Airin Pilih Fokus Pilkada daripada Membahas Nasibnya di Golkar
Partai Golkar akan membahas sikap Airin yang berbeda dengan keputusan partai mengusung Andra-Dimyati di Pilkada Banten.
Oleh
IQBAL BASYARI, NIKOLAUS HARBOWO
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Bakal calon gubernur Banten dari PDI-P, Airin Rachmi Diany, memilih untuk fokus menghadapi Pilkada 2024 dibandingkan dengan membahas nasibnya di Partai Golkar. Meskipun menghormati pilihan Airin untuk maju bersama PDI-P, Golkar tetap akan membahas langkah politik yang dipilih Airin karena tidak sejalan dengan kebijakan partai.
Airin Rachmi Diany mengatakan, hingga saat ini dirinya masih berstatus sebagai kader Partai Golkar meski langkah politiknya maju di Pilkada Banten dari PDI-P tak selaras dengan kebijakan Golkar yang mengusung Andra Soni-Dimyati Natakusumah.
Meskipun demikian, ia enggan membahas lebih lanjut mengenai nasibnya di Golkar. Mantan Wali Kota Tangerang Selatan itu mengaku ingin fokus terlebih dahulu pada persiapan pendaftaran calon kepala daerah Banten.
”Kami fokus pemilihan gubernur dulu. Saya dengan Pak Ade dan teman-teman dari kabupaten/kota sedang melihat berkas-berkas kelengkapan untuk melakukan pendaftaran antara 27-29 Agustus mendatang,” ujar Airin ditemui di DPP PDI-P, Senin (26/8/2024).
Lebih jauh, kata Airin, hal penting lain yang perlu dipikirkan saat ini ialah pemenangan di Pilkada Banten. Sebab, kontestasi di daerah itu dinilai sangat sengit sehingga tak mudah untuk bisa memenangi Pilkada Banten. Maka, ia telah berbagi tugas dengan Ade Sumardi. Ade akan fokus di wilayah Lebak, sedangkan dirinya bakal fokus di wilayah Tangerang Raya.
”Tetapi, tetap kami akan switching. Kami akan terus berkeliling di empat kabupaten dan empat kota,” ucap Airin.
Terkait dengan Golkar yang memberikan rekomendasi kepada Andra-Dimyati, Airin memahaminya. Sebagai kader, ia memahami apa yang menjadi keputusan partainya. ”Saya memahami. Sebagai kader memahami apa yang menjadi keputusan walaupun sedikit tidak paham, bisa dimengerti ya?” tuturnya.
Secara terpisah, Wakil Ketua Umum Golkar TB Ace Hasan Syadzily mengatakan, Golkar menghormati pilihan Airin yang maju sebagai cagub bersama partai lain. Airin tetap berhak menentukan pilihan politiknya. Golkar pun tak bisa mengintervensi hak politiknya tersebut, termasuk tidak bersama Golkar.
Meski demikian, Golkar tetap akan membahas langkah politik Airin tersebut. Sebab, pilihan politik Airin berbeda dengan kebijakan partai yang mengusung Andra-Dimyati.
”Kami akan rapatkan secara khusus mengenai perkembangan lebih lanjut dari langkah yang dilakukan oleh Ibu Airin. Tapi, prinsipnya, kami tidak bisa mengintervensi hak politiknya Ibu Airin untuk maju menjadi calon gubernur, termasuk di dukungan partai,” ucap Ace.
Lebih jauh, lanjutnya, Golkar belum memberikan rekomendasi kepada Airin sebagai cagub atau cawagub Banten. Airin baru mendapatkan surat tugas dari Golkar untuk membangun koalisi dan meningkatkan elektabilitas. Namun, atas berbagai pertimbangan, Golkar akhirnya memberikan rekomendasi dan surat pendaftaran kepada Andra-Dimyati.
Saya memahami. Sebagai kader memahami apa yang menjadi keputusan walaupun sedikit tidak paham, bisa dimengerti ya?
Fungsionaris Golkar, Ahmad Doli Kurnia Tandjung, berharap Golkar tidak memberikan sanksi kepada Airin. Sebab, Golkar tidak bisa melarang hak politik Airin yang memilih maju bersama partai lain. Apalagi, Airin juga memenuhi syarat secara undang-undang untuk maju sebagai calon gubernur.
”Saya mengusulkan kepada DPP Golkar untuk tidak memberikan sanksi apa pun kepada Ibu Airin karena itu hak sebagai warga negara yang dijamin konstitusi. Apalagi dia masih menyatakan sampai sekarang adalah kader Partai Golkar,” ujar Doli.
Namun, ia mengingatkan Airin agar tidak menggunakan atribut Golkar selama berkampanye. Golkar hanya memperbolehkan penggunaan atribut untuk kandidat yang diusung secara resmi, yakni Andra-Dimyati. ”Aturan di internal partai, tanda gambar, atau logo Golkar hanya digunakan untuk kandidat yang didukung secara formal,” tuturnya.
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Putri Komarudin sepakat dengan Doli. Menurut dia, Golkar tidak boleh membatasi hak politik warga negara, termasuk Airin yang merupakan kader perempuan Golkar. Apalagi, Airin selama ini berprestasi dan mempunyai sepak terjang yang luar biasa.
”Kendati demikian, Partai Golkar tetap mengikuti keputusan bersama KIM sehingga kami akan konsisten mengusung pasangan calon yang diusung KIM, yaitu Andra Soni-Dimyati. Oleh sebab itu, kami akan terus memantau perkembangan situasi politik, khususnya di Banten, untuk menjaga kesolidan dan keutuhan Partai Golkar,” tambahnya.
Deklarasi di Tangerang
Sebelum menerima surat rekomendasi dari PDI-P, partai tersebut telah mendeklarasikan Airin yang berpasangan dengan Ade Sumardi untuk Pilkada Banten, kemarin, di Tangerang. Selain PDI-P, Airin mengaku telah mendapat dukungan dari sejumlah parpol nonparlemen, yakni Partai Buruh dan Partai Kebangkitan Nusantara.Dukungan dari partai yang ada ini sudah cukup untuk memenuhi syarat ambang batas pencalonan untuk Pilkada Banten.
Andra-Soni yang akan menjadi lawan Airin-Ade telah memperoleh tiket pencalonan dari sebelas parpol. Selain Golkar, sepuluh partai lainnya adalah Gerinda, PKS, Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Garuda, dan Partai Prima.
Pengusungan Andra-Dimyati oleh koalisi ”gemuk” ini menarik perhatian publik. Pasalnya, dalam hitung-hitungan elektabilitas, Andra dan Dimyati boleh dikatakan cukup tertinggal dibandingkan dengan sosok potensial lainnya. Berdasarkan survei Litbang Kompas pada Juni 2024, Dimyati memiliki elektabilitas 1,3 persen, sedangkan Andra Soni sama sekali belum menjadi pilihan bagi responden.
Raihan itu jelas berada di bawah figur rujukan teratas warga Banten, yakni mantan Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany dengan elektabilitas 18 persen. Tak hanya itu, tingkat popularitas Andra-Dimyati yang masing-masing 13,5 persen dan 32,8 persen juga terpaut cukup jauh dari Airin yang mencapai 72 persen.