Liverpool tidak punya waktu bersantai seusai meraih tiket final Liga Champions. ”Si Merah” telah dinanti Spurs, tim yang gemar menghancurkan lawan-lawan mapan.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
LIVERPOOL, JUMAT - Liverpool dihadapkan tantangan terbesar dalam ambisinya menjuarai Liga Inggris, yaitu melawan Tottenham Hotspur pada Minggu (8/5/2022) pukul 01.45 WIB, di Stadion Anfield. Meskipun masih inkonsisten, Spurs sangatlah sulit ditaklukkan lawan-lawan mapan, baik oleh Liverpool maupun Manchester City.
Musim ini, City dua kali gigit jari ketika mengadapi Spurs di Liga Inggris. Mereka selalu takluk, baik itu di kandang maupun saat bertandang. Superioritas Spurs itu berdampak ke persaingan di puncak klasemen.
Sempat tertinggal jauh, Liverpool lantas bisa memangkas jarak dari ”The Citizens”, kini menjadi hanya satu poin. Namun, di sisi lain, Spurs bak duri bagi ”Si Merah”.
Spurs adalah satu-satunya lawan tersisa yang tidak mampu dikalahkan Liverpool pada putaran pertama di musim ini. Si Merah ditahan 2-2 oleh Spurs asuhan Antonio Conte di London, Desember lalu. Duet penyerang Spurs, Harry Kane dan Son Heung-min, bergantian menaklukkan Alisson Becker, kiper Liverpool, saat itu.
Maka, dibandingkan tiga lawan lainnya yang tersisa pada musim ini, Spurs adalah ujian terberat Liverpool. Tiga tim lainnya yang masih harus dihadapi Liverpool adalah Aston Villa, Southampton, dan Wolverhampton Wanderers. Ketiga tim itu pernah dikalahkan Si Merah dengan mudah pada paruh pertama musim ini.
Perlawanan sulit
Tak pelak, Manajer Liverpool Juergen Klopp menuturkan, timnya langsung beralih fokus untuk menghadapi Spurs seusai menyingkirkan Villarreal di semifinal Liga Champions Eropa. Menurut dia, Spurs akan menghadirkan perlawanan sulit dan rumit seperti yang telah ditampilkan Villarreal.
”Mereka (Spurs) mungkin adalah tim dengan serangan balik terbaik di dunia saat ini. Laga nanti adalah tantangan sangat berat karena mereka tidak akan mudah ditaklukkan. Namun, kami harus menang,” ungkap Klopp dalam konferensi pers, Jumat (6/5/2022).
Klopp sangat mengkhawatirkan koneksi Kane dan Son yang amat sulit diredam, bak saling bertelepati. Maka, Klopp mengingatkan timnya agar tidak pernah kehilangan bola.
”Jika kehilangan bola melawan Spurs, mereka akan mengalirkan bola itu kepada Kane. Selanjutnya, Anda tahu bola akan ke mana. Ya, ke Son. Kedua pemain itu seperti memiliki GPS (Sistem Pemosisi Global) yang bisa memandu umpan satu sama lainnya, meskipun berada di posisi sulit,” ucapnya.
Kekhawatiran Klopp itu cukup beralasan. Kane dan Son adalah duo penyerang yang paling mematikan dalam urusan mengkreasi peluang di Liga Inggris pada musim ini. Mereka telah mencatatkan 30 kreasi peluang, satu sama lainnya.
Jumlah kreasi itu unggul jauh dari dua penyerang Liverpool, Mohamed Salah dan Sadio Mane, yaitu 20 kreasi. Selain itu, Son menjadi pesaing terdekat Salah untuk gelar individu pencetak gol terbanyak. Salah, yang memimpin daftar itu dengan 22 gol, kini hanya unggul tiga gol dari kapten tim nasional sepak bola Korea Selatan itu.
Antusiasme mereka (Liverpool) untuk memainkan sepak bola mencapai 200 persen. Ketika tim mencapai level antusiasme setinggi itu, mereka tidak akan merasakan kelelahan meskipun menjalani laga penuh tekanan. (Antonio Conte)
Andrew Robertson, bek sayap Liverpool, menambahkan, timnya dan Spurs sama-sama berambisi meraih tiga poin karena memiliki target yang ingin dikejar. Apabila Liverpool ingin meraih gelar juara liga, Spurs amat bertekad menembus posisi empat besar demi tampil di Liga Champions musim depan.
”Conte selalu menghadirkan tim yang amat berat untuk ditaklukkan. Mereka butuh tiga poin, tetapi kami akan tampil dengan kemampuan terbaik demi bertarung untuk trofi liga. Kemenangan adalah satu-satunya cara kami untuk bertahan dalam persaingan juara,” ujar Robertson dilansir laman klub.
Paceklik 11 tahun
Daya juang dan kerja keras ketika menghadapi laga besar, seperti kala mengalahkan City, menjadi bekal Si Lili Putih untuk mengakhiri 11 tahun paceklik kemenangan di Anfield. Terakhir kali Spurs menang di markas Liverpool itu adalah pada 15 Mei 2011 silam.
Saat itu, Spurs asuhan Harry Redknapp menang 2-0 atas Si Merah. Sumbangan gol Lili Putih dicatatkan Rafael van der Vaart dan Luka Modric. Setelah musim 2010-2011, Spurs menderita delapan kekalahan dan hanya dua kali membawa pulang hasil imbang dari stadion yang termasyhur itu.
Conte mengakui, melawan Liverpool di Anfield akan menjadi salah satu laga tersulit timnya pada musim ini. Ia menilai, Liverpool adalah salah satu dari dua tim yang menampilkan permainan terbaik saat ini. Satu tim lainnya, menurutnya, adalah Manchester City.
Selain permainan menyerang yang luar biasa, manajer asal Italia itu menganggap para pemain Liverpool memiliki level stamina dan antusiasme yang sama dalam 90 menit laga. Hal itu membuat Si Merah bisa menjaga konsistensi permainannya di seluruh kompetisi edisi 2021-2022. Tak pelak, musim ini, Liverpool berpeluang meraih gelar kuadrupel.
”Antusiasme mereka untuk memainkan sepak bola mencapai 200 persen. Ketika tim mencapai level antusiasme setinggi itu, mereka tidak akan merasakan kelelahan meskipun menjalani laga penuh tekanan. Itu terlihat di pemain Liverpool yang seperti tak kenal lelah untuk terus berlari selama 90 menit,” tutur Conte.
Meskipun demikian, Conte mengatakan, dirinya telah menyiapkan strategi khusus untuk meredam agresivitas Liverpool. Menurut Conte, lebih baik meladeni tim yang bermain menyerang dan terbuka, seperti Liverpool, ketimbang melawan tim yang lebih fokus bertahan.
”Saya merasa kami lebih baik saat menghadapi tim yang menyerang. Sebab, saat menghadapi tim yang bertahan dengan sangat dalam, sulit bagi kami menemukan ruang di pertahanan mereka,” katanya.Hingga pekan ke-34, Spurs berada di peringkat kelima dengan koleksi 61 poin. Mereka tertinggal dua poin dari rival sekota, Arsenal, yang berada di posisi keempat atau batas zona Liga Champions. (AFP)