Sambut Paus Fransiskus, Ekspor-Impor melalui Motaain Dihentikan
Penutupan ekspor-impor selama empat hari mulai 8 September. Setelah Paus tinggalkan Dili, ekspor-impor kembali dibuka.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·2 menit baca
ATAMBUA, KOMPAS — Terhitung mulai Minggu (8/9/2024), kegiatan ekspor dan impor di Pos Lintas Batas Negara atau PLBN Terpadu Motaain, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, dihentikan sementara. Penghentian dilakukan demi mendukung kelancaran perjalanan umat Katolik yang hendak mengikuti misa akbar bersama Paus Fransiskus di Dili, Timor Leste.
Administrator PLBN Terpadu Motaain Maria Fatima Rika mengatakan, ekspor-impor akan kembali dibuka pada 12 September 2024. ”Ini berdasarkan hasil kesepakatan bersama antara PLBN Terpadu Motaain dan Pos Batugade Timor Leste,” katanya.
Perjalanan umat Katolik dari NTT ke Timor Leste diperkirakan mulai meningkat pada Minggu ini dan akan memuncak pada Senin (9/9/2024). Adapun rencana kedatangan Paus Fransiskus pada Senin. Selanjutnya, Paus memimpin misa akbar pada Selasa (10/9/2024).
PLBN Terpadu Motaain kini menjadi satu-satu pelintasan Indonesia-Timor Leste yang masih dibuka. Total ada empat pelintasan resmi. Tiga pelintasan lain, yakni PLBN Motamasin, PLBN Napan, dan PLBN Wini, sudah ditutup sejak 1 September lalu. Penutupan itu dengan alasan keamanan menjelang kunjungan Paus Fransiskus.
PLBN Terpadu Motaain terhubung langsung ke Dili, ibu kota Timor Leste. PLBN itu merupakan titik pelintasan paling ramai, termasuk untuk jalur ekspor-impor. Sebagian besar komoditas ekspor-impor melalui PLBN Terpadu Motaain.
Dalam catatan Kompas, nilai ekspor di PLBN Terpadu Motaain sepanjang 2023 sekitar Rp 50 miliar per bulan. Nilai ekspor paling tinggi terjadi pada Oktober, yakni Rp 82,05 miliar, sedangkan angka terendah terjadi pada April, yakni Rp 36,61 miliar.
Adapun sepanjang empat bulan pertama 2024, nilai ekspor tertinggi pada Maret, yakni Rp 57,83 miliar, sedangkan terendah pada April, yakni Rp 41,78 miliar. Kendaraan pengangkut komunitas ekspor yang melewati pos tersebut rata-rata 500 unit setiap bulan.
Jenis komoditas yang diekspor di antaranya laptop, printer, air meneral, obat, semen, sayuran, batako, senjata, besi beton, kertas nasi, furnitur, cabai, telur, kosmetik, dan pakaian dalam. Selain itu, ada garam, perkakas plastik, kacang kedelai, keramik, dan pakan anjing.
Sementara itu, jumlah pelintas terus meningkat. Sepanjang 2023, total pelintas di PLBN Motaain 258.778 orang. Mereka terdiri dari warga negara Indonesia yang datang 61.846 orang dan berangkat 63.899 orang, serta warga negara asing yang datang 67.775 orang dan berangkat 65.368 orang.
Secara terpisah, Marlon Pareira (40), sopir truk ekspedisi jalur Kupang-Dili, mengatakan, pihaknya tidak mempermasalahkan penutupan sementara aktivitas ekspor dan impor. Hal itu sebagai bentuk dukungan mereka terhadap kelancaran perjalanan umat Katolik ke Dili.
Diperkirakan, pergerakan umat Katolik dari NTT lebih dari 1.000 orang.
”Kalau ekspor-impor dibuka pun kami tidak bisa masuk sampai ke Dili karena sejumlah ruas jalan ditutup. Kami akan menunggu berhari-hari di jalan. Jadi, lebih baik ditutup sampai Paus tinggalkan Dili,” kata Marlon yang biasa mengangkut barang kebutuhan pokok.
Sementara itu, Sekretaris Umum Pusat Pastoral Keuskupan Atambua Yosef ML Hello mengatakan, sekitar 600 umat Katolik dari Keuskupan Atambua akan berangkat ke Dili pada Senin. Mereka akan menggunakan bus dan minibus. Waktu tempuh 2-3 jam.
Selain dari Keuskupan Atambua, akan pergi ke Dili juga umat yang mendaftar melalui Keuskupan Agung Kupang dan mereka yang pergi secara mandiri. Diperkirakan, pergerakan umat Katolik dari NTT lebih dari 1.000 orang.
Kunjungan Paus Fransiskus ke Dili ini menghadirkan kembali memori tentang kunjungan Paus Yohanes Paulus II tahun 1989. Kala itu, Dili masih menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebanyak 250.000 orang menghadiri misa yang dipimpin Paus di Lapangan Tasitolu, Dili.