Masinton hingga Uya Kuya Datangi TPS di Kuala Lumpur, Berdalih Awasi PSU
Sejumlah caleg DPR seperti Masinton dan Uya Kuya, mengawasi jalannya PSU di Kuala Lumpur.
Oleh
IQBAL BASYARI, DARI KUALA LUMPUR, MALAYSIA
·3 menit baca
KUALA LUMPUR, KOMPAS - Kendati pemungutan suara ulang (PSU) di Kuala Lumpur, Malaysia, berjalan relatif lancar, Badan Pengawas Pemilu masih menemukan indikasi pelanggaran dan kecurangan. Selain politik uang, tim pemenangan serta sejumlah calon anggota legislatif dari daerah pemilihan DKI Jakarta II seperti Masinton Pasaribu dan Uya Kuya mendatangi lokasi PSU di Kuala Lumpur.
PSU di Kuala Lumpur, yang dilaksanakan pada Minggu (10/3/2024) hingga pukul 18.00 waktu setempat. Sebanyak 22 tempat pemungutan suara luar negeri (TPSLN) yang berada di gedung World Trade Center (WTC) serta 120 titik kotak suara keliling (KSK) telah ditutup dan dilanjutkan dengan penghitungan suara.
Berdasar pantauan di gedung WTC, sejumlah Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara Luar Negeri (KPPSLN) memulai proses penghitungan suara sekitar pukul 20.00 waktu setempat. Sempat terjadi ketegangan antara KPPSLN dengan salah satu saksi partai politik, karena saksi tersebut dianggap mengganggu konsentrasi petugas saat penghitungan suara. Situasi dapat segera diredam oleh perwakilan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) sehingga penghitungan suara dapat dilanjutkan.
Anggota KPU Idham Holik, mengatakan, penghitungan suara di 22 TPSLN dan KSK dilaksanakan begitu pencoblosan ditutup. Namun, penghitungan suara yang berasal dari KSK akan dilaksanakan pada Senin (11/3/2024). Ini terutama berlaku bagi KSK yang baru tiba di tempat penghitungan suara di WTC di atas pukul 22.00 waktu setempat.
Idham menilai, pelaksanaan PSU di Kuala Lumpur relatif lancar. Pemilih yang tidak terdaftar dalam daftar pemilih tetap (DPT), langsung dimasukkan ke dalam daftar pemilih khusus (DPK). KPU, bahkan, mengizinkan para pemilih yang masuk DPK untuk mencoblos di 22 TPS sejak pukul 11.00, atau enam jam lebih cepat dari jadwal yang ditentukan, yakni pukul 17.00.
PSU yang menggunakan metode KSK, juga dinilai relatif lancar. Sempat ada keterlambatan pencoblosan di satu KSK karena kesalahpahaman dengan pemilik perusahaan. Namun, pada akhirnya pencoblosan dapat dimulai setelah petugas penyelenggara pemilu memindahkan lokasi KSK.
"Secara umum, saya menilai proses penyelenggaraan PSU melalui metode TPSLN dan KSK itu relatif lancar, meskipun tingkat partisipasinya kemungkinan lebih rendah dibanding pemungutan suara pada 11 Februari," tutur Idham.
Pengaruhi pemilih
Meski tergolong lancar, Bawaslu masih menemukan adanya dugaam pelanggaran. Anggota Bawaslu, Lolly Suhenty yang mengawasi PSU di Kuala Lumpur mengungkapkan, masih ada upaya dari caleg dan tim pemenangan untuk memengaruhi pilihan pemilih.
Di sekitar TPS, Bawaslu menemukan poster sejumlah caleg dan pembagian kartu nama caleg kepada pemilih.
Selain itu, ada sejumlah caleg dari daerah pemilihan (Dapil) DKI Jakarta II yang berada di sekitar lokasi TPS. Mereka di antaranya Masinton Pasaribu dari PDI Perjuangan, Uya Kuya dari Partai Amanat Nasional (PAN), dan Kurniasih Mufidayanti dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
"Kami melakukan pencegahan dengan mengingatkan mereka untuk tidak memasuki area TPS," kata Lolly.
Kompas sempat bertemu dengan Masinton di luar gedung WTC. Ia berkeliling di sekitar TPSLN yang menjadi lokasi PSU. "Saya hanya ingin melihat PSU," kata Masinton.
Sementara itu, Kurniasih berada di kafe yang berada di lantai 1 gedung WTC. Lokasi tersebut dapat dilihat pemilih yang mengantre masuk ke TPS. Anggota Komisi IX DPR itu juga mengaku datang untuk memastikan PSU berjalan sesuai aturan.
Masih ada upaya dari calon anggota legislatif dan tim pemenangan untuk mempengaruhi pilihan pemilih
Baik Uya, Masinton, maupun Kurniasih memang masuk dalam jajaran 10 besar caleg dengan suara terbanyak di Dapil DKI Jakarta II berdasarkan hasil rekapitulasi di tingkat provinsi. Namun, PSU di Kuala Lumpur dapat mengubah raihan suara sekaligus posisi jajaran 10 besar caleg di dapil tersebut. Sebab, dalam rekapitulasi suara yang dilaksanakan KPU Provinsi DKI Jakarta, hasil pemungutan suara di luar negeri belum dihitung. Dapil DKI Jakarta II mencakup wilayah Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, dan Luar Negeri dengan kuota tujuh kursi DPR.
Berdasarkan hasil rekapitulasi suara tingkat Provinsi DKI Jakarta, Jumat (8/3/2024), Masinton berada di posisi kesembilan caleg dengan suara terbanyak di Dapil DKI Jakarta II, yakni 44.243 suara. Sedangkan Uya Kuya menduduki peringkat kedelapan dengan raihan 46.326 suara. Sementara itu, Kurniasih berada di posisi kelima dengan raihan 56.982 suara.
Adapun caleg dengan suara terbanyak pertama di Dapil DKI Jakarta II adalah Hidayat Nur Wahid dari PKS (205.545 suara). Disusul Himmatul Aliyah dari Partai Gerindra di posisi kedua (68.445 suara), Abraham Sridjaja dari Partai Golkar di posisi ketiga (60.906) suara, dan di posisi keempat ada Ida Fauziyah dari PKB (60.180 suara) yang kini menjabat Menteri Ketenagakerjaan.
Di posisi keenam ada Melani Leimena Suharli dari Partai Demokrat (53.763 suara), disusul Once Mekel dari PDI-P di posisi ketujuh (47.896 suara). Sementara itu, caleg dengan suara terbanyak kesepuluh adalah Eriko Sotarduga dari PDI-P (40.880 suara).
Intimidasi dan politik uang
Dalam pengawasannya, Bawaslu juga menemukan adanya indikasi intimidasi dari tim pemenangan kepada pemilih di salah satu titik KSK. Ada pula dugaan politik uang dari salah satu caleg dengan bukti uang 100 Ringgit Malaysia yang diterima seorang pemilih. Jajaran Bawaslu pun dikerahkan untuk berpatroli di sekitar TPS guna mencegah adanya kampanye dan politik uang untuk memengaruhi pemilih.
"Berbagai upaya itu semakin menunjukkan bahwa semua orang berkepentingan terhadap PSU karena bisa jadi akan berpengaruh terhadap perolehan hasil suara partai dan caleg yang mendapatkan kursi DPR," ucap Lolly.