Setelah Pertimbangan Mendalam, Sandiaga Tutup Pintu Maju di Pilkada Jabar
Meski tak maju di Pilkada Jabar, Sandiaga Uno menyatakan akan terus berjuang bersama rakyat, sebagai rakyat.
Oleh
NIKOLAUS HARBOWO
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Politisi Partai Persatuan Pembangunan yang saat ini menjabat Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, menutup pintu untuk maju di Pemilihan Kepala Daerah Jawa Barat. Ia mengucapkan selamat berkontestasi bagi para kandidat di Pilkada Jabar. Ia menyatakan akan terus berjuang bersama rakyat, sebagai rakyat.
”Terima kasih kepada teman-teman dari berbagai aspirasi yang mengajak kami berpartisipasi dalam kontestasi Pilkada 2024 di Jawa Barat. Saya merasa itu sebuah kehormatan besar sekali secara pribadi untuk tawaran itu. Pastinya terharu dengan pemikiran teman-teman. Namun, setelah mempertimbangkan secara saksama, merenungkan perjalanan politik kami, diskusi bersama keluarga, di ujungnya saya istikharah, dan jawabannya, saya menyampaikan untuk saat ini mengucapkan selamat berkompetisi kepada sahabat-sahabat saya di Jabar,” ucapnya melalui keterangan tertulis, Kamis (29/8/2024).
Ia spesifik menyebut sejumlah kandidat di Pilkada Jabar yang telah mendaftar ke KPU Jabar, di antaranya bakal calon gubernur Jabar Dedi Mulyadi, pasangan Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie, dan Ketua DPD PDI-P Ono Surono. Ono menjadi salah satu kandidat yang diusulkan oleh DPD PDI-P Jabar ke DPP PDI-P untuk diusung partai di Pilkada Jabar. Namun, DPP PDI-P belum memutuskan.
”Ustaz Syaikhu, Brother Ilham, Kang Dedi Mulyadi, dan Kang Ono Surono adalah kandidat terbaik dan putra bangsa terbaik yang dimiliki Jawa Barat saat ini. Mereka semua teman-teman saya. Saya mengenal mereka pribadi dan dalam jangka waktu yang panjang. Mereka semua memiliki keinginan penuh iktikad baik untuk Jawa Barat,” tambahnya.
Lebih lanjut Sandiaga mengatakan, dirinya mengawali terjun dalam politik lewat perjuangan penuh untuk Indonesia lebih baik serta memperjuangkan kehidupan rakyat yang lebih baik dan lebih sejahtera.
”Ini yang saya pelajari dari mentor pertama saya dalam politik, yaitu presiden terpilih kita, Bapak Prabowo Subianto. Kesejahteraan rakyat yang harus diperjuangkan dalam perjuangan politik. Kesejahteraan rakyat ini yang akan terus saya perjuangkan dan kawal bersama rakyat, sebagai rakyat,” ujarnya.
Ia pun berpesan, siapa pun gubernur Jabar terpilih kelak, harus berjuang tanpa pamrih demi kepentingan rakyat untuk kesejahteraan rakyat.
”Sekali lagi selamat kepada sahabat-sahabat yang berkompetisi. Saya, Sandiaga Uno, akan terus tetap berkiprah di dalam jalan politik bersama rakyat yang harus kita perjuangkan kehidupannya menjadi lebih baik. Insya Allah sepanjang kita berjalan dari rel politik untuk kebaikan bangsa dan negara, untuk kebaikan orang banyak, kita akan selalu menemukan titik temu kesamaan perjuangan,” tambahnya.
Siang tadi saat ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta, Sandiaga masih belum memutuskan akan maju atau tidak di Pilkada Jabar. Ia membenarkan ada dorongan kepadanya untuk maju di Pilkada Jabar.
”Dalam beberapa bulan terakhir dan beberapa hari belakang ini yang banyak berkonsultasi, menyampaikan pemikiran, dan ini dalam hitungan menit nanti akan segera diputuskan. Nanti saya akan ada memberikan keterangan resmi. Jadi, teman-teman mohon sabar dulu,” ujarnya.
Menurut dia, pembahasan dan lobi-lobi untuk Pilkada Jawa Barat masih berlanjut. Meski terus didorong oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk maju sebagai calon gubernur Jawa Barat, Sandiaga yang merupakan politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) juga perlu mempertimbangkan sikap partai. Apalagi, kini PPP merupakan bagian dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) plus.
Parpol anggota KIM sepakat untuk mengusung duet Gerindra dan Golkar, Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan, di Pemilihan Gubernur Jawa Barat. Adapun PPP yang menaungi Sandiaga dikabarkan mendukung kandidat lainnya yang diusung Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie.
Kemarin, Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid, mengungkapkan, bahwa partainya masih membuka opsi mengusung Sandiaga di Pilkada Jabar. Politisi Partai Persatuan Pembangunan yang sebelumnya kader Gerindra ini sempat mengemuka beberapa bulan lalu, tetapi menurut Jazilul, tawaran bagi Sandiaga untuk maju di Pilkada Jabar, belum diakhiri.
”Tawaran untuk Sandiaga masih hidup. Gagasan lama memasangkan Sandiaga Uno dengan Acep Adang Ruhiat, mereka mewakili utara dan selatan Jabar,” ucapnya.
Upaya pendekatan untuk meyakinkan Sandiaga kini tengah diupayakan jajaran pengurus PKB Jabar. Sandiaga, menurut Jazilul, masih bimbang saat menerima tawaran itu.
”Ya, kan, biasanya satu-dua hari ini menjadi momentum yang penting setelah semuanya daftar, dilihat, diukur, oh bisa ini bisa dikalahkan. Oh, ini ada peluang untuk menang. Nah, di situlah kemudian muncul kembali semangat,” tambahnya.
Kebimbangan Sandiaga, lanjut Jazilul, bisa saja berubah karena peta pencalonan di Pilkada Jabar saat ini sudah berubah. Mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, yang memiliki elektabilitas tertinggi di Jabar berdasarkan hasil survei sejumlah lembaga, telah digeser partainya, Golkar, untuk maju di Pilkada Jakarta. Alhasil, bakal calon yang ada di Pilkada Jabar, menurut Jazilul, masih memungkinkan untuk bisa dikalahkan.
”Menurut saya, Pak Sandi akan lebih bagus elektoralnya dibanding yang ada sekarang,” katanya.
Opsi lainnya, menurut Jazilul, PKB mengajukan Ketua Dewan Syura PKB Jabar Acep Adang Ruhiat. Hal ini pun dikuatkan oleh Bendahara Umum PKB Bambang Susanto. Menurut Bambang, jadi atau tidak partainya koalisi dengan PDI-P untuk Pilkada Jabar, PKB akan tetap mengusung Acep.
Sementara itu, Ketua DPD PDI-P Jawa Barat Ono Surono melalui kiriman video yang diterima Kompas, mengatakan, PDI-P akan mengusung cagub dan cawagub yang akan jadi kejutan di Pilkada Jabar. Hanya saja, ia tak mau mengungkapkannya.
DPP PDI-P dipastikannya akan mengkaji secara cermat dan hati-hati sebelum memutuskan pasangan calon yang bakal diusung nanti. Apalagi, mengingat Jabar merupakan wilayah yang besar dengan kompleksitas masalah yang besar dan jumlah pemilih yang besar pula.
”Sehingga bisa saja nanti calon gubernurnya bukan kader PDI Perjuangan yang juga bisa saja dipasangkan dengan kader partai lain. Siapa itu? Ya, kita tunggu saja dan mohon doanya,” ucap Ono.