Punya 15 Kursi DPRD, Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil di Pilkada Jatim
Partai Golkar resmi mengusung Khofifah-Emil dalam Pillkada Jawa Timur tahun 2024 ini.
Oleh
WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Partai Golkar resmi mengusung Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak sebagai pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur pada Pemilihan Kepala Daerah 2024. Golkar akan berkomunikasi dengan semua partai politik Koalisi Indonesia Maju untuk bersama-sama mengusung Khofifah-Emil karena partai pimpinan Airlangga Hartarto itu tidak bisa mengajukan pasangan kandidat sendiri di Pilkada Jatim.
Surat rekomendasi pencalonan Khofifah-Emil dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jatim dari Partai Golkar diserahkan oleh Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto di rumah dinas menteri di Widya Chandra, Jakarta, Jumat (17/5/2024) malam. Surat rekomendasi itu diterima langsung oleh Khofifah-Emil yang akan maju untuk periode kedua.
Airlangga menjelaskan, Partai Golkar konsisten mendukung Khofifah-Emil untuk memimpin Jatim. Golkar senang dengan keberhasilan Khofifah-Emil di Jawa Timur saat masih menjabat Gubernur dan Wakil Gubernur. Dua orang itu diklaim cocok untuk melanjutkan pekerjaan yang sudah mereka mulai di Jatim.
Selanjutnya, Golkar akan berkomunikasi dengan partai-partai politik anggota Koalisi Indonesia Maju (KIM) untuk dapat bersama-sama mengusung Khofifah-Emil di Pilgub Jatim. Airlangga mengklaim, parpol-parpol KIM sudah satu suara untuk mencalonkan Khofifah-Emil.
”Jadi, Partai Golkar konsisten terhadap pasangan di Jawa Timur dan kami sudah komunikasi dengan Koalisi Indonesia Maju yang seluruhnya punya calon yang sama,” ujar Airlangga saat memberikan keterangan seusai menyerahkan surat rekomendasi.
Golkar memang tidak bisa mengusung sendiri pasangan calon di Pilgub Jatim. Sebab, pada Pemilu 2024 ini, partai berlambang pohon beringin itu diperkirakan hanya mendapatkan 15 kursi DPRD Jatim. Ini berarti, Golkar hanya punya modal 12,5 persen kursi DPRD Jatim. Padahal, Undang-Undang Pilkada mensyaratkan, parpol atau gabungan parpol dapat mengusung pasangan calon sendiri jika memiliki minimal 20 persen kursi DPRD atau paling sedikit 25 persen suara sah dalam pemilihan anggota DPRD setempat.
Sebelumnya, dari empat parpol KIM, hanya Partai Demokrat yang mendukung Khofifah-Emil. Namun, menurut Airlangga, saat ini empat partai KIM, yakni Demokrat, Golkar, Gerindra, dan PAN, telah mendukung pasangan yang sama.
Jadi, Partai Golkar konsisten terhadap pasangan di Jawa Timur dan kami sudah komunikasi dengan Koalisi Indonesia Maju yang seluruhnya punya calon yang sama.
Sejauh ini, Khofifah-Emil mengklaim telah mengantongi dukungan sejumlah partai yang total menguasai 52 atau 43 persen dari 120 kursi DPRD Provinsi Jatim. Dengan demikian, keduanya sudah bisa mendaftar Pilgub Jatim.
Target pemerataan
Dalam kesempatan yang sama, Khofifah menyampaikan bakal melanjutkan proses pembangunan yang tengah berlangsung. Targetnya adalah pemerataan. Meski ibu kota negara berpindah ke Nusantara, Jawa Timur tetap menjadi de facto ibu kota.
”Apalagi kalau ibu kota nanti pindah ke Kalimantan Timur, maka kami ingin menyampaikan de facto ibu kota sepertinya di Jawa Timur. Artinya, peran Jawa Timur akan menjadi lebih signifikan lagi bagi pembangunan di Indonesia. Jawa Timur adalah center of gravity,” ujarnya.
Di sisi lain, Khofifah diisukan bakal melawan Ketua PWNU Jawa Timur KH Marzuki Mustamar. Lewat raihan 27 kursi DPRD Jatim, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengaku siap mempertandingkan Marzuki dengan Khofifah.
Melihat hal tersebut, Khofifah menyebut dirinya berkawan dengan Marzuki. Meski begitu, ia meminta publik untuk menanti langkah selanjutnya seperti apa. ”Pada dasarnya kami berkawan dan bersinergi dalam membangun Jawa Timur. Kita lihat saja nanti proses berikutnya,” ujarnya.
Secara terpisah, Emil Dardak, sesaat sebelum menerima surat rekomendasi dari Golkar, menyebutkan, proses lobi dukungan tetap dilakukan hingga ke luar partai anggota KIM, misalnya, PKB dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).
”Sebenarnya sudah ngobrol-ngobrol di belakang dengan PAN. Dengan PDI-P juga berjalan. Di Jawa Timur ini sebenarnya gayeng, suasana berjalan akrab,” tambahnya.