Metamorfosis Desa Doudo, Dulu Miskin, Kini Mandiri dan Berdaya
Desa Doudo di Gresik, Jawa Timur, bermetamorfosis dari desa kumuh menjadi desa wisata yang sejahtera.
Berkat kolaborasi antara warga dan PT Pertamina EP Poleng Field, Desa Doudo di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, mampu mandiri dan berdaya. Pernah menjadi desa miskin dan tertinggal, desa itu kini mekar karena pengelolaan wisata berkelanjutan.
Begitu memasuki Desa Doudo, Kecamatan Panceng, Gresik, suasana lingkungan yang rapi, tertata, dan hijau sudah terasa. Setiap rumah di desa itu memiliki beragam tanaman, baik tanaman produktif maupun tanaman hias.
Sejak 2018, desa itu didampingi oleh PT Pertamina EP Poleng Field untuk mengembangkan berbagai potensi warga dan desa. Dengan menggandeng Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Doudo, dibentuklah desa wisata tematik yang diberi nama Doudo Agro Edu Green Village.
Seperti terlihat pada Jumat (13/9/2024), desa itu ramai dikunjungi anak-anak yang sedang menikmati berbagai keseruan. Di tengah cuaca panas, anak-anak itu asyik mencemplungkan diri ke dalam kolam renang yang ada di dalam kompleks Doudo Agro Edu Green Village. Mereka melakukan eduwisata di sekitar Telaga Rena.
Desa wisata itu tidak hanya mengubah lanskap fisik desa, tetapi juga mengubah nasib warga sepenuhnya. Warga yang dulu diimpit kemiskinan, kini mulai membaik dengan sumber penghidupan yang lebih beragam.
Jika dulu sekitar 80 persen warga, terutama laki-laki, memilih mengais ringgit di negeri jiran Malaysia, kini mulai berubah. Mereka banyak bertahan di desa untuk berkebun seiring dengan pendampingan dari PT Pertamina EP Poleng Field.
Baca juga: "Rasane Sundul Langit" Terus Melejit
”Saya menanam jambu mete di lahan seluas 1 hektar dengan hasil panen sekali setahun bisa mencapai 100 kg mete kering,” kata Maida (50), yang puluhan tahun bekerja di Malaysia.
Desa yang dulu kering, jorok, dan dikelilingi perbukitan batu kapur itu kini menjadi hijau. Dengan kondisi alam desa yang kering, tanaman produktif yang paling cocok adalah jambu mete.
Dengan penghasilan sekarang, yakni harga mete kering Rp 150.000 per kg, jauh lebih menarik bagi warga untuk berkebun di kampung sendiri. Awalnya, mete dijual mentah dengan harga Rp 15.000 per kg. Berkat pelatihan dari PT Pertamina EP Poleng Field, Maida mengolah mete menjadi camilan siap santap.
Berkat kekompakan pemerintah desa dan kelompok binaan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Doudo, desa ini sukses mengembangkan pariwisata berbasis masyarakat berkelanjutan, dengan fokus pada pelestarian lingkungan dan budaya. Melalui program ini, Desa Doudo yang awalnya berstatus desa tertinggal kini bertransformasi menjadi desa mandiri.
Kering kerontang
Desa Wisata Doudo atau Doudo Agro Edu Green Village terletak di Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik, dengan luas wilayah 102 hektar yang terdiri dari 2 RW dan 6 RT. Desa ini berpenduduk 1.530 jiwa. Wilayahnya didominasi lahan pertanian, perkebunan, dan perbukitan, kini menjadi daya tarik
Seperti diungkap Kepala Desa Doudo Sutomo, BUMDes terus bergerak menggugah warga agar berkontribusi pada desanya. Berbagai pelatihan pun diberikan kepada warga sesuai minat untuk dapat mengembangkan usaha dari rumah sendiri.
Perbaikan kualitas kesehatan dipacu melalui pengadaan air bersih, sanitasi sehat, sekaligus mengaktifkan kepedulian warga melalui kegiatan lingkungan. (Sutomo)
Untuk menguatkan dukungan bagi warga, desa yang berjarak 60 kilometer dari Gresik ini pun terus melengkapi berbagai sarana, seperti wisata agro, dan kegiatan luar ruang, kolam renang, serta wisata alam yang menyenangkan dan nyaman.
Seiring berjalannya waktu, Desa Doudo semakin mengukuhkan dirinya sebagai destinasi wisata yang menawarkan keindahan alam dan kekayaan budaya yang memikat. Desa ini tidak hanya memikat dengan pesona alamnya yang masih asri, tetapi juga dengan keberagaman budaya dan kearifan lokal yang menjadi daya tarik bagi wisatawan domestik ataupun mancanegara.
Betah di kampung
Dengan dukungan dari pemerintah daerah dan partisipasi aktif masyarakat, Desa Wisata Doudo terus mengembangkan potensi wisatanya. Program pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan-pelatihan di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk lokal sekaligus melestarikan kearifan budaya dan lingkungan alam.
Baca juga: Desa Doudo Mengalahkan Ketertinggalan dengan Air Bersih
Menurut Sutomo, sebelum 2002, Doudo berstatus desa tertinggal dengan kurangnya infrastruktur dan fasilitas kesehatan yang kumuh. Dengan berbagai upaya, Doudo berhasil memperbaiki masalah yang ada dengan mulai membangun gapura desa, jalan lingkungan poros desa, dan usaha tani, hingga membangun pendopo kantor desa.
”Perbaikan kualitas kesehatan dipacu melalui pengadaan air bersih, sanitasi sehat, sekaligus mengaktifkan kepedulian warga melalui kegiatan lingkungan,” ujar Sutomo.
Meski Doudo kian berseri dan mandiri, hingga 2025 Pertamina EP Poleng Field terus mendampingi warga agar tak henti berinovasi. Untuk mengokohkan ekonomi warga sekaligus menjaga alam desa, Pertamina menginisiasi gerakan nasyarakat (germas) dengan slogan Pakai Jas Merah (Pengelolaan Air secara Kreatif Aktif Inovatif Jadikan Sampah Menjadi Berkah).
Program ini juga membidani terbentuknya kampung tematik, antara lain kampung E-Link (edukasi lingkungan Inovatif dan kreatif), kampung 3R (reduce, reuse, recycle), kampung tanaman obat keluarga, kampung sayur, dan kampung Sicantik Cerdas (Siap Cari Jentik Cegah Demam Berdarah Sekarang), dan kampung aloevera.
Dengan target menjadi desa yang memiliki lingkungan sehat, ekonomi cerdas, dan menjadi desa wisata, PT Pertamina EP Poleng Field mendampingi Desa Doudo sejak 2018. Pendampingan itu dilakukan dengan menggarap kampung tematik, meningkatkan kapasitas instalasi pengolahan air limbah (IPAL), membentuk kelompok ekonomi kreatif (Mbok Doudo, Wong Doudo Craft, dan Bank Sampah), hingga membuat Doudo Agro Edu Green Village.
BUMN ini juga mendukung infrastruktur wisata sebagai daya tarik pengunjung, antara lain pembangunan green house, pemanfaatan Telaga Rena dengan pembangunan gazebo, jembatan, flying fox, climb robe, hingga bebek kayuh.
Menelisik potensi dari sudut pandang yang lebih spesifik, Doudo bersama PT Pertamina EP Poleng Field fokus pada desa wisata edukasi/Doudo Eduwisata, dengan target kunjungan dari anak-anak usia dini.
Edukasi yang ditawarkan pun disinergikan dengan potensi alam desa, yakni edukasi pertanian dengan mengajarkan jenis tanaman sayur, metode penanaman, hingga panen. Ada juga edukasi pemeliharaan tanaman secara organik dengan kegiatan pembuatan kompos, pupuk organik cair (POC), eco-enzym, hingga pestisida nabati, edu fun painting dengan kegiatan melukis kaus, gerabah, dan cobek.
Baca juga: Sutomo, Panggilan Jiwa Pengawal Desa
Kegitan edukasi mencakup juga edu fun cooking, yakni kegiatan belajar membuat es krim sayur, membuat olahan aloevera, dan membuat pisang coklat. Selain itu, ada edu ecoprint dengan mengajak anak-anak membuat batik ecoprint.
Doudo yang ditahbiskan sebagai salah satu dari 500 Desa Wisata Terbaik oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada April 2024 ini secara mandiri menawarkan paket wisata edukasi dengan berbagai kategori.
Paket itu ialah paket kangkung Rp 10.000, paket sawi Rp 25.000, paket brokoli Rp 45.000, dan paket labu madu Rp 65.000. Selama paket wisata tersebut beroperasi, Doudo mendapatkan peningkatan penghasilan melalui kelompok sadar wisata (pokdarwis) sebagai pengelola wisata rata-rata Rp 15 juta tiap bulan.
Hal ini menjadi tolok ukur keberhasilan program pendampingan PT Pertamina EP Poleng Field yang dilakukan selama lima tahun terhadap pengembangan jati diri Desa Doudo hingga naik status menjadi desa mandiri.
Manajer Field Poleng Kuwat Riyanto mengatakan, program pemberdayaan masyarakat ini merupakan upaya Pertamina EP Poleng Field untuk memandirikan masyarakat di wilayah ring 1 perusahaan. Upaya ini juga mendukung agenda internasional Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama Tujuan 8, yakni Pekerjaan yang Layak dan Pertumbuhan Ekonomi.
Melalui kolaborasi dan ketekunan warga, Desa Doudo yang dulu miskin kini mandiri. Perubahan yang dahsyat membuat warganya memilih mengais rezeki di rumah sendiri tanpa perlu merantau ke luar negeri.