PKB Tetap Usung Acep Adang di Pilkada Jabar, Nama dari PDI-P Ditunggu
PKB bakal memajukan calon sendiri di Pilkada Jabar jika PDI-P tak mengajukan nama atau nama yang diusulkan tak menarik.
Oleh
NIKOLAUS HARBOWO, KURNIA YUNITA RAHAYU
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Partai Kebangkitan Bangsa menunggu figur yang diajukan oleh PDI Perjuangan untuk Pemilihan Kepala Daerah Jawa Barat. Jika hingga siang ini belum ada figur yang diajukan, PKB siap menghadirkan pasangan bakal calon sendiri untuk Pilkada Jabar. Peluang itu juga terbuka jika ternyata figur yang diajukan PDI-P tidak menarik bagi PKB.
Bendahara Umum PKB Bambang Susanto mengungkapkan, sudah lama PKB dan PDI-P sama-sama berkeinginan untuk mengusung pasangan bakal calon gubernur-wakil gubernur Jabar. Keinginan ini bahkan sudah ada sebelum putusan Mahkamah Konstitusi melonggarkan ambang batas pencalonan di pilkada.
Dari PKB, menurut dia, sudah diajukan nama Ketua Dewan Syura PKB Jabar Acep Adang Ruhiat. Hal ini sesuai dengan aspirasi dari jajaran pengurus dan kader PKB di Jabar. Acep dipilih karena jejaringnya luas di kalangan pesantren di Jabar ataupun di luar kalangan pesantren. Ia merupakan pengasuh Pondok Pesantren Cipasung di Tasikmalaya, salah satu pondok pesantren yang punya pengaruh kuat di Jabar. Acep juga masih menjabat sebagai anggota DPR dari PKB saat ini.
Tak hanya Acep, menurut Bambang, jajaran pengurus dan kader PKB dan PDI-P di Jabar pun sudah berkeinginan agar Acep dipasangkan dengan Ketua DPD PDI-P Jabar Ono Surono. Nama anggota DPR dari Fraksi PDI-P ini juga sudah diusulkan untuk maju di Pilkada Jabar ke DPP PDI-P. ”Jadi, kalau komitmen di daerah sudah Ono sebagai cagubnya dan Acep sebagai cawagubnya,” ujarnya.
Persoalannya, hingga pagi ini, PDI-P, menurut Bambang, belum tuntas memutuskan siapa figur yang akan diusung di Pilkada Jabar. ”Jadi, kita tunggu sampai pukul 13.00 siang ini,” ujarnya.
Jika hingga siang ini belum juga ada keputusan, PKB bakal mengajukan pasangan bakal calon sendiri. Raihan suara PKB pada pemilihan anggota DPRD Jabar di Pemilu 2024 memenuhi syarat ambang batas pencalonan sehingga tak ada kendala untuk mengajukan calon sendiri. ”Kita tetap ajukan Acep Adang sebagai cagub untuk cawagubnya kita sedang inventarisir,” ujarnya.
Peluang mengajukan calon sendiri ini pun terbuka jika kemudian figur yang ditawarkan oleh PDI-P tidak menarik bagi PKB. ”Tidak masalah kita ajukan kader sendiri di Jabar,” ucapnya.
PKB, lanjut Bambang, tidak mempersoalkan survei elektabilitas cagub Jabar dari sejumlah lembaga yang belum memperlihatkan nama Acep. Ia yakin elektabilitas Acep akan terlihat setelah kelak diumumkan. Selain itu, memunculkan kader sendiri di pilkada merupakan upaya dari partai untuk menunjukkan kaderisasi di partai berhasil dan PKB punya kekuatan yang riil.
Jika PKB di Jabar betul mengajukan kader sendiri sebagai cagub-cawagub, berarti sama dengan di Pilkada Jatim. PKB memutuskan mengusung Luluk Nur Hamidah dan Lukmanul Khakim sebagai bakal cagub-cawagub Jatim. Keduanya kader PKB.
Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto mengatakan, belum ada keputusan untuk Pilkada Jabar hingga pagi tadi. Begitu pula saat ditanyakan apakah jadi mengusung Ono-Acep. ”Belum,” ujarnya.
Opsi Sandiaga Uno
Di luar opsi Ono ataupun figur lain dari PDI-P, Bambang tak menampik masih ada opsi mengusung politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Sandiaga Salahuddin Uno. Namun, hingga pagi ini, belum ada tanda-tanda keberhasilan dari upaya mengajak Sandiaga untuk maju di Jabar.
Kemarin, Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid mengungkapkan, opsi mengusung Sandiaga masih terbuka. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu bisa dipasangkan dengan Acep Adang. Sandiaga, menurut Jazilul, masih bimbang.
”Ya, kan, biasanya satu-dua hari ini menjadi momentum yang penting setelah semuanya daftar, dilihat, diukur, oh bisa ini bisa dikalahkan. Oh, ini ada peluang untuk menang. Nah, di situlah kemudian muncul kembali semangat,” tuturnya.
Kebimbangan Sandiaga, lanjut Jazilul, bisa saja berubah karena peta pencalonan di Pilkada Jabar saat ini sudah berubah. Mantan Gubernur Jabar Ridwan Kamil, yang memiliki elektabilitas tertinggi di Jabar berdasarkan hasil survei sejumlah lembaga, telah digeser partainya, Golkar, untuk maju di Pilkada Jakarta. Alhasil, bakal calon yang ada di Pilkada Jabar, menurut Jazilul, masih memungkinkan untuk bisa dikalahkan.
”Menurut saya, Pak Sandi akan lebih bagus elektoralnya dibandingkan yang ada sekarang,” katanya.
Hingga kemarin, baru ada satu pasangan bakal calon yang telah mendaftar ke KPU Jabar, yakni pasangan Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan. Pasangan ini diusung oleh parpol dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM), koalisi parpol pengusung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pilpres 2024, antara lain Partai Gerindra dan Partai Golkar.
Kemudian, siang nanti, pasangan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu-putra Presiden ke-3 RI BJ Habibie, Ilham Habibie, bakal didaftarkan PKS dan Nasdem ke KPU Jabar. Kemarin, pasangan ini sempat berziarah ke makam BJ Habibie di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.
Mengacu hasil survei Kompas pada Juni 2024 menunjukkan, dari sejumlah nama yang muncul dalam bursa calon gubernur Jabar, Ridwan Kamil menjadi referensi terbesar publik Jabar. Potensi elektabilitas sosok yang biasa dipanggil Kang Emil ini mencapai 36,6 persen.
Tokoh yang memiliki potensi keterpilihan setelah Kamil adalah Dedi Mulyadi, Alfiansyah Komeng, Deddy Mizwar, Dede Yusuf, Atalia Praratya, Desy Ratnasari, Ahmad Syaikhu, dan Bima Arya. Namun, jarak elektoral nama-nama itu masih jauh dari Kamil.
Hanya saja, Kang Emil telah didaftarkan untuk maju sebagai cagub Jakarta ke KPU Jakarta oleh koalisi partai politik yang tergabung dalam KIM, plus sejumlah parpol lain di KIM. Kang Emil dipasangkan dengan kader PKS, Suswono.