Felix Viktor mengukir sejarah sebagai perenang Indonesia pertama yang meraih emas di Kejuaraan Dunia. Capaian itu mendorong asa akuatik Indonesia untuk mengakhiri 33 tahun paceklik medali Asian Games.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tim akuatik Indonesia, terutama disiplin renang, telah memendam ambisi lebih dari tiga dekade untuk kembali meraih medali di Asian Games. Asa untuk mengakhiri paceklik medali kian menyala setelah perenang belia, Felix Viktor Iberle, menyabet medali emas di Kejuaraan Dunia Yunior 2023.
Felix Viktor (18) merebut emas nomor 50 meter gaya dada putra di Netanya, Israel, Sabtu (9/9/2023) malam waktu setempat atau Minggu (10/9/2023) dini hari WIB. Turun di lintasan 4 pada babak final, Felix menjadi yang terdepan dengan catatan waktu 27,39 detik. Dia menjadi perenang pertama yang mempersembahkan medali untuk Indonesia pada ajang setingkat Kejuaraan Dunia.
Di Asian Games Hangzhou 2022 pada 23 September-8 Oktober 2023, Felix bersama tujuh perenang lain juga akan menjadi tumpuan harapan Indonesia untuk meraih medali. Felix dan kawan-kawan diharapkan memecah kebuntuan perolehan medali dari kolam renang yang telah berlangsung bahkan sebelum para perenang ini lahir.
Medali terakhir akuatik Indonesia di pesta olahraga empat tahunan Asia itu ialah tiga keping perunggu dalam Asian Games Beijing 1990. Medali itu masing-masing dipersembahkan Richard Sam Bera (100 m gaya bebas putra); Tjia Fei Khim, Meitri Widya Pangestika, Yen Yen Gunawan, dan Elfira Rosa Nasution (4 x 100 m estafet putri); dan Wirmandi Sugriat (200 m gaya dada putra).
”Prestasi yang ditorehkan Felix ini, selain membanggakan, juga menambah kepercayaan diri dan harapan renang Indonesia untuk berprestasi di Asian Games. Kita telah menanti lama untuk bisa meraih medali lagi di ajang tersebut. Semoga tahun ini, melalui mereka, kita bisa ’pecah telur’,” ujar Wakil Ketua Umum Akuatik Indonesia (nama baru Persatuan Renang Seluruh Indonesia) Harlin Rahardjo.
Indonesia sebenarnya berpeluang besar mengakhiri paceklik medali pada Asian Games Jakarta-Palembang 2018 melalui I Gede Siman Sidartawa. Perenang asal Bali tersebut menjadi yang tercepat (25,01 detik) dari total 38 peserta pada babak penyisihan nomor 50 m gaya punggung. Namun, pada final, Siman harus puas finis kelima dengan waktu 25,29 detik.
Harlin menuturkan, Siman masih akan menjadi andalan di Asian Games mendatang. Siman memiliki motivasi ganda untuk membalas kegagalannya di Asian Games 2018. Kini, harapan akuatik Indonesia kian menyala dengan hadirnya Felix Viktor Iberle.
Felix, perenang berdarah Jerman-Indonesia, bahkan mencatatkan waktu 26,98 detik. Catatan waktu itu hanya terpaut 0,01 detik dari rekor dunia yunior untuk 50 meter gaya dada putra yang diciptakan Nicolo Martinenghi dari Italia pada 2017.
Seperti halnya Siman, Felix merupakan penyumbang medali emas di SEA Games Kamboja 2023. Kedua perenang itu tergabung ke dalam tim Indonesia untuk Asian Games mendatang bersama peraih emas lainnya di SEA Games, Masniari Wolf.
Persaingan ketat
Namun, langkah Felix di Asian Games tidak akan mudah. Persaingan bakal ketat, termasuk dengan perenang tuan rumah, Haiyang Qin dan Jiajun Sun. Kedua atlet China itu meraih podium untuk nomor 50 m gaya dada pada Kejuaraan Dunia Renang 2023 di Fukouka, Jepang, Juli lalu, dengan catatan waktu lebih cepat daripada Felix. Qin meraih emas dengan 26,29 detik, sedangkan Jiajun Sun memperoleh perunggu dengan 26,79 detik.
Yasuhiro Koseki, perenang Jepang yang akan kembali tampil di Asian Games, juga akan menjadi tantangan bagi Felix. Pada Asian Games 2018, Koseki menyabet emas setelah mencatatkan waktu 27,07 detik.
”Meski begitu, Felix sangat berpotensi untuk bisa bersaing dengan mereka, apalagi kalau penampilannya seperti saat kualifikasi dan penyisihan,” ucap Harlin.
Pada kedua babak itu di Kejuaraan Dunia Yunior 2023, catatan waktu Felix memang lebih baik ketimbang saat final. Felix melaju ke final setelah menjadi yang tercepat dengan catatan waktu 27,15 detik pada semifinal.
Pada babak penyisihan, perenang berdarah Jerman-Indonesia ini bahkan mencatatkan waktu 26,98 detik. Catatan waktu itu hanya terpaut 0,01 detik dari rekor dunia yunior untuk 50 meter gaya dada putra yang diciptakan Nicolo Martinenghi dari Italia pada 2017.
Orangtua Felix yang berada di Israel, melalui pesan instan kepada Harlin, menyampaikan, banyak dukungan dari penonton terhadap anak mereka itu. Dukungan tersebut muncul dengan harapan Felix bisa menciptakan rekor baru, melampaui Nicolo Martinenghi.
Walaupun belum mematahkan rekor milik Martinenghi, catatan waktu Felix itu dinobatkan sebagai salah satu catatan waktu terbaik dunia. Perenang kelahiran 4 Februari 2005 ini juga mempertajam rekornas atas namanya sendiri saat SEA Games 2023 dengan 27,56 detik.
Ciptakan sejarah
Hasil itu melengkapi capaiannya yang mampu mengukir sejarah manis untuk renang Indonesia, setidaknya di level yunior. Felix merupakan perenang pertama Indonesia yang berhasil meraih medali di Kejuaraan Dunia Yunior. Prestasi terbaik Indonesia sebelumnya di Kejuaraan Dunia adalah lolos ke semifinal melalui Siman. Saat itu, Siman melaju ke semifinal nomor 50 m gaya punggung pada Kejuaraan Dunia 2017 di Budapest, Hongaria.
Felix merupakan satu-satunya perenang Indonesia yang mengikuti Kejuaraan Dunia di Israel. Menurut Wisnu Wardhana, manajer timnas renang Indonesia, pelatih dari tiap-tiap atlet telah membagi periodisasi untuk anak asuhannya.
Perenang belia lainnya, Masniari Wolf (17), direncanakan turun di Kejuaraan Dunia Akuatik 2023 di Fukuoka, Jepang, Juli lalu, meski akhirnya batal karena sakit. Masniari akhirnya diminta fokus untuk persiapan Asian Games Hangzhou 2022.
Sementara Felix akan kembali berlatih mandiri di Perancis untuk Asian Games. Felix ditempa langsung oleh ayahnya, Frank Tcrsten Iberle. Ayah Felix adalah warga Jerman yang sempat tinggal di Bali untuk bekerja. Mereka kini berlatih di Perancis karena orangtua Felix memiliki rumah di sana.
Menurut Wisnu, pola latihan itu terbukti berhasil dan cocok bagi Felix sehingga timnas Indonesia tidak akan mengubahnya. Saat SEA Games Kamboja 2023 lalu, Felix juga berlatih mandiri di Malaysia. Dia lantas mempersembahkan emas 50 m gaya dada dengan catatan waktu 27,70 detik. Setelah berlatih di Perancis, Felix akan langsung terbang ke Hangzhou untuk bergabung dengan tim akuatik Indonesia menjelang Asian Games.
Perenang lain yang tergabung dengan tim akuatik Indonesia untuk Asian Games Hangzhou, antara lain, adalah Muhammad Dwiky Raharjo (50 m, 100 m, dan 200 m gaya dada) dan Joe Aditya (50 m dan 100 m gaya bebas serta 50 m dan 100 m gaya kupu-kupu). Ada pula Karel Subagyo (200 m, 400 m, dan 1.500 m gaya bebas) serta Farrel Armandio Tangkas (100 m dan 200 m gaya punggung).
Pada kelompok putri, ada Angel Gabriella Yus yang turun di nomor 50 m dan 100 m gaya punggung. Angel menemani Masniari Wolf juga akan tampil di nomor 50 m dan 100 m gaya punggung. Atlet akuatik lain yang akan bersaing di Asian Games 2022 adalah peloncat indah Gladies Lariesa Garina Haga.