Bima Arya Tegaskan PAN Ikut KIM, Sinyal Mundur dari Bursa Pilkada Jabar?
Rabu sore, Cagub Jabar dari PAN, Bima Arya, akan mengumumkan informasi penting terkait pencalonannya di Pilkada Jabar.
Oleh
ANTONIUS PONCO ANGGORO, KURNIA YUNITA RAHAYU
·2 menit baca
JAKARTA,KOMPAS — Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional Bima Arya melontarkan sinyal bakal mundur dari bursa calon gubernur/wakil gubernur Jabar. Setelah Koalisi Indonesia Maju atau KIM sepakat mengusung cagub dari Gerindra, Dedi Mulyadi dan wakilnya kelak dari Partai Golkar, PAN memutuskan mendukung keputusan itu serta memperkuat KIM di Pilkada Jabar.
”Pilgub (pemilihan gubernur) ini mendekati ujung dari proses, sebagian besar kesepakatan telah diambil oleh pimpinan partai. Memang, masih ada ruang pembicaraan terkait nama-nama wakil, tetapi secara umum, PAN akan ikut dalam dan memperkuat KIM di Jabar dan di Jakarta,” ujar Bima saat dihubungi Kompas, Selasa (7/8/2024) malam.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Diberitakan sebelumnya, KIM, koalisi partai politik pendukung presiden-wakil presiden terpilih, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, disebut telah sepakat untuk mengusung cagub dari Gerindra, Dedi Mulyadi di Pilgub Jabar. Adapun cawagub Dedi berasal dari Partai Golkar.
Dedi saat diwawancarai Kompas, beberapa waktu lalu, mengaku telah menerima usulan dua cawagub dari Golkar. Keduanya dikenal dekat, dan ia menyatakan persetujuan jika KIM menyandingkannya dengan salah satunya. Hanya saja, ia merahasiakan kedua nama dimaksud.
Tak sebatas itu, sejumlah elite KIM merencanakan untuk mengajak parpol lain bergabung mengusung cagub-cawagub di Jabar. Penggemukan KIM ini kerap disebut sebagai KIM plus.
Mengacu hasil Pemilu 2024, parpol dalam KIM yang memperoleh kursi di DPRD Jabar dan berhak mengusung cagub-cawagub adalah Gerindra, Golkar, PAN, Demokrat, dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Di luar keempat parpol itu, ada PDI-P, Partai Kebangkitan Bangsa, Nasdem, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Catatan Kompas, Bima mendeklarasikan dirinya maju sebagai bakal cagub Jabar di halaman Gedung Sate, Kota Bandung, Sabtu (4/5/2024). Selain Bima, PAN memberi penugasan kepada anggota DPR dari PAN, Desy Ratnasari. Di luar PAN, Demokrat juga mengajukan usulan nama, yakni mantan Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana.
Pilgub Jakarta
Bima Arya melanjutkan, keputusan PAN untuk memperkuat KIM tidak hanya berlaku di Pilkada Jabar, tetapi juga di Pilkada Jakarta.
Di Pilkada Jakarta, KIM telah sepakat untuk mengusung eks Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Adapun untuk wakilnya, menurut informasi yang diperoleh Kompas dari salah satu politisi Golkar, salah satu opsinya akan berasal dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Sama seperti di Jabar, di Pilkada Jakarta, KIM plus juga menurut rencana, bakal diwujudkan.
Secara terpisah, Ketua Dewan Pakar Partai Amanat Nasional (PAN) Dradjad H Wibowo mengatakan, dalam pilkada, konfigurasi dan dinamika politik daerah tidak jarang berbeda jauh dengan di pusat. Perbedaan koalisi yang terbentuk di daerah dan pusat bukan masalah. Oleh karena itu, KIM tidak berkoalisi dengan parpol yang sama dengan di pusat pada beberapa daerah.
”Meski demikian, karena kuatnya kebersamaan di KIM selama ini, KIM memprioritaskan tetap berkoalisi di pilkada, khususnya di daerah yang mempunyai tingkat urgensi politik sangat tinggi,” ujarnya.
Koordinasi KIM di daerah-daerah penting tersebut diyakini bakal memberikan keuntungan besar. Sebab, mesin parpol yang ada di koalisi itu sudah terbiasa bekerja sama.
”Jadi, sinergi politiknya akan semakin kuat, menaikkan peluang menang di pilkada,” ujar Dradjad.
Akan tetapi, ia mengakui, pembentukan KIM yang ditambah dengan parpol-parpol lain di luar koalisi tersebut bakal memunculkan kerumitan tersendiri. Hal itu terkait dengan penentuan calon wakil gubernur. Namun, ia meyakini itu bisa diatasi. ”Akan sedikit lebih rumit,” tuturnya.