survei Political Strategy Group (PSG) yang dipaparkan pada Sabtu (7/9/2024). Adapun survei dilaksanakan pada 6-15 Agustus 2024 atau sebelum munculnya pasangan calon (paslon) Pramono Anung-Rano Karno dan paslon dari jalur perseorangan, Darma Pongrekun-Kun Wardana yang ikut mendaftar di Pilkada Jakarta pada akhir Agustus lalu.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Survei dilaksanakan dengan metode multistage random sampling. Jumlah responden dalam survei ini adalah 1.540 orang. Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 1.540 responden memiliki toleransi kesalahan ±2,7 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Dari survei ini terungkap bahwa 75 persen responden mengatakan puas dan sangat puas terhadap kinerja Anies semasa menjadi Gubernur DKI Jakarta. Setali tiga uang, sebanyak 84 persen responden juga mengaku puas dan sangat puas dengan kinerja Basuki atau Ahok.
Untuk tingkat kesukaan, dari empat nama yang disodorkan ke responden, yakni Anies, Basuki, Kamil, dan Kaesang Pangarep, sekitar 80 persen menyatakan kesukaannya kepada Kamil. Namun, ketika ditanya, jika Pilkada dilaksanakan pada saat itu, sebanyak 39 responden memilih Anies, disusul Basuki sebanyak 22 persen. Adapun yang menyatakan akan memilih Kamil sekitar 15 persen.
”Anies dan Ahok tetap paling tinggi. Artinya, warga Jakarta menginginkan mantan gubernurnya yang memimpin Jakarta,” kata Kepala Peneliti PSG, Ahsan Ridhoi.
Dari beberapa simulasi yang dilakukan, survei menunjukkan bahwa jumlah pendukung loyal Kamil di Jakarta sekitar 20 persen.
Menurut Ahsan, berdasarkan pengalaman Pilkada Jakarta sebelumnya, kemungkinan dua putaran masih terbuka di Pilkada Jakarta 2024. Sebab, ketiga paslon kepala daerah yang telah mendaftar di Pilkada Jakarta, baik itu Kamil-Suswono, Pramono-Rano, maupun Dharma-Kun, bukanlah sosok yang kuat sebagaimana tecermin dalam survei tersebut.
Dari beberapa simulasi yang dilakukan, survei menunjukkan bahwa jumlah pendukung loyal Kamil di Jakarta sekitar 20 persen. Dalam simulasi Anies melawan Kamil, responden lebih memilih Anies dengan persentase angka di atas 50 persen. Sementara, dalam simulasi Kamil melawan Basuki, Kamil unggul tipis atas Basuki.
Dari sisi demografi, pemilih Kamil tampak kuat didominasi dari suku Jawa, tetapi lemah untuk dukungan dari etnis Betawi. Hal ini bisa menjadi keunggulan paslon Pramono Anung-Rano Karno karena sosok Rano identik dengan orang Betawi. Walakin, di sisi lain, Kamil mampu menjangkau pemilih muda karena dia aktif di media sosial.
”Ridwan Kamil harus bisa menarik pendukung Anies dan Ahok. Akan sulit bagi Ridwan Kamil untuk menang satu putaran. Sebaliknya, ada peluang pemilih Anies ataupun Ahok beralih ke Dharma Pongrekun,” terangnya.
Ahli statistik politik dari Harvard University, Seth Soderborg, mengatakan, dari survei tersebut tampak bahwa pendukung loyal Kamil sekitar 20 persen. Berbeda dari dugaan, rupanya pendukung loyal Kamil bukanlah mereka yang beretnis Sunda, melainkan mereka yang beretnis Jawa.
Dengan kemunculan Pramono Anung, pendukung Kamil bisa terbelah. Sebab, Pramono juga dikenal sebagai sosok atau figur orang Jawa. Namun, di luar itu, masih ada sebagian besar orang yang hingga survei dilakukan belum menentukan pilihan atau menjawab tidak tahu.
”Survei bukan prediksi, melainkan realita sekarang (saat survei dilakukan). Di dalam survei juga ada responden yang tidak tahu dan tidak menjawab. Jadi, sering kemudian ada selisih dari hasil survei,” terang Soderborg.
Pendukung Anies menunggu
Kepala Departemen Politik dan Sosial CSIS Indonesia Arya Fernandes berpandangan, pilkada kali ini akan terasa berbeda. Sebab, dua calon terkuat menurut survei, yakni Anies dan Basuki, justru tidak diusung oleh partai politik. Padahal, Pilkada DKI Jakarta selama ini berjalan kompetitif.
Meskipun demikian, Pilkada Jakarta akan tetap penting karena sejak 2012 menjadi sumber kepemimpinan nasional. Hal itu dimulai dari Joko Widodo yang terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta dan terpilih menjadi presiden. Demikian pula Anies Baswedan yang terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta dan akhirnya maju dalam kontestasi Pemilihan Presiden 2024.
Pemilih Pak Anies masih posisi menunggu. Sementara pemilih Ahok mungkin akan otomatis memilih Pramono.
”Nah, Pilkada Jakarta ini menurut saya akan menarik karena PDI-P berada di tengah kepungan banyak partai. Dia dikepung di Jakarta, Sumatera Utara, Jawa Tengah,” kata Arya.
Di sisi lain, menurut Arya, pemilih Partai Keadilan Sejahtera (PKS) saat ini berada dalam posisi dilematis. Bagi pemilih PKS, mereka sempat meyakini bahwa Anies yang akan diusung oleh PKS dalam Pilkada Jakarta. Meski kemudian, PKS bersama sejumlah partai lainnya mendukung Kamil dan bahkan PKS mengusung kadernya, Suswono, mendampingi Kamil di Pilkada Jakarta. Melihat kondisi ini, Arya memandang, bukan berarti pemilih PKS akan langsung memilih Suswono.
”Jadi, pemilih Pak Anies masih posisi menunggu. Sementara pemilih Ahok mungkin akan otomatis memilih Pramono karena relatif tidak ada isu dari pemilih Ahok ke Pramono Anung-Rano Karno,” terangnya.