Seremoni kegiatan ekspor 18 ton biji kopi arabika ke Belanda berlangsung di daerah Gedebage, Kota Bandung, pada Jumat siang. Belanda menjadi negara kedua tujuan ekspor kopi arabika Kelompok Tani Wanoja pada tahun ini.
Kegiatan ini dihadiri Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat Muhamad Nur, Kepala Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia Ekspor dan Jasa Perdagangan Sugih Rahmansyah, dan Ketua Kelompok Tani Wanoja Eti Sumiati.
Pengiriman biji kopi arabika Kelompok Wanoja melalui Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta ke Pelabuhan Rotterdam. Biji kopi arabika yang diekspor Wanoja ke Belanda dihargai Rp 150.000 per kilogram.
Eti dalam sambutannya mengatakan, Kelompok Tani Wanoja total sudah dua kali mengekspor kopi arabika pada tahun ini. Sebelumnya, Kelompok Wanoja mengekspor 7 ton biji kopi arabika ke Arab Saudi pada 23 Februari 2024 lalu.
Ia mengungkapkan, Kelompok Wanoja yang memiliki 108 anggota ini melakukan penanaman, pengolahan, hingga mengekspor biji kopi arabika secara mandiri. Adapun luas lahan perkebunan kopi milik Kelompok Wanoja kini mencapai 108 hektar.
”Tentunya Wanoja berhasil mengekspor biji kopi arabika berkat bantuan sejumlah pihak. Kami mendapatkan bantuan peralatan, pelatihan hingga pendampingan dari Bank Indonesia, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jabar serta Dinas Pertanian Kabupaten Bandung,” tutur Eti.
Eti menuturkan, mayoritas anggota Wanoja adalah perempuan. Kelompok Wanoja yang berdiri sejak tahun 2012 ini telah menjadi wadah pemberdayaan kaum perempuan di daerah tersebut.
”Dengan upaya ini, anggota kami yang mayoritas perempuan menjadi lebih mandiri. Mereka tidak lagi bergantung dari suami untuk membeli kebutuhan hidup sehari-hari, tetapi juga sebagai tulang punggung keluarga,” ujarnya.
Ia menambahkan, Kelompok Wanoja akan kembali mengekspor biji kopi arabika ke Arab Saudi pada bulan depan. ”Kami akan mengirimkan 30 ton biji kopi arabika ke Arab Saudi pada Oktober mendatang,” kata Eti.
Devisa negara
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat Muhamad Nur memaparkan, Wanoja merupakan salah kelompok UKM binaan BI Jabar yang sukses memasarkan produknya ke level dunia. Hal ini dibuktikan Wanoja yang telah berulang kali melaksanakan ekspor.
Diketahui BI Jabar selama ini telah memberikan bantuan sarana dan pelatihan bagi kelompok tani kopi di enam kabupaten. Enam daerah ini meliputi, Bandung, Bandung Barat, Garut, Sumedang, Subang, dan Bogor.
Nur menilai, upaya Wanoja mengekspor 18 ton biji kopi arabika ke Belanda telah menambah devisa negara. Hal ini juga berdampak menjaga stabilitas perekonomian negara dan nilai tukar mata uang rupiah.
”BI terus bersinergi dengan pemda di Jabar dan Kementerian Perdagangan untuk membantu pelaku UMKM yang potensial. Untuk Wanoja, kami memberikan bantuan penyediaan mesin pengolahan biji kopi hingga pelatihan untuk meningkatkan kemampuan mereka,” kata Nur.
Kepala Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia Ekspor dan Jasa Perdagangan Sugih Rahmansyah mengaku, Jabar menjadi salah satu provinsi dengan pelaku UMKM yang aktif mengekspor produk buatannya. Total sebanyak 10 pelaku UMKM yang telah mengekspor produk makanan, hasil perkebunan dan kerajinan tangan ke luar negeri pada tahun ini.
”Tahun ini sebanyak 10 UMKM binaan kami dari Jabar yang telah memasarkan produknya di luar negeri. Total komoditas yang telah diekspor 10 UMKM ini lebih dari 100 ton dan nilainya sekitar Rp 5 miliar,” ujar Sugih.