Efek Guncangan Gempa Bandung-Garut Diperkuat Struktur Batuan yang Lapuk dan Aktivitas Sesar Aktif
Badan Geologi: rangkaian gempa mencapai 21 kali, warga diminta cek kestabilan rumah pascagempa.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA, CORNELIUS HELMY HERLAMBANG
·1 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Badan Geologi menginformasikan titik gempa yang mengguncang Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut, Jawa Barat, Rabu (18/9/2024), berada di lokasi dengan susunan batuan berumur kuarter. Sebagian batuan ini telah mengalami pelapukan dan umumnya bersifat lepas, urai, tidak terkonsolidasi sehingga memperkuat efek guncangan gempa bumi.
Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Muhammad Wafid menyatakan, wilayah gempa didominasi susunan tanah sedang pada dataran bergelombang dan tanah keras pada morfologi perbukitan. Daerah di sekitar lokasi gempa, lanjutnya, pada umumnya tersusun batuan kuarter yang telah mengalami pelapukan.
”Batuan yang mengalami pelapukan pada umumnya bersifat lepas, urai, dan tidak terkonsolidasi sehingga memperkuat efek guncangan gempa. Apalagi, kejadian gempa ini diakibatkan oleh aktivitas sesar aktif,” paparnya.
Meski berada di darat dan sebagian besar terletak di kawasan rawan bencana (KRB) gempa bumi menengah, Wafid menyatakan, kejadian ini tidak berpotensi mengakibatkan patahan di permukaan. Namun, warga tetap diminta waspada terhadap kerusakan bangunan akibat dari guncangan gempa ini.
”Kejadian gempa ini diperkirakan tidak berpotensi mengakibatkan bahaya ikutan berupa retakan hingga penurunan tanah, gerakan tanah, atau likuefaksi. Masyarakat diimbau tetap tenang dan mengikuti arahan petugas. Namun, masyarakat yang rumahnya mengalami kerusakan harus mengungsi ke tempat yang aman untuk menghindari potensi gempa susulan,” ujarnya.
Wafid juga mengingatkan Pemerintah Kabupaten Bandung untuk melakukan mitigasi karena kawasan tersebut rawan gempa. Warga juga dianjurkan menggunakan konstruksi bangunan tahan gempa untuk menghindari risiko kerusakan dan harus dilengkapi jalur evakuasi.
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar hingga pukul 13.30 WIB menyebutkan, 14 bangunan di Bandung dan 8 bangunan di Garut rusak. Sebanyak 21 orang terluka tertimpa reruntuhan.
Menurut data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), rangkaian gempa yang melanda kawasan Bandung ini mencapai 21 kali hingga pukul 12.30 WIB. Dengan satu kali gempa utama dan 20 kali susulan, masyarakat tetap diimbau waspada dan diminta terus mengikuti arahan dari petugas.
”Sampai pukul 12.30 WIB, gempa susulan berjumlah 20 dengan magnitudo terbesar M 3,6. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa dan tidak ada kerusakan yang membahayakan kestabilan rumah sebelum kembali ke rumah masing-masing,” ujar Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Bandung Teguh Rahayu.