Misi Mustahil Dortmund Membungkam Mbappe
Tembok pertahanan dan ”tembok kuning” Dortmund akan menjadi kunci untuk misi mustahil membungkam Kylian Mbappe.
DORTMUND, SELASA — Semifinal Liga Champions akan mempertemukan kembali dua tim yang mampu selamat dari grup neraka, Borussia Dortmund dan Paris Saint-Germain. Dortmund boleh saja finis lebih tinggi di babak grup, tetapi PSG lebih diunggulkan karena kecocokan gaya, presensi Kylian Mbappe, dan sejarah.
Wajar jika Dortmund dan PSG melangkah jauh. Mereka telah diuji panas api neraka Grup F bersama AC Milan dan Newcastle United. Dortmund melaju sebagai pemuncak klasemen, disusul PSG. Ketahanan mental itu ditunjukkan saat mereka sama-sama bangkit seusai tertinggal lebih dulu di laga pertama perempat final.
Baca juga: Trofi Liga Champions, Hadiah Perpisahan Impian Mbappe
Kedua tim itu akan berjumpa lagi untuk memperebutkan satu tiket ke Stadion Wembley. Dortmund bertugas menjamu PSG terlebih dulu di Stadion Signal Iduna Park, Kamis (2/5/2024) dini hari WIB. Terakhir kali berkunjung ke stadion angker itu, Desember 2023, PSG sukses mencuri poin dengan hasil imbang 1-1.
Gelandang Dortmund Julian Brandt menegaskan, mereka tidak akan dermawan seperti pertemuan sebelumnya. ”Laga kandang nanti akan berbeda. Ketika itu, kami bermain untuk hasil imbang karena sudah cukup untuk memuncaki grup. Nanti adalah laga hidup dan mati di semifinal,” ucap pemain versatile itu.
Namun, tanda tanya besar sudah menanti Dortmund. Bagaimana cara mereka membungkan penyerang PSG Kylian Mbappe yang sedang berapi-api? Mbappe merupakan pemain paling produktif di Liga Champions musim ini dengan 8 gol. Jumlah itu sudah menyamai pencapaian terbaiknya di musim 2020-2021.
Melihat dari sejarah dan skuad saat ini, kami adalah favorit (di semifinal). Tim ini sudah jauh lebih matang dibandingkan musim lalu (ketika terhenti di babak 16 besar).
Megabintang tim nasional Perancis itu tinggal butuh dua gol lagi untuk menggenapi catatan 50 gol di Liga Champions. Hanya delapan pemain yang pernah mencapai rekor tersebut. Adapun dia berhasil mencetak sepasang gol berturut-turut dalam dua laga tandang terakhir di turnamen, versus Barcelona dan Real Sociedad.
Baca juga: Keyakinan PSG Berbuah Senyuman di Barcelona
Pelatih PSG Luis Enrique akan kembali bertopang pada Mbappe. Sang pemain hanya dibatasi tampil selama 45 menit versus Le Havre pada akhir pekan lalu. ”Dia adalah seorang pemimpin. Ketika seisi tim menyadari pemain penting sepertinya mau memberikan segalanya, Anda akan lebih dekat dengan keberhasilan,” kata Enrique.
Masalahnya, pertahanan Dortmund tidak sebaik itu. Mereka baru kemasukan 9 gol dari 10 laga berkat kiper Gregor Kobel dan banyak keberuntungan. Menurut data FBref, mereka mencatat 17,7 xGA (expected goals against). Mereka berpotensi kecolongan hampir dua kali lipat lebih banyak dibandingkan kemasukan saat ini.
Jumlah xGA tim asuhan Pelatih Edin Terzig itu merupakan yang tertinggi di antara seluruh peserta. Bayangkan, jika mereka kembali membiarkan banyak peluang jatuh ke kaki Mbappe. Asa Dortmund mungkin akan pupus sebelum laga kedua di markas PSG. Adapun PSG sudah mencetak 10 gol dalam empat laga terakhir di babak gugur.
Oleh karena itu, tembok pertahanan Dortmund yang dipimpin bek veteran, Matt Hummels, akan menjadi kunci. Mereka tidak bisa lagi membuat blunder di separuh lapangan sendiri, seperti dua kali terjadi versus Atletico Madrid pada laga pertama perempat final. Atletico gagal lolos karena kurang efisien di depan gawang.
Baca juga: Selamat Menikmati Kebisingan ”Tembok Kuning” Dortmund
Selanjutnya adalah ”tembok kuning” khas Dortmund. Puluhan ribu penonton di tribun selatan akan menjadi faktor pembeda. Di kandang, Dortmund hanya sekali kalah dari delapan laga di semifinal kompetisi Eropa. Terakhir kali tampil di kandang dalam laga semifinal pada 2013, mereka sukses melaju ke final di Wembley.
”Saya percaya kedua tim bisa menciptakan hal hebat. Namun, saya menyukai peluang kami di laga nanti. Fondasi (untuk lolos) adalah di laga pertama nanti. Itu akan bergantung pada detail kecil, seperti yang selalu terjadi di laga semifinal. Jadi, kami harus memastikan tidak mengulangi kesalahan versus Atletico,” papar Brandt.
Brandt sangat tepat, kemenangan di kandang akan sangat krusial. Sejarah tidak berpihak kepada mereka jika harus mengincar kemenangan di markas PSG, Stadion Parc des Princes. Terakhir kali bertandang, Dortmund kalah 0-2 di babak grup pada September tahun lalu. Mereka menyudahi laga dengan satu tembakan tepat sasaran.
PSG datang dengan kepercayaan diri di atas awan. Mereka baru saja memastikan gelar juara Liga Perancis pada akhir pekan lalu. Dua pekan sebelumnya, Mbappe dan rekan-rekan juga baru membuat keajaiban dengan menyingkirkan Barcelona di Stadion Camp Nou. Prestasi saat ini sudah menjawab keraguan di awal musim.
Baca juga: Singkirkan Atletico, Dortmund Siap ”Rematch” Lawan PSG di Semifinal Liga Champions
”Kami menuju fase akhir musim ini dalam tren performa yang sangat baik. Semua pemain kami juga tersedia. Melihat dari sejarah dan skuad saat ini, kami adalah favorit (di semifinal). Tim ini sudah jauh lebih matang dibandingkan musim lalu (ketika terhenti di babak 16 besar),” tutur Enrique.
Motivasi semakin besar karena skuad PSG ingin mempersembahkan hadiah spesial untuk Mbappe pada akhir musim. Sang megabintang kemungkinan besar akan bergabung dengan Real Madrid pada musim depan. Adapun PSG masih bisa meraih treble winners. Mereka sudah masuk final Piala Perancis.
”Pastinya, (hadiah) itu sudah kami bicarakan belakangan ini. Itu adalah sumber motivasi untuk kami. Tetapi, tentunya perjalanan masih panjang dan berliku untuk mencapai itu (treble). Kami saat ini hanya harus fokus di setiap pertandingan sampai akhir musim,” kata Enrique.
Dari gaya bermain, PSG yang mengandalkan formasi 4-2-3-1 juga diuntungkan. Mereka bisa memainkan ciri khas ala Enrique yang dominan dengan penguasaan bola. Seperti diketahui, PSG merupakan tim kedua dengan rerata penguasaan terbanyak (64,5 persen) setelah City, jauh di atas Dortmund (47,5 persen). (AP/AFP)