PKB akan menyiapkan lawan bagi Khofifah-Emil agar pasangan petahana itu tidak melawan kotak kosong di Pillkada Jatim.
Oleh
HIDAYAT SALAM
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Partai Kebangkitan Bangsa memastikan akan menyiapkan lawan bagi Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak yang telah mendapat rekomendasi dari enam partai politik dalam Pemilihan Kepala Daerah Jawa Timur. PKB berharap jangan sampai calon petahana tersebut akan melawan kotak kosong atau bumbung kosong. Oleh karena itu, PKB masih terus menjaring tokoh-tokoh potensial untuk diusung agar dapat memenangkan Pilkada Jawa Timur.
Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid mengatakan, saat ini PKB masih dalam proses penjaringan bakal calon kepala daerah, termasuk untuk wilayah Jawa Timur. PKB belum menentukan figur yang akan diusung dalam menghadapi Pilkada Jawa Timur.
Meski demikian, ada usulan dari banyak kader PKB yang menginginkan mantan Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur KH Marzuki Mustamar dapat diusung PKB untuk maju di Pilgub Jawa Timur.
”Kan, ada Kiai Marzuki, ada lagi macem-macem dan masih banyak. Kita masih proses penjaringan,” tutur Jazilul di kantor DPP PKB, Jakarta, Minggu (8/6/2024).
Menurut Jazilul, dinamika pemilihan Gubernur Jatim memang cukup tinggi karena mulai banyak nama, termasuk Marzuki, yang bermunculan dari aspirasi warga. PKB enggan terburu-buru memutuskan figur yang akan diusung.
Jumlah kursi PKB di DPRD Jawa Timur juga sudah cukup untuk mengusung pasangan calon sendiri. ”Maka dari itu, PKB akan menunggu sampai titik akhir,” ujar Jazilul.
Ia tak ingin pilkada bumbung kosong—atau pasangan calon tunggal yang akan melawan kotak kosong—terjadi di Pilgub Jawa Timur. ”Kita berharap dinamika Pilgub Jawa Timur menarik. Jangan sampai ada bumbung kosong, kan. Masa pemilu bumbung kosong?” ujar Jazilul.
Sebelumnya, pada Jumat (7/6/2024), Partai Gerindra resmi menyatakan dukungan terhadap bakal pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak. Surat rekomendasi dari Partai Gerindra itu pun langsung diserahkan oleh Prabowo Subianto.
Saat ini, Khofifah-Emil sudah didukung oleh Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Perindo, dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Pencalonan calon petahana tersebut kini tak bisa diganggu lagi karena sudah mengantongi tiket yang cukup (Kompas.id, 7/6/2024).
Secara terpisah, Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI-P Ahmad Basarah mengatakan, PDI-P masih terus menjalin komunikasi intens dengan partai politik lain agar mengusung kader sendiri menjadi calon wakil gubernur di Pilkada Jawa Timur. Jika opsi bersama Khofifah menjadi jalan buntu, PDI-P masih punya rencana lainnya sebab komunikasi dengan partai politik lain masih terjalin dengan baik.
”Karena secara politik, PDI-P sebagai pemenang kedua pemilu di Jawa Timur, tentu kita ingin mengusung kader kita sendiri, yakni minimal sebagai calon wakil gubernur. Jadi, kalau skema dengan Bu Khofifah menemui jalan buntu, kemungkinan kita akan coba formasi-formasi yang lain,” ujar Basarah.
Menurut Basarah, dalam politik, sebelum ada janur kuning, maka segala sesuatu masih mungkin berubah. Sebab, politik itu dinamis. ”Namun, kita harapkan semua yang terbaiklah untuk masyarakat Jawa Timur,” katanya.
Peluang kerja sama
Untuk menghadapi Pilkada Jakarta, Basarah mengungkapkan, ada kemungkinan PDI-P akan bekerja sama dengan PKB. Ia juga sudah bertemu dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar secara informal terkait kemungkinan dapat melakukan kerja sama politik di Pilkada Jakarta.
Namun, sampai saat ini, kedua parpol masih dalam tahapan pembicaraan atau pembahasan. Kedua parpol belum sampai pada proses pengerucutan atau kesimpulan apalagi keputusan pasangan calonnya.
”Kalau kemungkinan PKB mengusung Pak Anies Baswedan sebagai calon Gubernur DKI Jakarta, maka kerja sama kami dengan PKB direalisasi dalam Pilkada Jakarta. Sangat mungkin pembicaraan mengenai kerja sama politik mengenai calon yang diusung dari PKB, dalam hal ini Pak Anies Baswedan, serta dibicarakan dengan calon yang mungkin akan kami usung dari PDI-P,” tutur Basarah.
Jazilul menambahkan, untuk mendeklarasikan Anies Baswedan harus ada persiapan yang matang. Partainya juga harus mempertimbangkan pasangan dari Anies. Namun, hingga saat ini, PKB belum memutuskan untuk mengusung Anies di Pilkada Jakarta.
”Belum keputusan kok, baru wacana, ya. Tentu kalau sudah duduk bareng di situ dibicarakan secara obyektif secara kekeluargaan. Kalau sekarang, kan, masih enggak bisa kita menilai. Apakah serius atau enggak, kan, belum tahu,” tuturnya.
Di sisi lain, PKB juga masih mengadakan tahapan uji kelayakan dan kepatutan terhadap para bakal calon kepala daerah mulai dari wilayah Aceh hingga Papua. Proses ini harus diikuti dan dihormati bagi para kandidat yang mendaftar melalui PKB, termasuk Anies Baswedan. Jazilul mengaku belum mengetahui pasti jadwal uji kelayakan dan kepatutan untuk Anies Baswedan.
”Lagi disusun oleh desk pilkada, tentu polanya juga disusun. Mudah-mudahan pekan ini. Saya enggak tahu persisnya karena berurutan mulai dari Aceh, Sumatera Utara, terus begitu selanjutnya,” tutur Jazilul.
Sementara itu, Anies mengaku masih butuh waktu untuk memikirkan apakah bakal maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta atau tidak di Pilkada Jakarta 2024. Ia merasa terhormat karena sejumlah pihak memberikan kepercayaan kepada dirinya agar kembali maju di Pilkada Jakarta mendatang.
”Kita lihat mudah-mudahan tidak terlalu lama lagi bisa sampai pada kesimpulan. Yang jelas saya merasa terhormat kepada teman-teman yang memberikan kepercayaan, termasuk juga sukarelawan,” ujar Anies, Jumat (7/6/2024).