Felix Viktor Iberle larut dalam kebahagiaan atas prestasi di Kejuaraan Dunia Renang Yunior 2023. Awal dari mimpi besar Felix itu menyalakan asa masa depan cerah akuatik Indonesia.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·4 menit baca
Senyuman Felix Viktor Iberle (18) saat Kejuaraan Dunia Renang Yunior 2023 tidak hanya memancarkan kebahagiaan, tetapi juga harapan. Bagi Felix, prestasi itu awal dari mimpinya yang lebih besar. Adapun bagi Indonesia, Felix seolah menjadi jaminan masa depan akuatik ada di tangan yang tepat.
Felix memancarkan senyuman di wajahnya selepas melihat papan skor Kejuaraan Dunia Renang Yunior 2023 di Netanya, Israel, Minggu (10/9/2023) dini hari WIB. Felix finis terdepan nomor 50 meter gaya dada dengan waktu 27,39 detik. Perenang berdarah Jerman-Indonesia ini tersenyum setelah tahu ia sudah memastikan medali emas ada dalam genggaman.
”Saya tidak bisa menyembunyikan kebahagiaan karena awalnya saya tidak memasang target tinggi di Israel. Lalu, kami melihat ternyata saya mampu mencatatkan waktu yang bagus saat kualifikasi, jadi saya punya peluang untuk meraih medali. Dan rasanya luar biasa bisa memanfaatkan peluang itu di Kejuaraan Dunia pertama saya,” ujar Felix dalam wawancara daring bersama Kompas dan Akuatik Indonesia (nama baru Persatuan Renang Seluruh Indonesia), Rabu (13/9/2023).
Ekspresi Felix jauh berbeda ketika meraih medali serupa dalam debutnya di SEA Games Kamboja 2023. Saat itu, Felix memasang wajah datar. Di Kamboja, kata Felix, merupakan kali pertamanya ia berenang tiga kali berturut-turut dalam sehari. Alhasil, ia merasa sedikit lelah di final sehingga sulit mengekspresikan kegembiraan.
Sementara di Israel, Felix setidaknya memiliki waktu lebih kurang 24 jam untuk memulihkan kondisi. Dia tampil dua kali saat babak kualifikasi, lalu berenang lagi keesokan harinya pada babak final. Di samping itu, Felix mendapatkan motivasi tambahan setelah tampil impresif saat kualifikasi.
Catatan waktu itu hanya terpaut 0,01 detik dari rekor dunia yunior 50 meter gaya dada putra yang diciptakan Nicolo Martinenghi dari Italia pada 2017.
Pada babak penyisihan, Felix bahkan mencatatkan waktu 26,98 detik. Catatan waktu itu hanya terpaut 0,01 detik dari rekor dunia yunior 50 meter gaya dada putra yang diciptakan Nicolo Martinenghi dari Italia pada 2017. Kendati belum mematahkan rekor milik Martinenghi, catatan waktu Felix itu dinobatkan sebagai catatan waktu terbaik Kejuaraan Dunia Yunior 2023.
”Meski hanya rekor kejuaraan, saya sangat bahagia karena tertinggal cuma 0,01 detik dari rekor dunia yunior. Itu memotivasi saya di final. Penonton juga sangat mendukung dan penuh energi. Energinya seperti tertransfer ke saya, bisa saya rasakan,” tutur Felix.
Awal mimpi besar
Setelah Kejuaraan Dunia, Felix akan tampil di Asian Games Hangzhou 2022 yang dimulai 23 September 2023. Felix tidak berlatih bersama perenang lainnya di pemusatan latihan nasional (pelatnas) renang. Dia ditempa langsung oleh sang ayah, Frank Tcrsten Iberle, yang juga pernah menjadi perenang profesional. Ayah Felix merupakan warga Jerman yang sempat tinggal di Bali untuk bekerja. Mereka kini akan berlatih di Penang, Malaysia.
Pencapaiannya di Kejuaraan Dunia, kata Felix, memang menambah kepercayaan dirinya untuk Asian Games. Meski begitu, Felix tak mau memasang target muluk-muluk. Terlebih, negara-negara Asia, seperti China dan Jepang, cukup mendominasi di nomor 50 meter gaya dada. Felix, misalnya, harus bersaing dengan perenang peringkat kedua dunia, Haiyang Qin, dari China.
Di Asia, Qin merupakan perenang terbaik. Adapun Felix saat ini baru menembus posisi lima besar Asia berkat prestasi di Israel. Dia juga masih harus bersaing dengan perenang Jepang, Yasuhiro Koseki, yang menempati urutan keempat. Ada pula perenang China lainnya, Jiajun Sun dan Zibei Yan, yang berada di bawah Qin.
Maka dari itu, Felix enggan terbebani dengan peta persaingan itu. Paling tidak, hasil Kejuaraan Dunia mengawali perjalanan Felix untuk menggapai mimpi besarnya. Perenang kelahiran Bali, 4 Februari 2005, bermimpi meraih medali di Olimpiade Los Angeles 2028.
Menurut Frank Tcrsten Iberle, waktu lima tahun cukup bagi Felix untuk mempersiapkan diri turun di nomor 100 meter gaya dada. Felix harus berpindah nomor lantaran nomor 50 meter gaya dada tidak dilombakan di Olimpiade. Adapun untuk kualifikasi Olimpiade Paris 2024, Felix akan mencoba turun di nomor 50 meter gaya bebas.
”Perjalanan Felix masih panjang. Ini baru titik awalnya. Namun, saya juga tidak mau memaksa dia. Felix punya mimpi untuk tampil di Olimpiade dan saya sebagai orangtua dan pelatih membantunya mewujudkan mimpi itu,” kata Iberle.
Ketua Akuatik Indonesia Anindya Bakrie berharap kehadiran Felix memacu perenang muda lainnya untuk turut berprestasi. Hal ini sejalan dengan peta jalan yang dirancang Akuatik Indonesia hingga 9 tahun ke depan. Para atlet muda disiapkan untuk berprestasi pada masa yang akan datang, mulai dari SEA Games 2025 Bangkok hingga Olimpiade Brisbane 2032.
Dengan usia yang masih belia, Felix memantik harapan akan masa depan cerah bagi dunia akuatik Indonesia. Harapan bahwa senyuman Felix di Kejuaraan Dunia diikuti senyuman-senyuman di ajang lainnya.