Serasa di GBK Bersama Paus Fransiskus meski dari Layar
Di mata sejumlah umat, Paus Fransiskus hadir di setiap sudut Indonesia.
Umat yang tidak bisa hadir dalam misa akbar bersama Paus Fransiskus di Stadion Utama Gelora Bung Karno atau GBK, Senayan, Jakarta, Kamis (5/9/2024), mengikuti misa secara daring. Suasana tetap khidmat kendati misa diikuti secara daring. Paus Fransiskus serasa hadir di antara mereka.
Misa dimulai serentak pukul 17.00 WIB mengikuti jadwal di GBK. Meskipun sedang memimpin misa akbar di Jakarta, semangat Paus Fransiskus hadir di tengah umat Gereja Katolik Keluarga Kudus, Pontianak, Kalimantan Barat.
Yuvensius Leo (22), salah satu umat di Gereja Katolik Keluarga Kudus, mengatakan, ia mengikuti misa untuk merasakan suasana di GBK kendati hanya secara daring dari Pontianak. Leo seakan berada di GBK Jakarta.
Leo mengenal sosok Paus Fransiskus yang selalu mendorong perdamaian dunia dan juga sosok yang memberi perhatian khusus kepada anak-anak. Selain itu, Paus sempat membahas keberagaman di Indonesia bersama Presiden Joko Widodo.
Lewat kunjungan Paus Fransiskus, Leo berharap, toleransi antarumat beragama makin kuat. Apalagi, pada Kamis siang, Paus berjumpa dengan sejumlah pemuka agama di Tanah Air mewujudkan toleransi.
Senada dengan itu, Veronika Emilia (23), umat lainnya, juga merasakan suasana seperti berada di GBK Jakarta. Emilia melihat sosok Paus, selain rendah hati, kerap menyapa umat di mana pun dia berada, juga mendorong perdamaian dunia. Paus menyapa seluruh kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. ”Bahkan, menyapa masyarakat yang beragam,” ucap Emilia.
Emilia berharap kunjungan Paus mempererat hubungan antarpemeluk agama. Apalagi di Indonesia terdiri atas beragam kelompok. Meski berbeda keyakinan dan suku, tetap membangun perdamaian.
Semangat Paus Fransiskus turut menghangatkan hati Imelda Kase (55) yang menatap layar televisi. Matanya berkaca-kaca ketika melihat pemimpinnya, Paus Fransiskus, berada di tengah lautan manusia yang memenuhi Stadion Utama Gelora Bung Karno. Ia terharu.
Dari rumahnya di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, yang berjarak lebih kurang 2.000 kilometer dari Jakarta, Imelda mengikuti misa akbar secara daring. ”Nonton di televisi juga tidak apa-apa. Saya puas,” katanya dengan suara lirih.
Ia menonton bersama cucunya. Agar khusyuk, lampu ruangan sengaja dimatikan. Begitu juga kegiatan rutin setiap sore, seperti mencuci piring, menyapu, dan memberi makan ternak untuk sementara ditunda sampai selesai misa.
Baca juga: Paus Fransiskus Serasa Hadir di Pontianak kendati Umat Mengikuti Misa secara Daring
Imelda tidak beranjak dari tempat duduknya selama misa berlangsung. Ia mengikuti tata perayaan, seperti gerakan, nyanyian, dan menyimak pembacaan kitab suci serta khotbah Paus dalam bahasa Italia yang tidak ia pahami. Ia mengikuti misa akbar sampai selesai.
Imelda tak seberuntung puluhan ribu umat Katolik yang mengikuti misa secara langsung di GBK. Padahal, ia ingin hadir di sana. Ia tak punya ongkos untuk bisa pergi ke Jakarta. Butuh biaya paling sedikit Rp 8 juta untuk tiket pesawat, hotel, dan makan-minum.
Gereja penuh
Antusiasme umat mengikuti misa bersama secara daring juga dirasakan di Kota Yogyakarta. Salah satunya misa daring yang digelar di Gereja Santo Antonius Padua Kotabaru.
Sekitar 1.000 umat dari berbagai penjuru kota sudah mulai memenuhi gereja sekitar pukul 16.00 atau satu jam sebelum misa dimulai. Pihak gereja menyiapkan satu layar besar dan sejumlah monitor yang menayangkan secara langsung jalannya misa di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.
Kursi tambahan yang disiapkan di pelataran dan halaman gereja pun terisi. Bahkan, sejumlah umat harus mengikuti misa selama sekitar 1,5 jam itu dengan berdiri karena tak kebagian tempat duduk.
Baca juga: Ibadah Bersama Paus Fransiskus lewat ”Live Streaming”, Perjalanan Spritualitas Mendalam bagi Warga
Dari rumahnya di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, yang berjarak lebih kurang 2.000 kilometer dari Jakarta, Imelda mengikuti misa akbar secara daring. ’Nonton di televisi juga tidak apa-apa. Saya puas.’
Salah satunya adalah Stella Maris (33), yang dengan setia berdiri untuk mengikuti misa bersejarah bersama Paus Fransiskus ini meskipun hanya melalui layar kaca. Dia berjalan kaki dari tempat kerjanya di sebuah kampus ke gereja sejauh sekitar 1 kilometer.
”Sejak jauh hari saya sudah meniatkan untuk ikut misa bersama Bapa Paus meskipun hanya secara daring,” katanya.
Bagi dia, sosok Paus Fransiskus sangat menginspirasi. ”Di usia senja, Bapa Paus masih mau datang menyapa umatnya di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Kunjungan Paus ke Indonesia juga sangat bermakna karena sekaligus memberi dukungan moral dan spiritual bagi negara,” ujar Stella.
Lain lagi dengan Paulinus Harjanto (54), yang datang jauh-jauh untuk mengikuti misa daring di Gereja Santo Antonius Padua Kotabaru dari tempat tinggalnya di Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman. Jaraknya lebih dari 10 kilometer.
Bagi dia, misa ini teramat istimewa karena dipimpin langsung oleh pemimpin tertinggi umat Katolik dunia. ”Sebagai wujud kecintaan kepada pemimpin tertinggi umat Katolik, walau agak jauh, saya usahakan tetap datang,” tuturnya.
Baca juga: Paus Fransiskus Serukan Kasih dalam Olimpiade Akbar Kehidupan
Lebih dari 800 umat Katolik mengikuti misa daring di aula dan selasar Gereja Hati Kudus Yesus atau Katedral Surabaya, Jawa Timur, Kamis sore, bersamaan dengan misa akbar Paus Fransiskus di GBK Jakarta. Pelaksanaan misa daring merupakan inisiatif paroki-paroki di Indonesia untuk umat yang tidak dapat pergi ke Jakarta menghadiri ekaristi akbar. Dari Keuskupan Surabaya, jumlah umat yang terpilih dan berangkat ke misa akbar sebanyak 2.265 orang, termasuk imam dan kategorial atau komunitas rohani.
Salah satu umat yang datang ke Katedral Surabaya ialah Abraham G, kadet Akademi Angkatan Laut (AAL). ”Kami naik bus dari AAL, yang datang semua kadet Katolik untuk mengikuti misa daring,” ujarnya.
Baca juga: Dua Bulan Bersiap demi Sekali Seumur Hidup Bisa Misa Akbar bersama Paus Fransiskus
Umat lainnya, Elisabeth Wahyudi, mengatakan, misa daring diadakan pukul 17.00 WIB berdekatan dengan jam pulang kerja. ”Setelah bekerja langsung ke sini. Kalau misa harian sore biasanya pukul 18.00 WIB,” ujar umat Paroki Gembala yang Baik itu.
Pastor Kepala Paroki Hati Kudus Yesus RD Cornelius Triwidya Tjahja Utama atau Romo Tomi menyatakan, misa daring tidak diadakan di dalam gereja karena kesatuan dengan ekaristi akbar di Jakarta. ”Kami menggunakan dua aula dan selasar barat, kapasitas 1.000 kursi, tetapi yang datang 800-850 orang,” ujarnya.
Romo Tomi melanjutkan, kehadiran Paus Fransiskus merupakan sukacita bagi umat, termasuk di Keuskupan Surabaya. ”Semoga kita dapat mewartakan pesan, berkat, dan perutusan Bapa Suci,” katanya.
==============================================================
Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam Whatsapp Group Pembaca Kompas”Liputan Khusus Kunjungan Paus”. Melalui grup tersebut, Kompas akan mengirimkan rekomendasi bacaan terkait kunjungan Paus Fransiskus. Klik di sini untuk mendaftar dan bergabung.