Golkar Ubah Lagi Pencalonan di Pilkada Banten, Kembali Usung Airin
Golkar tak mempersoalkan duet Airin di Pilkada Banten, kader PDI-P, Ade Sumardi. Telah dikomunikasikan dengan KIM.
Oleh
WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Partai Golkar kembali mengubah keputusannya untuk Pilkada Banten. Kali ini, Golkar kembali mengusung kadernya, Airin Rachmi Diany, sebagai calon gubernur Banten. Golkar juga tidak keberatan dengan pasangan Airin, yakni Ade Sumardi, yang merupakan kader PDI-P. Keputusan ini diklaim telah dikomunikasikan dengan partai politik lain serta Koalisi Indonesia Maju.
Keputusan mengubah dukungan dari sebelumnya mengusung Andra Soni-Dimyati Natakusumah ke Airin-Ade disampaikan oleh Ketua Umum Golkar Bahlil Lahadalia saat jumpa pers di kantor DPP Golkar, Jakarta, Selasa (27/8/2024). Hadir dalam kesempatan itu, Airin dan Ade. Bahlil langsung menyerahkan surat rekomendasi dukungan kepada pasangan ini.
”Ibu Airin rumah besarnya di Golkar dan Airin adalah anak kandung partai. Sebagai anak dari ibu yang melahirkan dan membesarkan, rasanya tidak pas kalau tidak diantarkan oleh ibu kandungnya untuk ikut berkompetisi,” tutur Bahlil.
Mengenai pasangan Airin, yakni Ade Sumardi, Golkar tak mempersoalkannya. Bahkan, menurut Bahlil, kombinasi pasangan itu menunjukkan partai berlambang pohon beringin ini sebagai partai yang inklusif dan terbuka. Tidak membeda-bedakan calon dari mana pun latar belakangnya untuk diusung. ”Ini selaras pula seperti harapan yang disampaikan dalam beberapa kesempatan oleh Presiden Joko Widodo dan presiden terpilih Prabowo Subianto,” ujarnya.
Meski memutuskan keluar dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) di Pilkada Banten, Bahlil memastikan KIM di tingkat nasional tetap solid. Prabowo pun, menurut dia, menyerahkan keputusan di pilkada kepada parpol dalam koalisi, termasuk Golkar. ”Ini menjadi bukti nyata dan otentik bahwa kita di koalisi itu boleh berbeda, terutama di pilkada ini,” ujarnya.
Bahlil juga menegaskan tidak akan meminta Ade Sumardi untuk bergabung ke Partai Golkar meski diusung partai tersebut. Perbedaan menjadi kekuatan besar bangsa yang perlu dipertahankan, termasuk di pilkada kali ini. ”Maka, Pak Ade, jangan khawatir, kami tidak akan meminta menukar warna baju untuk baju kuning (warna Golkar) karena membangun bangsa tetap membutuhkan kekompakan dan kerja sama,” tuturnya.
Sebelumnya, sempat beredar rumor bahwa Airin diminta masuk bergabung ke PDI-P setelah diusung oleh PDI-P. Terlebih saat diumumkan PDI-P kemarin, Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri sempat meminta Airin memakai pakaian warna hitam-merah, khas PDI-P.
Terkait penarikan dukungan dari Andra-Dimyati, Bahlil mengklaim telah mengomunikasikannya dengan parpol dalam KIM, utamanya Prabowo dan Ketua Harian DPP Gerindra Sufmi Dasco Ahmad. Mereka pun tak mempersoalkan perubahan dukungan itu karena tujuan dari pengusungan calon sepenuhnya untuk kemajuan bangsa.
”Politik dinamis dan selalu ada komunikasi, bahkan kemarin sampai malam ada komunikasi dengan KIM. KIM semua kompak dan hubungan kita di KIM baik-baik saja,” kata Bahlil menegaskan.
Perubahan dukungan, lanjut Bahlil, adalah hal yang biasa. Tidak hanya terjadi di Golkar dan tidak hanya terjadi di pilkada kali ini.
Ia pun membantah perubahan dukungan karena pidato Megawati saat pengumuman Airin-Ade sebagai cagub-cawagub Banten, kemarin. Ia menegaskan, Golkar independen dalam memutuskan.
”Jadi, ini keputusan mendalam. Tentu di dalamnya sudah ada komunikasi politik, juga dengan KIM. Ini semua terjadi karena komunikasi politik dan ini hasil lobi bersama,” ujarnya.
Sebelum berubah mengusung Airin-Ade, pada Senin lalu Golkar sebenarnya sudah mengumumkan mengusung Andra-Dimyati. Pasangan ini bahkan telah menerima surat rekomendasi dari Golkar yang diserahkan langsung oleh Bahlil. Dalam video penyerahan surat dari Bahlil ke Andra, Bahlil mengakui adanya dinamika yang luar biasa di Banten terkait tarik-menarik rekomendasi pencalonan gubernur-wakil gubernur.
”Namun, saya yakin dan percaya jika Pak Andra memenangkan kompetisi, saya titip satu pesan saja, jangan hanya melihat Gerindra, tetapi juga melihat Golkar. Tujuannya satu untuk menyejahterakan rakyat,” ujarnya.
Pasangan Andra-Dimyati sebelumnya disepakati sebagai calon yang diusung KIM di Pilkada Banten. Bahkan, tak hanya parpol dalam KIM, ada sejumlah parpol lain di luar KIM yang bergabung mengusung Andra-Dimyati sehingga skema KIM plus yang lama menjadi strategi berhasil diwujudkan.
Sehari sebelum pengumuman pengusungan Andra-Dimyati oleh Golkar, PDI-P mendeklarasikan dukungan untuk Airin-Ade, di Tangerang. Kemudian kemarin, pasangan ini menerima surat rekomendasi dari PDI-P dan diserahkan langsung oleh Megawati.
Airin sempat kecewa dengan tidak adanya dukungan dari Golkar. Pasalnya, Airin sudah ditugasi Golkar sejak dua tahun lalu untuk sosialisasi ke masyarakat sebagai persiapan maju sebagai cagub Banten. Tak sebatas itu, sudah ada surat penugasan kala itu yang dikeluarkan oleh Airlangga Hartarto sebagai ketua umum Partai Golkar. Namun, Airlangga memutuskan mundur pada awal Agustus lalu dan digantikan oleh Bahlil.
Mengacu survei Litbang Kompas pada 15-20 Juni 2024, dengan mewawancarai secara tatap muka 400 responden di Banten, popularitas Airin mencapai 72 persen. Di antara jumlah itu, sebanyak 56,5 persen menyukai sosok Airin. Popularitas dan elektabilitas Airin sudah terhitung tinggi, bahkan ketika dia sendiri belum secara terbuka menyatakan akan maju pada Pemilihan Gubernur Banten 2024.
Angka itu hanya kalah dari mantan gubernur sekaligus artis senior, Rano Karno, yang memuncaki popularitas di Banten dengan tingkat pengenalan mencapai 90,3 persen dan tingkat kesukaan sebesar 79,5 persen. Namun, dari segi kecenderungan elektabilitas, Airin memuncaki perolehan dengan 18,5 persen pasti akan memilihnya dan 61 persen mempertimbangkan untuk memilihnya. Angka tersebut relatif setara dengan Rano Karno.
Responden yang menyatakan tak akan memilih Airin hanya sejumlah 9,8 persen dan merupakan angka terendah dibandingkan Rano Karno (11,0 persen), Wahidin Halim (14,0 persen), dan Andra Soni (18,0 persen).
Keunggulan elektabilitas Airin semakin nyata ketika pertanyaan survei murni tentang siapa yang akan dipilih di pilkada mendatang. Airin meraih angka elektabilitas top of mind sebesar 18,0 persen, diikuti di peringkat kedua Wahidin Halim (8,5 persen) dan Rano Karno (7,8 persen). Di bawahnya ada nama-nama lain, yakni Arif Wismansyah, Irna Narulita, Iti Octavia Jayabaya, Achmad Dimyati Natakusumah, dan Ahmad Zaki Iskandar.