Dikabarkan Jangkiti Warga Brebes dan Batang, Dinkes Sebut Jateng Nihil Mpox
Jateng masih nihil kasus Mpox. Masyarakat diminta waspada dengan menerapkan hidup bersih dan sehat.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Dalam sepekan terakhir, kabar dugaan adanya warga yang terjangkit Mpox tersebar di Brebes dan Batang, Jawa Tengah. Setelah dicek lebih lanjut, dua kasus tersebut bukan Mpox. Dinas Kesehatan Jateng menyebut, hingga Minggu (8/9/2024) wilayahnya masih nihil Mpox.
Belakangan, masyarakat digegerkan dengan sebuah pesan berantai yang menginformasikan adanya pasien di Rumah Sakit Mitra Keluarga Slawi, Kabupaten Tegal, yang diduga terjangkit Mpox. Pesan itu disertai dengan foto seorang pria yang sedang berbaring. Pada kepala dan leher pria itu terdapat gelembung-gelembung air seperti cacar air.
Awalnya, sempat beredar kabar bahwa pria yang diduga terjangkit Mpox tersebut adalah Penjabat Bupati Brebes Iwanuddin Iskandar. Kabar itu lantas dibantah oleh Pemerintah Kabupaten Brebes. Menurut Kepala Dinkes Kabupaten Brebes Ineke Tri Sulistyowaty, pria yang diduga terjangkit Mpox itu merupakan warga Kecamatan Songgom, Brebes, yang sehari-hari bekerja di Tegal.
Setelah mendapatkan informasi dari petugas Dinkes Kabupaten Tegal pada Minggu (1/9/2024), Ineke langsung melapor ke Dinkes Jateng. Kala itu, Dinkes Jateng menyarankan agar pasien diduga Mpox itu dipindahkan ke Rumah Sakit Umum Daerah Brebes untuk diperiksa lebih lanjut.
”Pada Senin (2/9/2024), hasil pemeriksaan dari dokter spesialis kulit dan kelamin di RSUD Brebes menyatakan tidak ada pembengkakan pada kelenjar getah bening dan tidak ada lesi di telapak tangan pasien. Hal itu mengindikasikan bahwa pasien tersebut tidak menderita Mpox,” kata Ineke saat dihubungi, Minggu.
Hasil pemeriksaan dari RSUD Brebes itu lantas dikonsultasikan ke Dinkes Jateng. Petugas dari Dinkes Jateng juga menyatakan bahwa pasien itu menderita cacar air biasa, bukan Mpox. Karena kondisinya terus membaik, pada Jumat (6/9/2024), pasien itu diperbolehkan pulang.
Menurut Ineke, kasus dugaan Mpox itu menjadi pengingat bagi masyarakat untuk selalu waspada terhadap penularan Mpox. Ia mengimbau masyarakat untuk selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, salah satunya dengan mencuci tangan dengan sabun sebelum dan setelah beraktivitas.
Kabar terkait adanya pasien diduga Mpox juga menjadi perbincangan masyarakat di Batang pada Kamis (5/9/2024). Di wilayah tersebut, seorang pria berinisial M diduga tertular Mpox dari saudaranya di Tegal. Setelah mendapatkan informasi tersebut, petugas dari Dinkes Batang langsung mendatangi M di rumahnya.
Kepala Dinkes Batang Didiet Wisnuhardanto mengatakan, M tidak menderita Mpox. M disebut telah mendapatkan perawatan dari dokter dan mengonsumsi obat yang diresepkan dokter tersebut.
”Saat tim Dinkes Batang melakukan kunjungan pada Kamis, lesi di tubuh pasien sudah mengering, tidak ada lagi demam, dan pasien tidak mengeluhkan gejala apa pun. Kami memutuskan untuk tidak mengambil spesimen karena kondisinya sudah membaik. Namun, kami akan terus mengawasi untuk memastikan tidak ada penyebaran lebih lanjut,” ujar Didiet.
Sementara itu, Kepala Dinkes Jateng Yunita Dyah Suminar menuturkan, hingga Minggu, wilayahnya masih nihil Mpox. Dia meminta masyarakat untuk tenang, tetapi tetap menjaga kewaspadaan. Warga Jateng diharapkan selalu menerapkan pola hidup bersih, sehat, dan menjaga kondisi tubuh tetap prima.
Penularan Mpox terjadi ketika seseorang bersentuhan dengan luka lesi penderita Mpox. Selain itu, Mpox juga dapat ditularkan melalui hubungan seksual berisiko, seperti berganti-ganti pasangan dan hubungan sesama jenis lelaki dengan lelaki.
Kendati belum ditemukan kasus Mpox di Jateng, berbagai upaya telah dilakukan pemerintah setempat sebagai langkah antisipasi. Upaya tersebut yakni menyiapkan fasilitas kesehatan dan rumah sakit rujukan, serta berkoordinasi dengan otoritas kesehatan bandara.
Menular
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Jateng Irma Makiah mengatakan, Mpox biasanya menjangkiti monyet. Namun, penyakit itu bersifat zoonosis atau dapat menular ke manusia.
Menurut Irma, penularan Mpox terjadi ketika seseorang bersentuhan dengan luka lesi penderita Mpox. Selain itu, Mpox juga dapat ditularkan melalui hubungan seksual berisiko, seperti berganti-ganti pasangan dan hubungan sesama jenis lelaki dengan lelaki.
”Gejalanya ada ruam, lesi bendol-bendol, demam, nyeri telan, dan yang khas ada pembesaran getah bening atau limfadenopati. Benjolannya ada di ketiak, belakang telinga, pangkal paha, dan leher,” ujar Irma.
Irma menambahkan, di dunia ada 99.176 kasus Mpox dengan 208 kasus di antaranya menyebabkan kematian. Sementara itu, di Indonesia tercatat ada 88 kasus Mpox yang semuanya telah dinyatakan sembuh.
Mpox disebut Irman bisa dicegah dengan vaksin. Namun, pada saat ini, vaksin Mpox diprioritaskan untuk populasi kunci, seperti mereka yang memiliki risiko tinggi kontak dengan penderita Mpox dan penderita HIV.