PKB Hadirkan Luluk Nur Hamidah untuk Lawan Khofifah dan Risma di Pilkada Jatim
Tiga srikandi bakal bertarung di Pilkada Jatim. Luluk dipasangkan dengan kader PKB lainnya, Lukmanul Khakim.
Oleh
KURNIA YUNITA RAHAYU
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB memutuskan memasangkan kadernya sebagai calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur 2024, yakni Luluk Nur Hamidah dan Lukmanul Khakim.
Partai politik peraih kursi terbanyak di DPRD Jawa Timur itu menghadirkan kandidat perempuan untuk berkompetisi dengan Khofifah Indar Parawansa yang diusung Koalisi Indonesia Maju plus, serta Tri Rismaharini yang berpotensi diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
Ketua Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Kebangkitan Bangsa Ahmad Iman Sukri mengatakan, partainya memutuskan mengusung kadernya pada Pemilihan Kepala Daerah Jawa Timur (Pilkada Jatim). Keputusan dimaksud diambil pada Rabu (28/8/2024) oleh Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar didampingi jajaran pengurus PKB Jatim.
”PKB mengusung Luluk Nur Hamidah berpasangan dengan Lukmanul Khakim,” ujarnya saat dihubungi dari Jakarta, Rabu pagi.
Iman Sukri melanjutkan, sebelum ada perubahan ambang batas pencalonan kepala daerah dalam Undang-Undang Pilkada imbas adanya putusan Mahkamah Konstitusi (MK), PKB memang sudah berniat untuk mengusung kadernya. Sebab, PKB merupakan satu-satunya parpol yang memenuhi ambang batas pencalonan, yakni memiliki 24 kursi. Adapun total perolehan kursi PKB di DPRD Jatim berdasarkan hasil Pemilu 2024 adalah 27 kursi.
Meski bisa mengusung sendiri sejak awal, ia tidak memungkiri, sebelumnya PKB berkomunikasi intens dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) untuk berkoalisi di Jatim.
Akan tetapi, belakangan setelah ketentuan ambang batas pencalonan kepala daerah berubah, PDI-P mewacanakan untuk mengusung Menteri Sosial yang juga mantan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan tengah mencari kandidat pendampingnya.
Menurut Iman Sukri, parpolnya tidak terpengaruh sikap PDI-P. PKB pun memutuskan untuk mengusung dua kadernya sekaligus untuk dipasangkan. ”Kami memang mau maju sendiri,” ujarnya.
Luluk Nur Hamidah merupakan Ketua DPP PKB yang juga menjabat sebagai anggota DPR dari Fraksi PKB. Lukmanul Khakim juga Ketua DPP PKB selain menjabat pula sebagai anggota DPR dari Fraksi PKB. Keduanya dijadwalkan untuk memeriksakan kesehatan di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta, hari ini, sebelum mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum Jatim, Kamis (29/8/2024).
Dihubungi terpisah, Luluk membenarkan telah menerima penugasan untuk menjadi calon gubernur Jatim. Tugas itu disampaikan langsung oleh Muhaimin Iskandar melalui panggilan telepon pada Rabu.
”Beliau (Muhaimin) tidak ragu sama sekali dengan kemampuan kader sendiri dan perempuan,” ungkap Luluk mengulangi salah satu ucapan Muhaimin kepadanya.
Ia mengatakan, sebelumnya tidak pernah ada pembicaraan mengenai rencana pencalonan dirinya di Jatim. Meski demikian, ia berkomitmen menjalankan tugas tersebut dengan semangat pencerdasan sekaligus perubahan untuk masyarakat Jatim.
”Jangan takut apa pun,” katanya mengungkapkan pesan Muhaimin.
Di Pilkada Jatim, Luluk-Lukman bakal menghadapi pasangan mantan gubernur dan wakil gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak. Pasangan tersebut didukung oleh delapan parpol yang mayoritas merupakan anggota Koalisi Indonesia Maju (KIM) atau pengusung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka pada Pilpres 2024. Selain itu, pasangan kader PKB juga berpotensi untuk menghadapi Tri Rismaharini yang diusung PDI-P.
Baik Khofifah maupun Risma merupakan dua kandidat terkuat di Jatim. Mengacu hasil survei Litbang Kompas pada Juni 2024, keduanya menempati posisi dua teratas tingkat elektabilitas sebagai kandidat potensial calon gubernur Jatim. Adapun elektabilitas Khofifah mencapai 26,8 persen, sedangkan Risma 13,5 persen.
Meski demikian, Luluk pernah mengatakan, Khofifah sebagai petahana gubernur semestinya bisa mendulang elektabilitas yang jauh lebih tinggi, setidaknya 30 persen. Dengan tingkat keterpilihan saat ini, ia melihat ada ketidakpuasan dari masyarakat setempat dan menandakan bahwa siapa saja masih berpeluang untuk maju di Jatim.