Elektabilitas Anies dan Ahok Tinggi di Jakarta, Bagaimana Parpol Menyikapinya?
Survei terbaru Litbang ”Kompas” mengungkap, pengaruh politik Anies dan Ahok masih membekas di benak warga.
Apa yang bisa Anda pelajari dari artikel ini?
1. Bagaimana partai politik menyikapi elektabilitas tinggi Anies dan Ahok di survei Pilkada Jakarta?
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
2. Siapa saja figur yang muncul jelang Pilkada Jakarta dan bagaimana elektabilitasnya?
3. Dibandingkan dengan era Ahok dan Anies, bagaimana publik menilai kinerja Penjabat Gubernur DKI Jakarta?
4. Apa saja tantangan yang menanti pemimpin Jakarta mendatang?
Bagaimana parpol menyikapi elektabilitas tinggi Anies dan Ahok di survei Pilkada Jakarta?
PDI-P mempertimbangkan bakal mengusung Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di Pemilihan Gubernur Jakarta 2024. Pertimbangan ini didasari atas hasil survei Litbang Kompas baru-baru ini yang menunjukkan elektabilitas Ahok cukup bersaing dengan Anies Rasyid Baswedan.
Jika Ahok benar akan dimajukan sebagai calon gubernur Jakarta, PDI-P meyakini akan ada persaingan sengit di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta mendatang. Bahkan, Ahok diyakini bisa mengalahkan Anies Baswedan.
Baca juga: Elektabilitas Anies dan Ahok Beda Tipis, PDI-P Calonkan Ahok di Jakarta?
Sebelumnya, beberapa waktu lalu, saat memberikan sambutan di acara Sekolah Kepemimpinan Partai (SKP) DPP Partai Keadilan Sejahtera di Hotel Sahid, Jakarta Selatan, Selasa (25/6/2024), Presiden PKS Ahmad Syaikhu mengumumkan bahwa PKS resmi mengusung pencalonan Anies Baswedan-Sohibul Iman di Pilkada DKI Jakarta.
Ketepatan berstrategi dalam pemilihan jabatan wakil gubernur dalam pencalonan kali ini menjadi salah satu kunci keberhasilan yang signifikan. Dengan bersandarkan pada kalkulasi survei, secara logis suara dukungan pemilih kepada Anies dinilai berpotensi bertambah jika terjadi tambahan dukungan pemilih yang berasal dari kekuatan politik di luar partai-partai pendukungnya selama ini.
Baca juga: Anies Bersama PKS, Seberapa Besar Peluang Kemenangan di Pilkada Jakarta?
Siapa saja figur yang muncul jelang Pilkada Jakarta dan bagaimana elektabilitasnya?
Meski dibayangi daya tarik sosok Anies Baswedan dan Ahok, pemilih Jakarta ternyata masih menyimpan ruang bagi sosok baru. Selain Ridwan Kamil, ada beberapa sosok politik yang belakangan ini juga digadang-gadang menjadi calon gubernur Jakarta.
Mereka, misalnya, mantan Panglima TNI Andika Perkasa dan putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep. Masih ada waktu bagi setiap calon gubernur itu untuk mengisi celah penguasaan dukungan.
Baca juga: Survei Pilkada 2024: Celah Peluang dalam Bayang Sosok Anies dan Ahok di Pilgub Jakarta (5)
Dibandingkan dengan era Ahok dan Anies, bagaimana publik menilai kinerja Penjabat Gubernur DKI Jakarta?
Publik menilai kinerja Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono masuk kategori sedang atau cukup. Publik menilai tidak ada terobosan dalam pengendalian banjir, penanganan polusi udara, dan mengurai kemacetan kendati ekonomi daerah tumbuh, sementara angka kemiskinan dan pengangguran turun.
Survei terbaru Litbang Kompas menunjukkan, kepuasan publik terhadap kinerja Heru relatif seimbang antara puas (33,3 persen), tidak puas (35,5 persen), dan tidak tahu (25,5 persen). Jika dibandingkan dengan gubernur terdahulu, kepuasan terhadap kinerja Heru berada di bawah Basuki Tjahaja Purnama dan Anies Baswedan.
Baca juga: Kinerja Heru Dinilai Cukup, Publik Bandingkan dengan Era Ahok dan Anies (9)
Apa saja tantangan yang menanti pemimpin Jakarta mendatang?
Jakarta yang tengah beranjak menuju kota global masih menghadapi sejumlah persoalan laten, baik kemacetan, polusi, masalah sosial, maupun tata kelola pemerintahan. Pemimpin daerah menjadi sosok sentral yang bertanggung jawab memperbaiki sejumlah persoalan laten Jakarta.
Dengan visi kota yang mengacu pada standar global, Jakarta yang telah berusia 497 tahun diharapkan mampu berkembang menghadirkan mutu kehidupan yang lebih baik. Jakarta digadang dapat menyediakan lapangan kerja berkualitas, lebih ramah lingkungan dan rendah emisi karbon, adil untuk semua golongan, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, serta daya dukung infrastruktur yang lebih optimal lagi.
Baca juga: Survei Pilkada 2024: Persoalan Laten Menanti Pemimpin Jakarta (8)
Optimisme dan pesimisme membayangi Jakarta selepas statusnya sebagai ibu kota negara. Tak lagi Jakartasentris menjadi tantangan dan peluang bagi kota ini untuk mewujud menjadi kota global yang layak huni.
Baca juga: Tak Lagi Jakartasentris, Tantangan dan Solusi Selepas Ibu Kota Negara