Lima Detik Berharga untuk Selamat dari Gempa Dangkal Bandung
Gempa M 5,0 mengguncang Kecamatan Kertasari, Bandung. Ratusan bangunan rusak dan puluhan warga terluka.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
Banyak warga di Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, lolos dari momen mengerikan akibat gempa bumi dangkal berkekuatan magnitudo 5,0, Rabu (18/9/2024) pagi. Namun, tetap saja, gempa yang dirasakan warga kurang lebih 5 detik itu merusak ratusan bangunan dan menyebabkan puluhan orang terluka.
Ana Yosefa (24) duduk termenung di samping puing aula Puskesmas Kertasari yang roboh, Rabu siang. Pikiran petugas promosi kesehatan di puskesmas itu masih kalut. Selain aula, ruang kerja Ana dan ruang instalasi gawat darurat pun roboh.
Saat terjadi gempa pada pukul 09.41 WIB, Ana dan rekannya tengah bekerja seperti biasanya. Saat melihat dinding bergoyang, mereka berlari secepatnya. Beberapa detik seusai mereka lari tunggang langgang, puskesmas itu roboh.
”Saya masih tak percaya lolos dari maut. Gempa sekitar 5 detik ini dengan mudah merobohkan seluruh ruang kerja kami,” ungkap Ana.
Sekitar 3 kilometer dari Puskesmas Kertasari, Euis (42) juga lolos dari maut. Saat gempa, ibu tiga anak ini sedang berjualan di kios samping rumahnya.
Getaran gempa mengejutkannya. Euis bahkan tidak dapat bergerak. Beruntung seorang kerabatnya segera menarik tangan Euis untuk meninggalkan kios.
”Saya beruntung diselamatkan kakak. Saat keluar dari kios, bangunan itu dan rumah pun roboh akibat guncangan gempa,” tutur Euis sambil menatap puing-puing kios dan rumahnya.
Euis tidak sendirian terdampak gempa. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar hingga Rabu pukul 18.00 WIB, gempa bahkan mengakibatkan satu orang meninggal. Selain itu, 19 warga mengalami luka berat dan 57 lainnya mengalami luka ringan.
Dengan penetapan status tanggap darurat, kami akan segera mengucurkan anggaran bantuan bagi para korban.
Gempa juga mengakibatkan 861 rumah rusak berat dan 2 rumah rusak ringan. Selain itu, 40 rumah ibadah, 24 sekolah, 20 fasilitas umum, dan 5 fasilitas kesehatan rusak berat.
Kecamatan Kertasari menjadi daerah yang terdampak paling parah. Sedikitnya 30 warga luka-luka.
”Total kerugian akibat gempa ini mencapai Rp 72 miliar. Sebanyak 450 warga untuk sementara mengungsi ke sejumlah lokasi yang dinilai aman,” papar Hadi Rahmat Hardjasasmita dari Humas BPBD Jabar.
Bupati Bandung Dadang Supriatna yang memantau kondisi warga di Kecamatan Kertasari lantas menetapkan status tanggap darurat bencana gempa bumi. Status tanggap darurat berlaku selama dua pekan.
”Dengan penetapan status tanggap darurat, kami akan segera mengucurkan anggaran bantuan bagi para korban. Khusus di Kertasari, terdapat enam desa yang terdampak,” kata Dadang.
Gempa dangkal yang berada di kedalaman 10 kilometer ini tak hanya berdampak di Kabupaten Bandung, tetapi juga Bandung Barat dan Garut.
Kepala Seksi Humas Polres Garut Inspektur Dua Susilo Adi mengungkapkan, gempa terasa sekitar 5 detik. Lampu dan benda-benda di ruang kerjanya bergoyang.
”Saat terjadi gempa, saya dan rekan-rekan segera berlari meninggalkan ruangan di Markas Polres Garut,” ungkapnya.
Dampak gempa
Penjabat Gubernur Jabar Bey Machmudin yang ditemui di Kecamatan Kertasari mengatakan telah menginstruksikan instansi terkait mengirimkan bantuan secepatnya bagi warga di daerah yang terdampak.
”Proses evakuasi warga ke tempat yang aman harus diutamakan terlebih dahulu. Saya telah meminta BPBD Jabar mengirimkan bantuan tenda, air bersih, dan kamar mandi portabel,” ujar Bey.
Sementara itu, Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Bandung Teguh Rahayu mengatakan, gempa susulan dengan kedalaman dangkal masih terjadi di Kabupaten Bandung hingga pukul 15.00 WIB. Total terjadi 26 kali gempa susulan.
Ia mengatakan, berdasarkan lokasi episentrum dan kedalaman hiposentrum, gempa yang terjadi akibat merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas Sesar Garsela.
”Saya mengimbau warga agar tetap mewaspadai potensi gempa susulan. (Ada) 26 kali gempa susulan. Meskipun kekuatannya kecil, tetapi pada kedalaman dangkal di bawah 10 kilometer,” tutur Teguh.